====================
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita."

Hari ini saya ingin menyorot sisi lain dari kisah perwira Kapernaum yang menghadap Yesus. Jika kemarin kita melihat bagaimana keteguhan imannya yang mampu percaya secara penuh pada kuasa Tuhan, hari ini mari kita melihat belas kasih yang ia miliki. "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." (Matius 8:6). Perwira Kapernaum itu mendatangi Yesus bukan karena ia sendiri yang sakit, namun karena ia merasa kasihan kepada penderitaan hambanya yang sedang terbaring di rumah sakit. Sebagai seorang atasan seharusnya mudah bagi dia untuk mencampakkan bawahannya dan mencari orang baru. Namun lihatlah ia mau meluangkan waktu untuk repot-repot pergi bertemu Yesus. Dia tidak berhenti pada rasa kasihan saja, tapi ia melakukan sesuatu untuk menolong hambanya. He choosed to do some action instead of ended up feeling sorry. Dan itu membawa hasil nyata dengan kesembuhan hambanya. Ini sebuah sikap yang luar biasa yang bisa kita jadikan teladan. Hati si perwira Kapernaum ternyata penuh dengan belas kasih. Dan yang lebih penting lagi, hati penuh kasihnya disertai dengan sebuah perbuatan nyata.
Amsal Salomo menyebutkan "Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita." (Amsal 14:21). Tuhan memperhitungkan segala belas kasih yang kita tunjukkan kepada sesama kita, walau sekecil apapun. Demikian pula yang dikatakan Yesus. "Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Di hari-hari sekarang ini kita sering menjumpai keadaan yang bertolak belakang dengan apa yang dilakukan sang perwira Kapernaum. Mudah bagi kita untuk melihat atasan yang betindak kasar, semena-mena dan merendahkan bawahannya, namun jarang bagi kita untuk melihat keadaan sebaliknya. Maka keteladanan yang ditunjukkan oleh perwira Kapernaum ini sungguh tepat untuk mengingatkan kita agar memiliki rasa belas kasih tanpa memandang jabatan, status atau tingkatan/strata sosial lainnya. Tuhan sendiri begitu besar belas kasihnya siapapun kita yang mengenal Dia. "Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibrani 8:12). Jika Tuhan saja penuh belas kasih, mengapa kita tidak? Selain itu, saling tolong menolong pun berarti kita memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6:2). Sebagaimana Tuhan mengasihi kita, marilah kita juga mengasihi sesama kita, tanpa terkecuali, siapapun mereka, bukan hanya berhenti pada rasa kasihan tetapi terutama melalui tindakan.
Miliki belas kasih yang peduli terhadap penderitaan sesama kita dan sertailah dengan perbuatan nyata
1 comment:
Thanks for those blessed words...
It reminds me that we really don't have right for not caring even loving others. If Jesus has done it first, then we don't have no more reason for not doing that.
Post a Comment