===================
"Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali."

Apakah kekristenan melarang untuk kaya? Tidak. Apakah kekristenan mengharamkan bekerja keras untuk mencari pendapatan? Sama sekali tidak. Yang dipermasalahkan bukanlah uangnya, tetapi motivasinya. Pengkotbah menulis panjang lebar mengenai kesia-siaan kekayaan jika motivasinya salah. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur." (Pengkotbah 5:11). Kekayaan tidak membuat kita bisa tidur nyenyak. Kemiskinan juga tidak membuat kita tidur nyenyak, itu benar. Yang bisa membuat kita tidur nyenyak adalah mensyukuri apa yang kita peroleh sebagai hasil kerja keras kita. "There is a serious and severe evil which I have seen under the sun.." kata Pengkotbah, "riches were kept by their owner to his hurt". (ay 12). Mati-matian mengejar harta dengan motivasi yang salah adalah seperti orang yang berlelah-lelah menjaring angin, alias sia-sia. Semua itu bisa habis seketika, karena setiap saat ngengat dan karat bisa merusakkannya, pencuri pun bisa membongkar dan mencurinya.(Matius 6:19). Maka penulis Amsal mengingatkan demikian: "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali." (Amsal 23:4) Mencari jalan pintas untuk menjadi kaya dalam sekejap mata tidak akan pernah membawa kebaikan. "Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya." (Amsal 13:11).
Jadi bagaimana yang baik? Yang baik adalah menetapkan skala prioritas yang tepat. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Yang baik adalah melakukan pekerjaan kita dengan serius dan sungguh-sungguh seperti melakukannya untuk Tuhan. (Kolose 3:23). Ingatlah bahwa Tuhan sanggup memberkati anda, mencukupi segala kebutuhan anda. Berkat datangnya dari Tuhan, dan bukan dari segala harta kekayaan yang kita kumpulkan. Karena itu tidak perlu cemas akan hari depan, jangan sampai motivasi bergeser menjadi hamba uang, namun lakukanlah pekerjaan dengan sebaik-baiknya disertai rasa syukur akan Tuhan. Jangan lupa memberkati orang lain melalui apa yang telah kita terima, dan jangan lupa memuji dan menyembahNya. Betapa indahnya jika apa yang kita miliki berasal dari berkat Tuhan yang turun atas kita, berapa pun itu, karena apa yang berasal dari Tuhan pasti memberkati hidup kita dan tidak membawa kita ke dalam kesia-siaan. Carilah dahulu kerajaanNya dan kebenarannya, maka ketika semua ditambahkan kepada kita, kita tidak menjadi sesat dan lupa diri sehingga jatuh dalam berbagai jerat dosa. Apapun pekerjaan anda saat ini, selama tidak menyimpang dari firman Tuhan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh, walaupun mungkin apa yang anda peroleh belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anda sekeluarga. Percayalah Tuhan mampu memberkati anda lewat pekerjaan anda, dan mencukupi kebutuhan anda sehingga anda tidak berkekurangan!
Tuhan mampu memberkati pekerjaan yang kecil sekalipun secara luar biasa