Saturday, April 25, 2009

Hidup Ini Singkat

Ayat bacaan: Ayub 14:1
====================
"Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. (Man who is born of a woman is of few days and full of trouble.)"

hidup ini singkatBeberapa hari yang lalu saya dikejutkan dengan berita meninggalnya teman baik saya. Ia memang sudah beberapa bulan terakhir sakit, tapi saya tidak menyangka bahwa sakitnya itu ternyata mematikan. Siapa yang menyangka, jika teman saya yang umurnya masih muda, baru 26 tahun, ternyata meninggal akibat penyakit lever. Saya mengira ia cuma kecapaian dan butuh beristirahat, karena sebelumnya ia terlihat sehat-sehat saja. Rasa kehilangan bagi orang-orang yang ia tinggalkan sungguh terasa, karena ia adalah orang baik yang selalu setia kawan. Termasuk saya, yang merupakan satu dari sedikit teman terdekatnya. Ditengah rasa kehilangan itu, saya seperti diingatkan bahwa umur manusia ini memang singkat adanya. Ada orang yang bisa mencapai usia lanjut, ada yang mencapai sekitar setengah abad, tapi ada pula yang harus berakhir di usia yang masih sangat muda seperti halnya teman saya. Tidak ada diantara kita yang tahu berapa lama lagi kita punya kesempatan untuk hidup di dunia ini. Yang saya tahu, satu saat nanti semua orang akan mencapai akhir perjalanannya, dimana semuanya harus siap mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan ucapannya selama hidup. Tuhan memang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi kita untuk berbalik kembali kepada jalanNya. Tuhan tidak pernah menutup pintu pertobatan. Tapi itu semua hanyalah berlaku selama kita masih hidup di dunia ini, karena pada suatu saat nanti, semua akan berakhir. Ada saatnya dimana kita akan sampai di penghujung kehidupan dunia untuk masuk kepada sebuah kekekalan. Apakah itu kekekalan yang penuh damai sukacita, atau penuh kegelapan dan kertak gigi.

Malam ini saya diingatkan pada Ayub pasal 14. Judul dari perikop ini adalah "Setelah mati tidak ada harapan lagi". Pasal ini diawali oleh sebuah pembuka: "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan." (Ayub 14:1) Kata "penuh kegelisahan" ini dalam bahasa inggrisnya sebenarnya ditulis "full of trouble" alias "penuh kesulitan" atau dalam versi BIS disebut "penuh derita". Ayub memulainya dengan memberi sebuah peringatan penting betapa umur manusia ini singkat adanya dan penuh pergumulan. Tidak ada manusia yang bisa sepenuhnya lepas dari pergumulan dan tidak ada manusia yang bisa hidup di dunia ini selamanya. Meninggalnya teman baik saya itu semakin membuka mata saya bahwa siapapun kita, bisa dipanggil Tuhan setiap saat. Betapa singkatnya hidup manusia. Jika saat ini kita yang dipanggil, sudahkah kita siap untuk mempertanggungjawabkan segala yang kita perbuat di dunia ini? Sudahkah kita mampu mempertanggungjawabkan penggunaan waktu dan kesempatan yang telah diberikan? Ayub mengatakan demikian: "Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu." (ay 14-15) Ayub menekankan bahwa siapapun kita manusia, saat untuk mati pasti tiba. Pada satu saat nanti ketika waktunya tiba, tidak ada kesempatan bagi kita untuk mengulang hidup ini lagi. Tidak ada orang yang bisa membeli waktu. Tidak ada waktu yang dapat diperpanjang. Waktu, hanyalah bisa dipergunakan dan diisi. Diisi dengan baik atau tidak, waktu akan terus berjalan dan tidak akan pernah menunggu sampai kita mau menggunakannya dengan baik. Ayub bukannya orang yang selalu hidup tanpa masalah. Kita tahu apa yang dialami Ayub begitu tragis. Tapi adalah penting bagi kita, seperti halnya bagi Ayub, untuk terus menaruh harap selama hari-hari pergumulan kita. Adalah penting untuk menjaga setiap langkah, dalam menghadapi masalah dan sebagainya, agar kita tidak salah melangkah dan jatuh pada kesalahan yang fatal, yang bisa mengarahkan kita pada ujung yang salah. Ayub mengingatkan akan pentingnya untuk terus menaruh harap dengan sabar, terus percaya dan patuh pada Tuhan, hingga giliran kita tiba.

Dalam Mazmur kita bisa melihat sepenggal dari doa Musa mengenai masa kehidupan. "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Mazmur 90:10). Masa hidup rata-rata yang ideal menurut Mazmur adalah 70 tahun. Tapi tidak selalu harus 70 tahun, karena bisa lebih, dan sebaliknya bisa kurang. Teman baik saya ternyata hidupnya berakhir pada angka 26 tahun, yang secara relatif masih sangat muda. Sekali lagi, tidak ada yang tahu kapan semuanya berakhir, kapan kita dipanggil Tuhan dan diminta untuk mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah kita lakukan, pikirkan dan ucapkan. Maka Musa pun berdoa agar diberi hikmat untuk sadar akan singkatnya hidup dan mampun mengisinya dengan baik. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (ay 12). Paulus mengingatkan demikian: "dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:16). Ada begitu banyak kesempatan untuk berbuat dosa, karena hari-hari ini adalah jahat adanya, penyesatan ada dimana-mana. Tapi sebaliknya ada begitu banyak pula kesempatan bagi kita untuk bertobat, berbalik dari jalan-jalan yang salah untuk kembali kepada jalan yang benar, sesuai dengan kehendak Tuhan. Berapa panjangpun umur kita di dunia ini, semua itu singkat adanya dibanding kekekalan yang menunggu kita di depan. Ketika waktunya tiba, kita akan sampai pada titik dimana kesempatan untuk bertobat pun berakhir, dan kita tinggal diminta untuk mempertanggungjawabkan segalanya. Hendaklah kita bijaksana dan tidak menyia-nyiakan waktu selama kesempatan masih ada. Tuhan siap menghapus segala dosa kita, menutup pelanggaran kita ketika kita kembali secara total lewat sebuah pertobatan yang sungguh-sungguh. Pergunakanlah waktu-waktu yang tersisa ini untuk memperbaiki cara hidup kita sebelum semuanya terlambat.

Pergunakan waktu dengan bijaksana karena umur manusia ini singkat adanya

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...