=====================
"Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya."

Yakobus mengatakan sia-sialah kita beribadah jika kita tidak sanggup mengekang lidah dalam mengeluarkan perkataan. Hal itu dikatakan sama artinya dengan menipu diri sendiri. "Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." (Yakobus 1:26). Ada banyak pula Amsal yang memberikan peringatan untuk berhati-hati dalam mengeluarkan perkataan. Salah satunya adalah "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19). Semakin banyak kita bicara, semakin besar pula kemungkinan untuk mengeluarkan perkataan yang mendatangkan pelanggaran. Ketika kita tidak mampu mengendalikan ucapan, kita akan mudah terjerumus ke dalam percakapan yang mengarahkan kita pada dosa. Gosip, dosa kesombongan, ceroboh dalam berkata-kata, mengumpat dan sebagainya, semua itu bisa dengan sangat mudah keluar dari mulut kita ketika kita tidak punya kendali terhadap apa yang keluar dari mulut kita.
Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita mengenai pentingnya menjaga perkataan. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37). Jangan sampai ketika kita menghadapi penghakiman, kita akan dihadapkan pada daftar panjang perkataan sia-sia yang pernah kita ucapkan selama kita hidup. Seringkali kita mati-matian menjaga sikap, perbuatan dan tingkahlaku kita, namun mengabaikan soal mengeluarkan perkataan ini. Tidak berhati-hati dalam bercanda, kurang awas dalam berbicara. Semua ini nanti harus kita pertanggungjawabkan. Apakah kita mempergunakan mulut untuk memuji dan menyembah Tuhan, mengucap syukur dan memberkati orang lain, atau semua yang keluar hanya sumpah serapah dan lain-lain yang sia-sia sifatnya. Mulut letaknya sama, namun dari mulut yang sama bisa keluar keduanya, baik berkat maupun kutuk. (Yakobus 3:10). Ini harus kita cermati dengan baik, agar segala ibadah kita jangan menjadi sia-sia.
Menjaga sikap, tingkah laku dan perbuatan itu baik. Namun jangan lupa bahwa ada bahaya yang mengancam lewat mulut yang tidak terjaga. Kita diingatkan untuk terus menjaga hati, "karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34). Selain itu, ingatlah pesan penting dari Yakobus. "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" (Yakobus 1:19). Berhati-hatilah ketika berbicara, jangan terlalu banyak mengumbar omongan, karena cepat atau lambat omongan kita bisa menyinggung orang lain. "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran." (Amsal 21:23). Ini tentu bukan berarti kita tidak boleh berbicara, tidak boleh bercanda, namun hendaklah kita selektif dan bijaksana dalam mengeluarkan perkataan.
Pakailah mulut untuk memperkatakan firman Tuhan, bersyukur dan memberkati orang lain
No comments:
Post a Comment