Thursday, February 25, 2010

Kunci Sukses

Ayat bacaan: Filipi 3:13-14
======================
"..tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."

kunci sukses, rahasia kekuatanEverything is against me. Rasanya seperti itulah tekanan yang saya alami hari ini. Ada begitu banyak permasalahan yang bertumpuk-tumpuk, hingga 24 jam rasanya sudah sangat kurang untuk bisa menyelesaikan segalanya sesuai waktu. Masih lumayan jika masalah itu datang satu persatu, tapi sayangnya seringkali tekanan datang beruntun sekaligus dalam satu waktu, membuat kita pusing tujuh keliling. Tekanan-tekanan ini bisa begitu menyita waktu, tenaga dan pikiran kita sehingga kita pun lemah, kehabisan tenaga dan daya tahan. Semua manusia pasti pernah mengalami hal ini. Ada yang mampu bertahan dan kemudian lepas dari semua itu dengan gemilang, tapi banyak pula yang gagal. Menyerah kalah menghadapi tekanan-tekanan itu.

Sebenarnya masalah seperti ini pernah dialami oleh semua orang, termasuk beberapa tokoh besar yang sangat berpengaruh dalam perjalanan sejarah dunia. Ambil dua nama saja, Martin Luther King Jr dan Bunda Teresa. Mereka terus dengan gigih berjuang menurut panggilan Tuhan, meski kita tahu apa yang mereka hadapi tidaklah mudah. Masa-masa berat terus menerpa mereka. Bayangkan memberi makan anak-anak, orang sakit dan kaum miskin di Kalkuta India sebanyak itu. Bayangkan jika seandainya orang-orang atau badan yang tergerak menyumbangkan dana sedang tidak ada atau jauh dibawah jumlah yang harus dibantu. Sementara ribuan orang itu harus terus makan. Anak-anak kecil harus diberi susu dan vitamin agar sehat. Belum lagi harus menghadapi orang-orang yang anti pati terhadap gerakan Bunda Teresa. Martin Luther King Jr tidak kalah sulitnya. Memperjuangkan nasib kaum kulit hitam, melawan diskriminasi ras di Amerika, ia menghadapi resiko yang sangat berbahaya, dan kita tahu hidupnya pun dia serahkan demi perjuangan yang mulia ini. Apa kunci rahasia kedua tokoh luar biasa ini? Kita bisa belajar dari keduanya bahwa yang membuat mereka mampu terus maju dan tetap kuat menghadapi tantangan, tekanan bahkan mara bahaya sekalipun adalah komitmen mereka untuk terus berjalan sesuai garis panggilan Tuhan terhadap mereka. Apapun resikonya, apapun alasannya, mau seberat apapun halangan menghadang di depan, mereka pantang menyerah dan terus berjuang hingga akhir hayat mereka. Jika bukan itu yang menjadi fokus, saya yakin di awal-awal perjuangan pun mereka sudah akan patah dan berhenti.

Alkitab pun mencatat banyak tokoh yang terus menjaga komitmen mereka hingga akhir. Tidak sedikit yang bahkan harus mengakhiri nyawanya sebagai martir. Salah satunya adalah Paulus, yang terus setia menjaga komitmennya mengikuti panggilan Tuhan sampai ke akhir hidupnya. Paulus tadinya dikenal sebagai sosok menakutkan, pembantai orang-orang percaya. Lalu setelah perjumpaan langsung dengan Yesus, ia pun bertobat. Apakah hidupnya menjadi semakin mudah setelah bertobat? Justru sebaliknya. Ia harus menghadapi banyak tantangan berat dalam memberitakan Injil. Kita bisa melihat rinciannya. Dari kaum Yahudi, orang-orang bukan Yahudi dan alam, "..Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian." (2 Korintus 11:23-28). Bukan itu saja, karena Paulus juga menyebutkan bahwa ia juga mendapatkan tantangan dari dalam tubuhnya sendiri. (12:7-8). Tidak ringan bukan? Tapi kita tahu bagaimana Paulus. Dia terus memegang komitmennya hingga akhir. Apa rahasianya? Paulus sudah memberikan kuncinya. Inilah rahasia sukses Paulus: " ..tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14). Paulus menyadari bahwa hidup tidaklah mudah. Paulus menggambarkan bahwa setiap hari ia menghadapi pertandingan iman yang tidak mudah. Melelahkan, sulit, itu pasti. Namun ia menjalaninya dengan terus menatap ke depan. Ia melupakan apa yang ada dibelakangnya, itu bukan berarti tidak ingat lagi, tapi lebih kepada maksud untuk tidak lagi terfokus pada masa lalu. Tidak terbelenggu oleh kesalahan-kesalahan di masa lalu. Merdeka dari ikatan perilaku buruk, dosa atau kebiasaan-kebiasaan yang membinasakan diri secara rohani di masa lalu. Paulus tidak mengarahkan pandangannya ke sana, tapi ia memusatkan perhatiannya ke depan, ke arah tujuan hidupnya, yaitu untuk memenuhi panggilan Tuhan dalam Kristus. Paulus mengatakan panggilannya dengan tegas. "urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat." (2 Korintus 11:28). Itu fokusnya, dan itulah sebabnya maka Paulus bisa tetap tegar dan kuat ditengah badai tekanan, meski harus kehilangan nyawanya di dunia ini. Bukan kehidupan dunia yang menjadi tujuan Paulus, tapi dia tahu ada sesuatu yang menanti di depan sana, sebuah mahkota kehidupan yang telah dijanjikan kepada setiap orang yang mengasihi Tuhan, dan mampu bertahan hingga akhir tanpa kehilangan imannya. Ini disebutkan pula oleh Yakobus. "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 1:12). Dalam versi Paulus, ia menyebutkannya seperti ini: "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi." (1 Korintus 9:24-25).

Adakah saat ini anda tengah menghadapi tekanan-tekanan berat, baik dalam pendidikan, pekerjaan, keluarga, pertemanan atau mungkin dalam pelayanan? Seperti Paulus, kita pun selalu dituntut untuk taat. Tahan uji hingga akhir, hingga kita bisa mencapai garis finish untuk keluar sebagai pemenang. Ada mahkota yang menanti di ujung sana, mahkota yang telah dijanjikan bagi semua orang yang terus memegang komitmennya dengan taat dan setia hingga akhir. Berdoalah dan minta kekuatan dari Tuhan agar anda mampu tegar menghadapi semuanya, dan bertahanlah. Terus bertumbuh dalam iman, jangan putus asa, karena ada "reward" yang menanti anda di depan, dan itu adalah hadiah yang akan membawa anda masuk ke dalam sebuah kebahagiaan kekal, bukan lagi fana seperti apa yang ada di dunia ini. Sebuah komitmen membutuhkan kesabaran dan ketekunan yang memiliki visi jelas kepada tujuan akhir. Itu kunci sukses dan rahasia kekuatan para tokoh yang sangat menginspirasi di atas. Paulus sudah membuktikannya. Martin Luther King Jr dan Bunda Teresa sudah membuktikannya. Sekarang giliran kita. Siapkah kita membuktikan kesetiaan kita menjaga komitmen?

Teruslah bertekun dalam pertandingan iman agar bisa memperoleh mahkota kehidupan

Follow RHO Twitter: https://twitter.com/DailyRHO

1 comment:

ycats_iamis13 said...

sggh diberkati ya dgn tulisan ini..Trus anthusias menulis utk sharing sama teman2 lain..God bless yah

Menjadi Anggur Yang Baik (5)

 (sambungan) Seringkali proses pengubahan ini seringkali tidak menyenangkan. Ada kalanya kita harus mengalami berbagai hal berat dan menyaki...