Ayat bacaan: Lukas 2:7
=================
"dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."
Dalam setiap sandiwara atau operet Natal kita akan selalu melihat bagaimana proses kelahiran Kristus ke dunia. Sebagai Raja diatas segala raja, apakah ada "red carpet" yang dibentangkan buat Dia? Hotel bintang 5? Fasilitas terbaik yang ada di muka bumi ini? Pelayanan 24 jam? Box bayi bertahta berlian dan berselimutkan emas? Kain terlembut dan terhangat untuk membungkusnya? Sama sekali tidak. Yang terjadi justru sebaliknya. Tidak ada satupun tempat penginapan yang ada pada waktu itu mau menampung Yesus dan kedua orang tuaNya di bumi.
Saya membayangkan betapa repotnya Yusuf waktu itu membawa istri yang sedang hamil tua berkeliling dari satu tempat penginapan ke tempat penginapan lainnya. Bagi Maria sendiri situasi itu tentu sangat menyiksa. Coba bayangkan, adakah seorang ibu yang bermimpi untuk meletakkan bayinya di palungan, tempat makanan ternak? Palungan tentu jauh dari kondisi bersih. Tapi itulah kondisi yang harus dihadapi Yusuf dan Maria, juga bayi Yesus. Dan semua ini berawal dari ketidak-adaan tempat sedikitpun di semua rumah penginapan. "Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2:7). Ayat hari ini membuat saya berpikir, tidakkah ada ruang sedikitpun untuk Raja diatas segala raja? Nyatanya tidak ada. Bagi orang lain dan hal-hal lain, ruang itu ada, tetapi bagi Yesus? Tidak ada. Bayangkan, Tuhan yang menciptakan seluruh dunia ini datang, tapi justru tidak ada sedikitpun ruang bagiNya.
Apa yang terjadi di sebuah malam istimewa di Betlehem dua ribu tahun lebih yang lalu belumlah berubah hingga hari ini. Alangkah memprihatinkan ketika Kristus masih saja berada di bagian belakang, terpinggirkan, dalam kehidupan sebagian besar dari kita. Kita mengaku percaya, tetapi Dia hanya mendapat tempat jika hal itu membuat kita merasa nyaman. Ketika ada perintah-perintah dan larangan Tuhan yang terasa mengganggu kesenangan kita, maka dengan segera Tuhan pun dipinggirkan. Kita ingin Dia segera menolong kesesakan kita, tetapi begitu pertolongan itu tiba, secepat itu pula Dia kembali kita sisihkan. Tidak ada tempat buat Yesus. Itu terjadi dua ribu lebih tahun yang lalu, hari ini hal yang sama pun masih terjadi.
Pantaskah kita memperlakukan Tuhan yang sudah meninggalkan tahtaNya untuk turun ke dunia yang penuh penderitaan ini untuk menyelamatkan kita dengan sikap dan perlakuan seperti itu? Hari ini kita bisa hidup dengan janji yang teguh akan keselamatan, hari ini kita bisa memasuki tahta Allah yang kudus dengan keberanian, hari ini kita bisa berhak untuk menerima segala janji Allah dalam kelimpahan, semua itu adalah berkat Yesus. Sudah seharusnya Dia mendapatkan posisi yang paling utama kapanpun, dimanapun dari kita. Sudah seharusnya Yesus mendapatkan yang terbaik dari kita. Sudah seharusnya kita menyerahkan seluruh diri kita kepadaNya, mengasihiNya dan bersyukur tanpa henti kepadaNya.
"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10). Semua untuk kita, sama sekali bukan untuk kesenanganNya. Yesus bukan turun ke dunia dalam rangka berlibur atau mau bersenang-senang. "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya..tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:4-5). Setelah semua itu, masih pantaskah kita menempatkanNya hanya dalam posisi-posisi kesekian, atau bahkan tidak mendapat posisi sama sekali?
Yesus juga berkata "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10). Renungkanlah. Hanya agar kita memiliki hidup yang sesungguhnya, yang tidak terbatas hanya di muka bumi ini, dan memiliki itu semua dalam segala kelimpahan. Bayangkan sebuah gelas yang diisi air yang mengucur deras sehingga keluar dari wadahnya secara melimpah-limpah. Seperti itulah yang dijanjikan Tuhan lewat kehadiran Yesus. Yesus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan. Tidak ada apapun yang bisa menjadi alternatif untuk itu. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Kerinduan Yesus jelas. Dia ingin tinggal diam bersama-sama dengan Allah di dalam diri kita. Bukan hanya sekedar numpang lewat, bukan menginap, tetapi tinggal berdiam atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan kata "dwell" dan bukan "stay". Semua itu hanyalah dimungkinkan apabila kita benar-benar mengasihi Yesus dan menuruti firmanNya. (ay 14). Dengan menjadi milikNya kita pun dilayakkan untuk menerima janji-janji Allah seperti yang Dia janjikan kepada Abraham. Ayat bacaan kemarin menyatakan dengan jelas akan hal ini: "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Galatia 3:29).
Untuk keselamatan dan segala kebaikan untuk kita, dengan digerakkan oleh rasa kasih yang begitu besar, Yesus rela menggantikan kita di atas salib dan menebus semua itu dengan lunas. Tidak satupun yang Dia lakukan untuk kepentinganNya. Alangkah keterlaluan apabila kita tidak menghargai sedikitpun anugerah luar biasa yang telah Dia berikan kepada kita. Pikirkanlah. Dalam segala kesibukan dan hal-hal yang harus kita lakukan, masihkah kita menempatkan Kristus pada posisi teratas atau kita masih terus mengabaikan atau menyisihkan Dia yang telah menciptakan dan begitu mengasihi kita? Mari hari ini kita membuka hati kita sepenuhnya untuk Kristus. Katakanlah kepadaNya bahwa selalu ada ruang yang luas untukNya di dalam hati kita, dan undang Dia untuk hadir dan berdiam disana.
Berikan ruang bagi Yesus untuk tinggal diam di dalam diri kita
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment