Wednesday, November 3, 2010

Langit dan Cakrawala

Ayat bacaan: Mazmur 19:2
====================
"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya"

langit dan cakrawalaDuduk berkumpul bersama beberapa tetangga di teras membuat saya berkesempatan memandang langit di malam hari. Betapa indahnya. Lengkungan langit malam yang gelap dihiasi kerlap kerlip bintang dan bulan yang bersinar terang. Pemandangan langit di malam hari seperti itu bagi saya terasa sangatlah puitis. Saya pun tidak berhenti memandang ke atas dan bersyukur atas kebaikan Tuhan menciptakan segala sesuatu yang begitu indah seperti langit yang saya amati malam ini. Siang hari kita melihat langit yang cerah, dengan awan bagaikan kapas lembut terserak di sana, matahari yang bersinar cerah, dan beberapa burung terbang dengan gemulai di sekitarnya. Keindahan matahari terbit dengan warna lembut mulai menerangi cakrawala, atau keindahan matahari terbenam yang membawa keindahan tersendiri, yang seringkali sulit dilukiskan dengan kata-kata. Tidak jarang orang mau bersusah-susah pergi ke beberapa lokasi tertentu dimana mereka bisa menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam ini seperti ke Bali atau puncak gunung Bromo misalnya. Itulah karya keagungan Tuhan yang sanggup berbicara mengenai kemuliaan Tuhan dengan caranya tersendiri.

Daud adalah sosok yang tampaknya suka mengamati keindahan alam dan menyadari betul kemuliaan Tuhan yang terpancar dari segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sangat baik. Beberapa kali Daud melakukan perenungan dari keindahan pemandangan alam yang ia nikmati lalu menuliskan apa yang ia rasakan setelah memandang semua itu. Dalam Mazmur 19 kita bisa melihat salah satunya. Mazmur Daud berkata "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya." (Mazmur 19:2). Daud menyimpulkannya singkat saja tetapi penuh dengan makna. Betapa keindahan langit sebenarnya mampu memberi gambaran tersendiri akan kemuliaan Allah dan cakrawala sanggup menceritakan hasil pekerjaan tangan Tuhan yang sangat artistik sebagai hasil dari Maestro teragung. Daud melanjutkan kata-katanya secara puitis: "hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." (ay 3-5). Keindahan alam yang begitu luar biasa, baik siang ataupun malam adalah sesuatu yang bisa dinikmati semua manusia setiap saat di manapun kita berada, bahkan sampai ke ujung bumi sekalipun. Lewat langit, cakrawala, dan secara luas alam semesta, Tuhan berbicara mengenai keberadaan dan kemuliaanNya kepada semua manusia. Semua itu bisa kita saksikan, semua itu bisa kita lihat dan nikmati. Tapi berapa banyak orang yang mampu menyadari kemuliaan Tuhan dari apa yang ia lihat seperti Daud?

Kembali dalam Mazmur 104 kita mendapati perenungan Daud akan segala karya agung Tuhan lewat keindahan alam hasil ciptaanNya. Bacalah seluruh ayat di dalamnya maka anda akan merasakan sebuah perenungan yang sangat puitis dari Daud akan buah tangan Tuhan, sebuah bukti kemuliaanNya yang selalu bisa kita saksikan dengan amat sangat nyata. Daud mengatakan "Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!" (ay 31). Itulah seharusnya yang terjadi. Atas semua keindahan yang telah Dia ciptakan dengan sangat artistik, seharusnya Tuhan bersukacita atas itu. Tuhan sendiri sudah menugaskan kita sejak awal untuk berkuasa atas itu semua dan mengelolanya dengan baik. (Kejadian 1:28). Tetapi apa yang kita lakukan justru sebaliknya. Seringkali kita tidak menyadari keagungan Tuhan yang luar biasa ini dan bersyukur atasnya. Kita bukannya menjaga kelestarian keindahan alam tetapi malah merusaknya. Global warming menjadi masalah terbesar yang dialami manusia hari ini, dan itu semua adalah akibat dari kegagalan kita bertanggungjawab atas otoritas yang diberikan Tuhan untuk menjaga alam semesta yang telah Dia ciptakan dengan amat sangat baik. Seharusnya kita bersyukur, bertanggung jawab dan memuliakan Tuhan, membuatNya bersuka cita atas segala karyaNya yang istimewa, tetapi kita malah membuatNya berduka dengan segala sifat destruktif kita.

Keindahan alam di pagi hari adalah sebuah bentuk senyum Tuhan yang menyapa kita dengan penuh kasih setiap hari. Keindahan langit di malam hari bagaikan nyanyian selamat malam dari Tuhan yang akan membuat kita tidur dengan seuntai senyuman. Apakah kita sudah menanggapi sapaan Tuhan itu, mengingat Dia yang menciptakan segalanya dengan teramat sangat indah atau kita malah terus menjauh dan mengisi hidup kita dengan kebimbangan, keluh kesah, protes, kekecewaan dan sebagainya? Daud mengingatkan jiwanya untuk menyadari setiap keindahan yang diciptakan Tuhan. "Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu." (Mazmur 104:24). Sejauh mana kita merenungkan apa yang kita lihat saat ini seperti halnya Daud? Sejauh mana kita memuliakan Tuhan kembali atas segala yang telah Dia anugerahkan kepada kita? Sudahkah kita bersyukur ketika kita masih bisa menghirup udara yang segar di pagi hari, ditemani cahaya matahari dalam beraktifitas di siang hari, dan tidur berselimutkan langit penuh bintang di malam hari? Tuhan menyapa kita dengan semua itu, sudahkah kita menanggapinya dengan benar dan kembali menyapa Tuhan dengan penuh kasih pula?

Tangan yang sama yang dipakai Tuhan untuk menciptakan segala sesuatu Dia pakai pula untuk memeluk, memberkati, melindungi dan menjaga kita. Segala keindahan langit, cakrawala dan alam semesta beserta isinya merupakan hasil ciptaan Tuhan yang akan bisa dinikmati umat manusia dimanapun mereka berada. Anda tinggal mengarahkan perhatian anda ke jendela, atau keluar dari pintu rumah anda, maka anda akan melihat betapa besar kemuliaan Tuhan menciptakan alam semesta yang indah ini. Apabila ada di antara teman-teman yang tengah mengalami pergumulan dengan keyakinan anda akan keberadaan Tuhan, pandanglah langit malam ini. Rasakanlah bagaimana langit yang indah itu berbicara banyak secara mengagumkan tentang kasih Allah pada kita, dan bebaskan diri anda untuk diarahkan kepada Maestro teragung, Sang Pencipta langit dan bumi beserta isinya.

Kemuliaan Tuhan terasa secara nyata lewat keindahan langit dan cakrawala ciptaanNya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...