Wednesday, June 11, 2008

Euro 2008

Ayat bacaan: 2 Timotius 2:5
===========================
"Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."


Perhelatan Euro 2008 sedang menyita perhatian penggemar sepak bola di seluruh dunia. Banyak diantara kita yang rela bergadang hingga larut untuk menyaksikan pertandingan demi pertandingan yang digelar. Saya sendiri merupakan salah seorang penggemar sepak bola yang tidak mau ketinggalan. Saya terkesan dari beberapa pertandingan yang telah selesai kemarin. Tim Austria, Swiss, Polandia dan Turki menunjukkan sikap profesional dan sportif menyikapi kekalahan mereka. Terutama untuk Swiss dan Austria sebagai tuan rumah, kekalahan didepan pendukungnya sendiri sebagai tuan rumah pasti sangat menyesakkan. Tapi ditengah wajah2 kecewa, mereka tetap menyambut uluran tangan dari tim yang menang. Italia lawan Belanda juga menampilkan sikap sportif yang tinggi. Bayangkan, meski dibantai 3-0, Italia tidak mencari kambing hitam. Setelah pertandingan Del Pierro berkata: ""ini adalah hasil negatif bagi kami dipandang dari sudut manapun. Kami harus menganalisa apa yang terjadi dengan kepala dingin, untuk mengakui bahwa kami memang membuat kesalahan"". Sebuah komentar menyejukkan dan sportif, meskipun kekalahan tadi pasti sangat menyakitkan, karena Belanda sebelumnya tidak sanggup mengalahkan Italia dalam 30 tahun terakhir.

Betapa sulitnya mengakui sebuah kekalahan. Pada suatu kesempatan, ada seorang teman yang begitu kesalnya dengan kekalahan tim kesayangannya. Dia berkata, "jangankan mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat pada yang menang, menahan emosi saja sudah susah!" Dan seperti itulah mayoritas dari kita terbentuk. Saya merasa miris melihat peta politik di negara kita. Mulai dari pemilihan presiden sampai pemilihan kepala daerah, aroma persaingan tidak sportif ditampilkan secara blak2an. Rasanya sulit sekali menemukan pesaing yang mengakui kekalahan secara sportif. Saya berbicara di tatanan reformasi yang seharusnya menjunjung tinggi nilai2 demokrasi yang sportif. Bukannya mengucapkan selamat dan mendukung penuh kubu pemenang, ucapan2 provokatif atau sinis justru dikeluarkan oleh mereka yang kalah. Tuduhan kecurangan, ucapan merendahkan atau yang paling populer: "kami akan menjadi oposisi" segera dikumandangkan. Itu masih lumayan, karena banyak pula yang mengerahkan massa untuk merusak demokrasi. Sebuah keteladanan bisa kita lihat dari persaingan kandidat presiden dari partai demokrat di Amerika. Setelah berperang dan saling membongkar kelemahan masing2, Obama dan Hillary Clinton ternyata langsung bersatu padu. Hillary menerima kekalahan, mengucapkan selamat dan menyatakan dukungan penuh terhadap sang pemenang. Kata2 pujian dari kedua kubu langsung silih berganti begitu pemenangnya telah diketahui.

Mumpung Euro 2008 sedang berlangsung, mari kita mengambil sebuah pelajaran. Dalam permainan sepak bola ada banyak yang bisa kita pelajari, apalagi hal tersebut alkitabiah. Salah satu nasihat Paulus kepada Timotius salah seorang muridnya dalam suratnya yang kedua ialah agar Timotius bersikap seperti seorang olahragawan, yaitu sportif yang artinya mengikuti pertandingan dengan taat dan patuh kepada peraturan-peraturan olahraga. Menjunjung sportivitas dalam hidup yang penuh kompetisi haruslah diterapkan oleh kita yang menjadi anak2 Allah. Mengakui kekalahan dengan sportif bukanlah berarti menyerah. Kalah atau menang itu biasa, yang luar biasa adalah bagaimana kita menyikapi keadaan dengan lapang dada dan sportif setelahnya. "Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri" (Flp 2:1-3). Selamat menikmati Euro 2008.


Menjunjung tinggi nilai2 sportivitas akan membuat anda menjadi juara yang sejati.

No comments:

Merenungkan Makna Natal (8)

 (sambungan) Seorang hamba Kristus seharusnya rela melepas atribut dan hak dalam melakukan segala yang dikehendaki Tuhan dalam hidupnya. Jan...