Friday, December 17, 2010

Pentingnya Pondasi Yang Kuat

Ayat bacaan: Lukas 6:47-48
======================
"Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya..ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun."

pondasi yang kuatHujan terus mengguyur kota dimana saya tinggal sekarang selama setahun penuh. Hampir tidak ada satu hari pun tanpa hujan. Jalan mengelupas bahkan pecah berkeping-keping seperti terkena ledakan dari bawah, sehingga rasanya seperti berselancar di sungai berbatu ketimbang berkendara dengan mobil. Hari ini di sebuah kompleks perumahan yang tidak jauh dari tempat tinggal saya, saya melihat ada lima bangunan yang tengah berada dalam situasi mengerikan. Curah hujan yang tinggi selama setahun penuh ternyata membuat tanah dimana rumah itu berdiri tergerus habis, mengakibatkan kelima rumah itu anjlok ke bawah. Bayangkan ketika anda di dalam rumah, tiba-tiba rumah anda bergoyang dan turun beberapa centimeter ke bawah. Di belakang rumah itu terdapat tanah kosong yang letaknya jauh dibawah. Artinya, setiap saat rumah itu bisa rubuh ke belakang dan seisi rumah bisa tewas seketika tertimbun tembok-tembok. Memang turunnya "cuma" beberapa centimeter, tetapi itu sudah membuat penopang atapnya patah. Begitu juga dinding-dindingnya retak, beberapa jendela pecah karena struktur rumah amblas ke bawah. Usut punya usut, ternyata kesalahan terjadi karena pembangun tidak memperkirakan hal itu sebelumnya. Pondasi yang dipasang seadanya saja tanpa mempertimbangkan ketahanan dan kondisi tanah, sehingga ketika hujan terus mengguyur sepanjang tahun tanah menjadi lembek dan terus tergerus aliran air. Para pemilik rumah pun kemudian terpaksa meninggalkan rumahnya karena kuatir suatu ketika nanti bisa-bisa rumahnya ambruk berantakan. Rumah yang indah tentu menjadi idaman semua orang. Tetapi indah saja tidaklah cukup. Kekokohan pondasi pun sangat penting, bahkan paling penting karena menyangkut ketahanan rumah dalam melintasi waktu. Apa yang tampak indah belum tentu kuat. Dan itu terbukti dari beberapa rumah yang bernasib malang ini.

Seperti halnya pondasi rumah, demikian juga pentingnya pondasi kehidupan kita. Kehidupan ini tidak akan pernah mudah untuk dijalani. Selalu ada problema, tekanan dan berbagai rintangan yang akan terus menerjang kita dari segala sisi. Kehidupan kita bahkan bisa saja terserang banjir masalah selama bertahun-tahun seperti hujan yang mengguyur kota tempat tinggal saya selama setahun ini. Bagaimana kita bisa bertahan dan tetap tegar ditengah banjir bahkan badai jika kita tidak memiliki pondasi yang cukup kuat? Bisa-bisa terkena masalah kecil yang jika dibandingkan dengan badai hanya berupa angin kecil saja kita sudah amblas. Yesus telah mengingatkan akan pentingnya membangun pondasi yang kuat sebagai dasar untuk hidup. Yesus berfirman: "Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun." (Lukas 6:47-48). Rumah yang dibangun dengan membuat pondasi jauh menembus permukaan akan membuatnya kuat, tidak akan gampang goyah ketika air bah, banjir, atau badai dan gempa melanda rumah itu. Betapa besar peran pondasi yang kokoh dalam menjaga rumah agar tetap tegak berdiri di tengah badai. Seperti itu juga yang akan terjadi apabila kita memperhatikan betul pentingnya meletakkan dasar yang kuat bagi kerohanian kita. Masalah boleh saja silih berganti bagaikan banjir menerpa kita, tetapi itu tidak akan mudah merontokkan kita. Bagaimana jika kita tidak memperhatikan itu? Bagaimana jika kita hanya mementingkan penampakan luar dan hanya ala kadarnya saja atau menganggap tidak penting akan pondasi yang kuat ini? Untuk yang berpikir seperti ini Yesus berkata: "Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." (ay 49). Orang yang tidak peduli dengan dasar yang kuat akan menjadi seperti rumah yang dibangun di atas tanah tanpa dasar, tanpa pondasi yang kuat. Sedikit saja tergerus air, sedikit saja tergoyang, rumah akan rontok pecah dan retak, lalu rubuh, hancur lebur berantakan.

Lihatlah bahwa bangunan boleh saja tampak sama indah dari luar. Namun kualitas sesungguhnya baru akan terlihat apabila ada goncangan atau gangguan menerpanya. Bangunan yang punya pondasi kuat tidak akan gampang rusak meski dilanda berbagai bencana, tapi sebaliknya bangunan yang dibangun ala kadarnya akan porak poranda, hancur berkeping-keping ketika badai, banjir atau air bah datang menghantamnya. Seperti halnya bangunan, demikian pula kerohanian kita. Agar kuat, kita perlu memperhatikan atau bahkan menitikberatkan pertumbuhannya dalam sebuah dasar yang kuat.

Lalu bagaimana caranya? Yesus mengajarkan bahwa rumah yang dibangun dengan dasar yang kuat akan berlaku kepada "Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya". (ay 47). Ini syaratnya untuk membuat sebuah pondasi kokoh kerohanian yang berpengaruh pada kekuatan hidup. Datang kepadaNya, mendengarkan perkataanNya dan melakukan firmanNya. Sekedar mengaku percaya dan mengetahui firmanNya saja tidaklah cukup untuk membangun pondasi kuat. Kita harus pula melanjutkan dengan melakukan apa yang Dia ajarkan. Kita harus melandaskan hidup kita sepenuhnya pada batu karang yang tidak lain adalah Kristus sendiri. (1 Korintus 10:4). Dasar kekristenan bukanlah sekedar rajin berseru kepada Tuhan saja, mementingkan keindahan dari luar saja. Itu tidak akan pernah cukup. Yang akan mendapat tempat ke dalam Kerajaan hanyalah orang yang tidak berhenti hanya sampai disana, tapi melanjutkan pula kepada menjadi pelaku-pelaku firman. Yesus berkata "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21) Tuhan tidak berkenan kepada orang yang rajin berseru, tapi hanya sebatas teoritis saja tanpa disertai praktek atau aplikasi secara nyata dalam kehidupan. Tuhan pun tidak suka kepada orang yang hanya mementingkan keindahan dari luar saja sementara di dalamnya tidak kokoh sama sekali. "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46). Karenanya janganlah berpuas diri hanya ketika kita sudah rajin berdoa, atau ketika kita sudah rajin membaca firman Tuhan. Itu baik adanya, namun tanpa disertai perbuatan nyata sesuai kehendak Tuhan, semua itu tidak akan bermanfaat.

Orang saleh bukanlah orang yang hanya rajin berdoa dan tampak suci di mata masyarakat. Orang yang saleh bukanlah yang terlihat "holy" dari luar, tetapi penuh borok di dalam. Orang saleh bukanlah orang yang tampak alim ketika berhadapan dengan orang lain tetapi ketika tidak ada yang memperhatikan mereka melakukan banyak hal yang berseberangan dengan firman Tuhan. Orang yang saleh sesungguhnya adalah orang yang melanjutkan langkahnya dengan melakukan segala sesuatu dalam ketaatan penuh sesuai firman Tuhan. Bagi orang-orang yang saleh Tuhan menjanjikan begitu banyak kebahagiaan seperti yang tertulis dalam Mazmur 16:1-11. Apa yang Tuhan janjikan seindah ini: "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mazmur 16:11), dan itu semua akan hadir kepada orang-orang yang peduli untuk membangun kehidupannya di atas dasar pondasi rohani yang kuat. Bayangkan kondisi beberapa rumah yang saya sampaikan di atas, mengerikan bukan? Hidup kita pun akan seperti itu jika tidak dibangun dengan pondasi yang benar-benar kokoh. Oleh karena itu hendaklah kita tidak berhenti hanya kepada percaya dan membaca saja, namun melanjutkan itu pula dengan menjadi para pelaku firman yang mampu menjadi terang dan garam di manapun kita berada. Perhatikan baik-baik kehidupan kita apakah sudah dibangun dengan pondasi kuat atau belum. Jika belum, benahilah segera sebelum kita terlanjur amblas luluh lantak berkeping-keping.

Lebih daripada keindahan luar, bangunlah kehidupan di atas pondasi yang kokoh

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...