Ayat bacaan: Matius 13:46
===================
"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Seberapa jauh kita sanggup mengorbankan milik kita untuk mendapatkan sesuatu yang sangat berharga? Ada banyak orang tua yang sadar betul akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Mereka siap mengorbankan harta milik mereka, menjual simpanannya, menjual tanah, menjual ladang mereka agar sanggup menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Biaya pendidikan yang semakin tinggi membuat banyak orang tua tidak lagi sanggup mengandalkan pendapatan hasil bekerjanya setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Maka mereka pun rela melepas harta bendanya, yang paling berharga sekalipun untuk itu. Suatu kali ada teman saya yang menjual koleksi kaset dan cd kesayangannya agar dapat membeli hadiah ulang tahun kekasihnya. Orang biasanya mampu mengorbankan miliknya yang berharga demi mendapatkan sesuatu yang lebih penting bagi kehidupannya, bagi masa depannya.
Ketika hal-hal yang jelas "kelihatan", seperti pentingnya pendidikan atau menjaga hubungan seperti dua contoh diatas bisa membuat kita sadar betul untuk melakukan pengorbanan akan barang-barang berharga kita, tidak demikian halnya untuk hal-hal yang "tidak kelihatan". Pentingkah sebuah kesempatan untuk turut masuk dalam Kerajaan Surga? Tentu hal itu sangat penting, karena saya yakin tidak ada orang yang dengan sadar lebih memilih untuk disiksa kekal di neraka. Namun ada berapa banyak orang yang mau mengorbankan segala kenikmatan dunia yang bergelimang dosa untuk memperoleh kesempatan masuk dalam Kerajaan Surga? Seringkali kenikmatan-kenikmatan semu dunia membuat orang lupa akan betapa berharganya Surga itu. Mata mereka seolah tertutup oleh semua hal duniawi. Demi menumpuk kekayaan, banyak orang rela mengorbankan idealisme dan kejujurannya, kemudian korupsi, mengambil apa yang bukan haknya. Demi harta dan jabatan bisa membuat orang menghalalkan segala cara, biarpun hal tersebut tidak benar di mata Tuhan. Obat-obatan terlarang bagi pemakainya dianggap memberi kenikmatan, dan mereka rela memberi segala milik mereka untuk membeli obat-obat terlarang itu. Demi cinta, banyak orang rela mengorbankan imannya. Banyak orang lebih memilih untuk memprioritaskan hidupnya demi pekerjaan kemudian mengesampingkan meluangkan waktu buat keluarganya, apalagi buat Tuhan. Dan sebagainya. Mereka rela melepaskan Kerajaan Surga demi mendapatkan segala sesuatu yang hanya semu dan sementara sifatnya.
Ayat bacaan hari ini berbicara tentang pentingnya arti Kerajaan Surga. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Matius 13:44-46). Demikianlah seharusnya orang memandang Kerajaan Surga, seperti sebuah harta terpendam dan mutiara yang indah. Ketika kita bisa memandang seperti demikian, kita pun akan rela melepaskan segala yang kita miliki demi mendapatkannya. Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya menyadari betul hal itu. Begini katanya: "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." (2 Korintus 4: 17) Mengapa demikian? "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (ay 18). Kerajaan Surga memang belum saatnya untuk bisa kita lihat, namun yang tidak kelihatan itulah yang sifatnya kekal. Bukan segala kenikmatan duniawi, harta, jabatan dan sebagainya, yang suatu saat akan habis. Semua itu pada satu ketika akan digoncangkan, seperti yang kita alami hari-hari ini lewat krisis global yang melanda dunia. Namun ada yang tidak tergoncangkan, dan itu adalah Kerajaan Surga. (Ibrani 12:27-28). Kerajaan Surga sifatnya kekal dan tidak tergoncangkan. Bukankah hal tersebut sangat berharga?
Yesus juga mengingatkan pada seorang muda yang kaya dalam Injil Matius 19:16-26. Untuk memperoleh hidup yang kekal, kita harus taat pada segala perintah Allah (ay 17). Yesus kemudian merinci perintah-perintah Allah tersebut dalam ayat berikutnya. "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (ay 18-19). Semua itu sudah dituruti oleh pemuda kaya tersebut. Apa yang masih kurang? Demikian jawab Yesus: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."(ay 21). Pemuda itu menolak, karena dia memiliki banyak harta. Artinya, pemuda itu belum siap untuk mengorbankan segala miliknya, dan belum bisa melihat betapa berharganya kesempatan untuk turut serta dalam sesuatu yang "tidak terlihat", yang kekal sifatnya, yang tidak bisa digoncangkan, yaitu Kerajaan Surga.
Apa yang paling berharga saat ini bagi anda? Apakah itu harta kekayaan, karir, jabatan, status, kekasih atau lainnya? Hari ini saya mengajak teman-teman untuk merenungkan bahwa ada yang jauh lebih berharga dari semuanya itu. Kerajaan Surga bisa menjadi bagian kita, dan itu kekal sifatnya. Karena itu, kita harus siap melepaskan segala sesuatu agar jangan sampai kehilangan kekekalan penuh damai sukacita, tanpa ratap tangis dan penderitaan, selama-lamanya. Let's follow Jesus and receive The Kingdom of Heaven today.
Tidak ada yang lebih berharga dari Kerajaan Surga yang kekal, penuh damai sukacita dan tidak tergoncangkan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment