ayat bacaan: Yoh 8 : 1 - 11
====================
Melanjutkan renungan harian kemaren,saya sempat menyinggung perihal hati nurani. Seringkali dalam film2 kartun, kita melihat tokoh yg sedang kebingungan, diapit dua figur kecil di kiri dan kanannya. yang satu berbentuk malaikat, yang satu dalam bentuk iblis. Figur malaikat ini sering diartikan sebagai bentuk hati nurani manusia, yang berulangkali memberi warning, tanda, peringatan akan sesuatu hal. Perasaan bersalah ketika berdosa, tergerak melihat saudara kita yang mengalami musibah, ditimpa bencana, dan sebagainya. Ketika kita menahan keluarnya kata2 kutuk ketika kita marah,mencoba menahan diri, meredakan emosi, sering datang dari ketukan hati nurani. Hati nurani juga kerap dianggap sebagai bentuk empati atau rasa dari seseorang terhadap orang lain disekitarnya. Ada juga yg mengatakan bahwa hati nurani itu adalah wujud dari "bisikan Tuhan". Dan rasanya tidak ada yg bakal tidak setuju, bahwa sejahat apapun seseorang itu, dia tetap punya hati nurani, walaupun kadang hati nurani ini bisa diabaikan, disingkirkan dan tidak didengarkan. Seperti apa sih sebenarnya hati nurani ini didalam injil?
Ada banyak ayat yang menyinggung perihal hati nurani. Salah satunya adalah ketika Yesus sendiri mengajar manusia melalui ketukan pada hati nuraninya, seperti ayat yang saya kutip diatas. Yesus tidak serta merta melarang para ahli Taurat untuk merajam, membentak, membentengi si wanita dan sebagainya. Yesus cuma berkata, dalam ayat ke 7, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Ini wujud ketukan pada hati nurani. Atau dalam Rom 2:15,
"Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela."
Di dalam dunia yang telah dipenuhi dosa ini, ternyata Tuhan membekali setiap manusia dengan hati nurani, yang tidak pernah mati, kecuali manusia pada suatu ketika berubah menjadi robot atau patung tanpa jiwa dan roh. Jika benar demikian, kenapa orang masih juga bisa jahat? Ya, manusia meskipun dibekali dengan ini, namun kita bisa juga mengabaikannya.
Satu pertanyaan lagi yang mungkin terlontar, cukupkah hati nurani ini menjadi benteng buat kita? Tentu tidak.. dari ayat diatas dan beberapa ayat lainnya, kita melihat bahwa Tuhan bisa berbicara atau menegur lewat hati nurani manusia, artinya hati nurani ini adalah satu dari banyak media yang dipakai Tuhan untuk menegur anak2Nya. Artinya disini, hati nurani hanya memiliki kedamaian dan ketengangan yg kokoh, apabila hati nurani kita memandang padaNya. Hati nurani hanya akan penuh dengan kebenaran, damai dan dituntun Roh Kudus. Betapa Yesus dalam ayat diatas mampu menegur hati nurani dua pihak sekaligus hanya dengan satu kalimat. Orang2 saleh yang binasa dalam kesalehannya spt yg ditulis dalam Pkh 7:15, sekaligus dosa perzinahan.
Alangkah indahnya apabila hati nurani kita selalu bekerja dalam tuntunan Roh Kudus. Jika ada diantara anda yang sedang mengalami konflik atau pertentangan dgn hati nurani anda sendiri, berdoalah.. minta Roh Kudus menerangi hati kita, karena kita anak2Nya telah dibekali dengan Roh Kudus. Maka setiap hari, kita akan punya benteng yang kokoh, yakni hati nurani yang ditutun Roh Kudus dan selalu mengarah padaNya.
Hati nurani hanya mampu berfungsi secara maksimal bila dituntun Roh Kudus. Berdoalah dan minta kuasa Roh Kudus menerangi akal pikiran dan hati kita senantiasa.
Friday, December 28, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment