Monday, April 5, 2010

Putus Cinta

Ayat bacaan: Mazmur 13:3a
======================
"Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?"

putus cintaPutus cinta sungguh menyakitkan. Sebagian besar dari kita tentu pernah merasakannya. Sebuah hubungan yang sudah terjalin sekian lama, koneksi antar batin yang sudah terjalin, akan terasa sangat perih ketika hubungan harus terputus karena satu dan lain hal. Seorang teman saya sedang mengalaminya. "Perih banget, mau gila rasanya.." katanya sambil menahan tangis. Hubungannya memang terbilang masih singkat, masih kurang dari 6 bulan. Tetapi menurutnya hubungan itu sudah sangat dalam. Saling mencintai, hari-hari dijalani berdua dengan indah dan penuh kebahagiaan, namun ternyata harus putus karena orang tua kekasihnya tidak setuju. Dalam seketika sang kekasih memutuskan untuk menghentikan semua hubungan, baik dari chatting, jejaring-jejaring maya, telepon bahkan sms sekalipun secara tiba-tiba. Tampaknya ia ingin belajar secepatnya hidup tanpa kehadiran orang yang ia cintai, mungkin itu cara yang harus ia ambil untuk secepatnya melanjutkan hidup. Namun tak pelak teman saya pun terpukul karena semuanya berubah drastis dalam waktu yang sangat singkat. Ia kelimpungan, kesakitan dan merasa hancur. Waktu terasa berjalan sangat lambat dan setiap detik rasa perih menusuk hati pun terasa. Tidak mudah memang mengalami kejadian putus cinta seperti ini apalagi jika itu terjadi karena pihak lain dan bukan karena tidak lagi saling cinta. Ada banyak orang yang tidak tahan hingga harus memutuskan untuk melakukan tindakan bodoh dengan mengakhiri hidup mereka.

Ditinggalkan orang yang kita kasihi tentu sakit rasanya. Bagai luka menganga, seringkali luka itu akan terus meninggalkan bekas dan tidak akan bisa sembuh dalam waktu singkat. Dalam saat-saat seperti itu kita seringkali merasa seolah-olah Tuhan tidak peduli terhadap penderitaan kita, karena rasa perih yang kita derita dari detik ke detik terasa begitu menyakitkan. Seolah-olah Tuhan memalingkan mukanya bersembunyi dari kita. Itu yang dirasakan pula oleh Daud ketika ia tengah gelisah dan bersedih. "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?" (Mazmur 13:2). Apakah Tuhan memang begitu tega meninggalkan kita ketika kesedihan tengah mendera? Tentu tidak. Tapi kita bisa saja merasakan seperti itu akibat tekanan beban yang terus menyiksa. "Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?" (ay 3a). Kita tentu ingin Tuhan segera turun tangan memberi kelegaan, tetapi ada kalanya Tuhan membiarkan kita mengalami itu semua terlebih dahulu. Bukan untuk menyiksa, tetapi sebagai pelajaran bagi kita. Mungkin Tuhan mau kita belajar untuk menjadi lebih kuat, lebih tegar. Mungkin Tuhan mau kita belajar dari kesalahan terlebih dahulu, jika masalah timbul akibat kesalahan kita. Mungkin Tuhan sedang melatih iman kita agar mulai mengandalkan Tuhan di atas segalanya. Mungkin Tuhan mau mengajarkan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, semua adalah milikNya dan kapan saja Dia berhak mengambilnya. Atau alasan-alasan lainnya yang dipandang baik oleh Tuhan. Tapi satu hal yang pasti, semua itu pasti bertujuan untuk mendatangkan kebaikan, dan itu haruslah kita sadari agar kita tidak terlena dalam kesedihan berlarut-larut.

"Consider and answer me, O Lord my God.." "Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku!" (ay 4). Daud pun berseru dalam kesedihannya. Betapa doa seperti inipun sering kita panjatkan dengan lirih ketika kesedihan begitu menyesakkan dada. Namun bedanya, Daud tidak mau berlama-lama tenggelam dalam keluhannya. Segera ia mengingatkan jiwanya agar kembali percaya dan mengandalkan Tuhan. "Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu." (ay 6a). Bahkan lebih dari itu, dia pun menyanyi bagi Tuhan, sebab meski dalam keadaan sedih sekalipun Daud yakin bahwa Tuhan telah berbuat baik kepadanya. (ay 6b). Hal seperti inilah yang seharusnya kita lakukan. Jiwa yang penuh duka lara, hati yang serasa teriris perih tidak akan mampu berbuat apa-apa jika kita tidak segera diingatkan agar kembali percaya kepada pertolongan Tuhan, yang pasti akan datang pada saatnya. Itulah yang dilakukan Daud. Lihatlah sebuah seruannya yang sudah tidak asing lagi bagi kita. "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:12). Ingatlah bahwa berharap kepada Allah tidak akan pernah berakhir percuma. "Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58b).

Dengarlah satu lagi berita baik ini: Tuhan tahu persis bagaimana rasa sakit yang ditimbulkan oleh patah hati! "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka." (Mazmur 147:3). Lihat bagaimana Tuhan berjanji untuk menyembuhkan dan membalut luka-luka yang timbul akibat putus cinta atau patah hati langsung dengan tanganNya sendiri. Bukankah janji ini indah? Tuhan siap untuk merawat kita hingga pulih seperti semula.

Ketika kita sedang mengalami kesedihan mendalam, baik ketika kita ditinggal oleh orang yang sangat kita sayangi atau mungkin baru mengalami putus cinta dan sebagainya, tidaklah salah untuk mengambil waktu berduka dan berkabung untuk sementara. Ada kalanya kita perlu mengambil waktu khusus seperti itu untuk kembali memulihkan diri kita. Namun janganlah larut dalam kepedihan terlalu lama. Manfaatkan waktu-waktu itu untuk kembali merenungkan kebaikan Tuhan dan ingatkan jiwa kita untuk memandang Allah dan dengan sabar menantikan penguatan daripadaNya. Pakailah waktu-waktu itu untuk belajar dan melatih banyak hal dari dalam diri kita. Percaya dan berharaplah terus kepada Tuhan, dan jangan lupa untuk tetap mengucap syukur. Tuhan akan segera memberi kekuatan kepada kita untuk kembali melangkah melanjutkan perjalanan hidup kita. Jangan biarkan kesedihan terus menguasai kita berkepanjangan, jangan sampai kehilangan pengharapan terlebih janganlah tergoda untuk melakukan tindakan bodoh yang bisa berakibat fatal. Tetap pegang janji Tuhan, percayalah sepenuhnya kepadaNya. Tuhan tidak akan menutup mata dari penderitaan kita, dan pada saatnya Dia akan segera memberi kelegaan dan kekuatan.

"Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka." (Mazmur 147:3)

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

10 comments:

Unknown said...

sungguh bagus sekali :)
izin copas ya :)
saya sertakan Sumbernya kok :)
Terimakasih :)
GB

Elvin Pasunda said...

Keren dah… hmmm iziN copas jga ya n izin ngedit sbgn isix untuk dsesuaikan dgn kdaan shbtku…mkasih sblmx…Gb

Unknown said...

setelah baca renungan ini,puji Tuhan hati aku jadi lebih tenang.

Unknown said...

Puji Tuhan :D
pergumulanku kini berkurang.
terimakasih hamba Tuhan yg posting ini :D

Anonymous said...

thanks your post,,
bermanfaat!
keluh kisah yg kita hadapi serahkan kepada tuhan!!

Anonymous said...

thanks your post,,
bermanfaat!
keluh kisah yg kita hadapi serahkan kepada tuhan!!

wipi, langit itu tak terbatas said...

:)

Unknown said...

Terima kasih renungannya..Sangat menguatkan.😇

Unknown said...

Ini yg q alami skrg..saat org yg dsyang pergi meninggalkan krna tak restu org tua..smga renungan ini bisa mnguatkan dan kiranya ada jalan yg terbaik

Unknown said...

terima kasih atas post artikel ini.sama hal yang terjadi padaku saat ini.

Merenungkan Makna Natal (3)

 (sambungan) Mari kita baca dan renungkan ayat-ayat berikut. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaru...