Ayat bacaan: Mazmur 27:14
=================
"Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!"
Menunggu bagi banyak orang merupakan sesuatu yang membosankan. Tidak jarang pula orang menjadi kesal ketika menunggu. Baik ketika mengantri di bank, kasir dan sebagainya, menunggu kedatangan seseorang yang sudah melewati waktu sesuai perjanjian, menunggu giliran di rumah sakit atau praktek dokter dan lain-lain. Saya mengenal pula beberapa orang yang menjadikan menunggu sebagai sebuah isu penting bagi diri mereka. Maksud saya, apa yang paling mengganggu bagi diri mereka lebih dari hal lainnya adalah apabila mereka harus menunggu. Berbeda beberapa menit saja bagi mereka sudah merupakan sebuah gangguan yang bisa menimbulkan kekesalan bahkan kemarahan. Bagaimana ketika kita menanti jawaban dari Tuhan disaat kita mengalami masalah berat? Seringkali jawaban Tuhan datang tidak secepat yang kita inginkan, dan banyak orang yang menjadi lemah karena ketidaksabarannya.
Dalam Alkitab, kata menanti atau menunggu ini sering diarahkan lebih kepada sikap ketimbang sekedar kata kerja aktif. Menantikan Tuhan, itu artinya mempercayai Dia sepenuhnya. Itu sebuah sikap yang kemunculannya akan sangat tergantung dari seberapa besar kita mempercayai Tuhan dalam segala permasalahan yang kita hadapi. Daud berseru "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14). Dalam bahasa Inggrisnya ditulis lebih panjang: "Wait and hope for and expect the Lord; be brave and of good courage and let your heart be stout and enduring. Yes, wait for and hope for and expect the Lord." Kita tahu Daud bukanlah orang yang sama sekali tidak pernah mengalami masalah. Justru sebaliknya, dia kerap berada dalam situasi mencekam, bahkan tidak jarang nyawanya terancam dalam kejaran musuh. Tapi justru dari Daudlah kita menemukan seruan seperti ini, sebagai gambaran sikap hatinya dalam menghadapi berbagai situasi sulit dalam perjalanan kehidupannya.
Bagaimana Daud bisa memiliki sikap seperti itu? Jika kita membaca Mazmur 27 ini dari awal, maka kita akan mendapatkan dasar-dasar pemikiran Daud yang akan membuat kita mengerti mengapa dia bisa seperti itu. Awal Mazmur ini dibuka dengan "TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" (ay 1). He sees God as his Salvation, Refuge and Stronghold. Seperti itulah Daud memandang Tuhan. Lewat pengalaman-pengalaman pribadinya sejak kecil dia tahu bahwa Tuhan selalu sanggup melepaskannya dari bahaya. Jika dulu bisa, mengapa sekarang tidak? Selanjutnya ia berkata "Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu." (ay 5). Dalam situasi bahaya, Daud yakin sepenuhnya bahwa Tuhan akan menyembunyikan dan melindunginya. Untuk itu Daud berharap agar Tuhan tidak menyembunyikan muka darinya, lebih dari orang tuanya di dunia (ay 8-10). Dan kita bisa melihat imannya yang dengan tegas berkata: "Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!" (ay 13). Semua ini merupakan hasil dari pengalaman pribadi Daud yang akhirnya ia pakai untuk memberi nasihat kepada kita agar mau terus menantikan Tuhan meski situasi yang kita hadapi sangat sulit dan pertolongan Tuhan belum juga datang seperti yang kita harapkan.
Menantikan Tuhan itu artinya percaya sepenuhnya kepadaNya, menyerahkan seluruh hidup kita ke dalam tanganNya. Menantikan Tuhan juga membawa banyak kebaikan bagi kita. Bagi orang yang tekun menantikan Tuhan, Tuhan berjanji untuk tidak akan mendapat malu "Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu." (Yesaya 49:23). Orang yang menantikan Tuhan juga dikatakan akan mendapatkan kekuatan baru: "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yesaya 40:31) bahkan dikatakan pula akan mewarisi negeri. "Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri." (Mazmur 37:9). Sama sekali tidak merugikan bukan?
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, seperti apa akhir dari perjuangan kita ketika menghadapi masalah, tetapi semua tergantung dari sikap dan keputusan kita apakah kita mau menantikan Tuhan dengan sabar dan tekun, percaya sepenuhnya kepadaNya atau kita mau menyerah dan lebih memilih untuk meninggalkan Tuhan dan mencari alternatif-alternatif lain. Daud membuktikan bahwa menantikan Tuhan itu menyelamatkan hidupnya, dan jika Daud mengalami seperti itu, mengapa kita tidak? Percayakanlah hidup kita sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, dan teruslah meneguhkan serta menguatkan hati dalam menantikan Tuhan. Pada saatnya nanti, anda tidak akan menyesal telah mengambil keputusan itu.
Tekun dalam menanti-nantikan Tuhan akan membawa kita menyaksikan pertolonganNya yang ajaib
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment