Tuesday, December 21, 2010

Ketika Bercermin

Ayat bacaan: Mazmur 139:14
====================
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya."

bercerminJika anda bercermin, apa yang anda lihat dari diri anda? Ada banyak orang yang akan langsung melihat segala kekurangan mereka, seperti sebuah iklan pelangsing yang menunjukkan seorang wanita sibuk menyilang-nyilang bagian tubuhnya yang dianggap masih kurang ideal dengan spidol. Manusia memang mudah untuk melihat kekurangan-kekurangan, sebaliknya sulit sekali melihat sisi kelebihan mereka. Wajah kurang cantik/tampan, tubuh kurang langsing, kurang tinggi, hidung kurang mancung, kulit kurang putih dan sebagainya, semua itu akan sangat mudah menjadi titik fokus kita ketika bercermin ketimbang memperhatikan dengan seksama betapa luar biasanya Tuhan dalam menciptakan kita dan bersyukur akan hal itu.

Saya tidak tahu apakah Daud tengah bercermin atau hanya merenung ketika ia menuliskan bagian Mazmur yang saya angkat menjadi ayat bacaan hari ini. "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:14). Sedang bercermin atau tidak, yang pasti Daud mengetahui dengan pasti bahwa dirinya bukanlah sebuah hasil kebetulan saja, atau diciptakan asal-asalan tanpa makna. Dia tahu pasti dirinya adalah hasil mahakarya Tuhan yang indah, dan semua itu dahsyat dan ajaib adanya. Maka Daud pun mengingatkan jiwanya agar menyadari sepenuhnya akan hal itu.

Betapa indahnya bunyi Mazmur 139:14 ini. Tidakkah rasanya sangat melegakan jika kita bisa menyadari bahwa kita bukanlah hasil dari sebuah kesalahan atau error/mistake, kita bukan diciptakan sebagai pecundang tanpa arah tujuan. Kita bukanlah dibuat diciptakan seadanya dengan setengah hati, tetapi Tuhan justru mencurahkan segala yang terindah dalam menciptakan kita. Bak Seniman Agung Dia menciptakan manusia secara sangat istimewa. Tidak seperti ciptaan lainnya, kita diciptakan dengan gambar dan rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26), mendapatkan nafas hidup langsung dari hembusan Allah (2:7), tetap berada dalam telapak tangan dan ruang mataNya (Yesaya 49:16), dan sungguh semua itu memang benar-benar dahsyat dan ajaib. Bagi Daud, sulit rasanya untuk bisa memahami jalan pikiran Tuhan ketika Dia membentuk buah pinggang dan menenun kita sejak dalam kandungan. (Mazmur 139:13). Ia pun berseru: "Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!" (ay 17). Apa yang Tuhan pikirkan ketika Dia menciptakan kita secara istimewa dan menjanjikan begitu banyak hal yang indah penuh berkat bagi kita? Apapun alasan Tuhan akan sulit untuk bisa kita pahami, tetapi setidaknya maukah kita menyadari betul bahwa kita diciptakan secara khusus sebagai ciptaanNya yang teristimewa dan berhenti hanya memandang kekurangan-kekurangan kita untuk kemudian fokus dan bersyukur kepada apa kelebihan yang ditanamkan Allah sejak semula ketika Dia menciptakan kita? Jika kita menyadari hal ini dengan baik, kita akan mampu menyadari kebaikan Tuhan dalam diri kita, dan disaat itulah kita baru bisa menggali potensi-potensi yang ada untuk kemudian dipergunakan dalam segala hal yang memuliakan Allah.

Daud melihat segala yang indah dalam dirinya sebagaimana ia diciptakan Tuhan. Ia menggambarkannya sebagai "dahsyat dan ajaib." Bagaimana kita memandang diri kita hari ini? Tuhan sangat menganggap kita istimewa. Begitu istimewanya sehingga keselamatan pun Dia berikan kepada kita atas dasar kedahsyatan kasihNya lewat Kristus. Menjelang hari Natal yang hanya tinggal beberapa hari lagi, marilah kita merubah cara pandang kita terhadap diri sendiri. Mengertilah bahwa siapapun anda, anda adalah ciptaanNya yang istimewa, indah, mulia dan berharga, karya orisinil Tuhan, Sang Maestro Yang Agung.

We are all created special

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...