Ayat bacaan: Amsal 20:5
======================
"Counsel in the heart of man is like water in a deep well, but a man of understanding draws it out." (English Amplified Bible)
"Wanita itu sulit dimengerti." Terlalu sering sudah kita mendengar kalimat ini. Memang, wanita diciptakan berbeda dengan pria. Secara umum wanita lebih mengandalkan perasaannya, sedang pria berada pada sisi logika. Kedua sisi berbeda ini sering membuat keduanya sulit untuk saling memahami atau mengerti satu sama lain. Tidak jarang pula sisi perbedaan yang tidak diwaspadai ini terekspos secara terlalu besar dalam sebuah keluarga dan mengakibatkan runtuhnya hubungan yang sudah dibangun selama ini. Alasan tidak ada lagi kecocokan kerap menjadi alasan berakhirnya sebuah hubungan. Wanita itu sulit dimengerti, mungkin benar, tetapi bukan berarti kita tidak akan pernah bisa memahami mereka. Di sisi lain berlaku pula sebaliknya. Pria pun sama seperti wanita, dan sudah merupakan kebutuhan semua manusia, butuh dimengerti.
Petrus mengingatkan pentingnya bagi suami untuk bisa memahami istri sepenuhnya. "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." (1 Petrus 3:7). Dalam versi Bahasa Indonesia sehari-hari, kata "hiduplah bijaksana" ini diartikan "hidup dengan penuh pengertian". Atau dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "live considerately".Ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para suami, begitu penting sehingga dikatakan bahwa doa-doa kita bisa terhalang jika kita mengabaikan kewajiban untuk memahami pasangan kita masing-masing. Secara luas prinsip ini pun berlaku sebaliknya. Siapapun kita, menikah atau tidak, butuh untuk dimengerti, sejauh atau sedalam yang mungkin dilakukan oleh orang lain. Kita terlahir dengan kebutuhan seperti itu dan menjalani hidup dengan kebutuhan itu. Jika kita ingin dimengerti, maka sudah seharusnya pula kita belajar untuk lebih memahami orang lain. It works both ways, and imagine how wonderful life would be if we understand each other, deeply.
Amsal Salomo menuliskan: "Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya." (Amsal 20:5). Dalam Bahasa Inggrisnya dikatakan: "Counsel in the heart of man is like water in a deep well, but a man of understanding draws it out." Isi hati orang berbeda-beda, sifat orang berbeda-beda, dan terkadang sulit untuk diselami, bagaikan air yang dalam, like water in a deep well. Tapi itu bukan berarti kita bisa menjadikannya alasan untuk tidak mau mengerti mereka. Amsal Salomo berkata, hanya orang yang memiliki pengertian (a man of understanding) lah yang sanggup menimbanya. Dalam kesempatan lain Salomo juga menegaskan: "Understanding is a wellspring of life to those who have it, but to give instruction to fools is folly." (Amsal 16:22). Understanding, atau pengertian, adalah sumber kehidupan, kebahagiaan bagi yang memilikinya. Tapi orang yang tidak memiliki pengertian adalah seperti orang bodoh, yang akan tersiksa oleh kebodohannya sendiri.
Tidak ada orang yang mampu memahami orang lain sepenuhnya 100%, tentu saja. Tetapi itu bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita selalu bisa memperoleh sesuatu yang baru dari mereka setiap hari. Kita bisa terus belajar untuk itu. Belajar menghidupi "the wellspring of life" kita, hidup berdampingan secara harmonis dengan setiap orang, rukun dan damai. Dan itu semua bisa kita alami apabila kita mau mulai belajar untuk lebih mengerti orang lain. Tidak hanya berpusat pada ego diri sendiri, apa maunya kita saja, tetapi mulai memikirkan alasan-alasan orang lain ketika memutuskan sesuatu, mulai untuk lebih memahami orang lain, meski keputusan yang mereka ambil berbeda dengan apa yang kita anggap baik.
Butuh waktu tentu untuk bisa mengerti satu sama lain. Tapi itu bisa merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi mereka. Sejauh mana kita mau meluangkan waktu untuk belajar memahami orang-orang yang kita kasihi akan menunjukkan sejauh mana kita peduli terhadap mereka. Tidak ada alasan apapun yang pantas kita angkat untuk menghindari hal ini. Tuhan tidak membentuk kita sebagai orang-orang yang tidak peduli, ignorance, berpusat pada ego dan kepentingan diri sendiri, hanya meminta dimengerti tapi tidak mau mengerti. Tuhan rindu setiap kita, anak-anakNya, memiliki belas kasih, yang di dalamnya termasuk pengertian terhadap orang lain. Mungkin sulit, mungkin berat, namun kita bisa melakukannya. Mintalah rahmat Tuhan agar kita bisa belajar untuk lebih memahami orang-orang yang berarti bagi kita, dan bagi orang-orang di sekitar kita secara luas.
Understanding takes time and effort, but we can always learn something new everyday
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment