Friday, February 11, 2011

Tuhan Menyediakan

Ayat bacaan: Keluaran 4:10
===================
"Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."

Tuhan menyediakanMenginginkan peningkatan dalam pekerjaan adalah dambaan semua orang. Tetapi berapa banyak yang berani melangkah menghadapi tantangan untuk itu? Kebanyakan orang hanya ingin gajinya atau jabatannya meningkat tanpa tambahan beban tanggung jawab dan pekerjaan. Itu tidaklah mungkin. Semakin tinggi kita naik, artinya semakin besar pula tanggung jawab yang harus kita emban. Tidak jarang pula kita harus berhadapan dengan tantangan-tantangan baru yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Bagi banyak orang hal seperti ini menakutkan, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap berjalan di tempat ketimbang melangkah naik ke jenjang berikutnya. Sangatlah ironis ketika ada banyak orang termasuk anak-anak Tuhan juga yang sulit maju karena merasa tidak mampu dan takut menguji kekuatan "sayap" mereka dalam berusaha. Yang lebih ironis lagi, ada di antara anak-anak Tuhan ini yang sebenarnya menyadari bahwa semua itu merupakan jalan dari Tuhan bagi mereka untuk maju, bahkan tahu bahwa Tuhan sudah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan anak-anakNya, tetapi rasa takut untuk melangkah tetap saja lebih dominan dalam diri mereka ketimbang mempercayakan Tuhan di atas segalanya secara nyata.

Masalah seperti ini sudah menjadi sebuah hal klasik sejak jaman dulu. Bahkan sosok besar seperti Musa sekalipun mengawali langkahnya dengan ketidakpercayaan diri berlebihan sehingga lebih mau menolak tawaran luar biasa Tuhan ketimbang menjalaninya dengan penuh rasa syukur. Ketika Musa diutus Tuhan buat kali pertama, Musa menanggapinya dengan merasa dirinya penuh kekurangan dan menyatakan tidak sanggup melakukan perintah Tuhan. "Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (Keluaran 4:10). Tuhan memberikan tugas yang mulia untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dan menuju tanah berlimpah susu dan madu. Ini sebuah tugas mulia yang tidak diberikan kepada sembarang orang. Seharusnya Musa sadar bahwa itu adalah sebuah kehormatan besar. Tetapi Musa membiarkan dirinya dipenuhi berbagai alasan yang berdasar kepada keterbatasan atau bahkan kelemahannya sebagai seorang pribadi. "Aku tidak sanggup, aku gagap, mereka tidak akan mau mendengarkanku. Jadi utus saja orang lain, seperti saudaraku misalnya.." kira-kira seperti itulah jawaban Musa. Kita tidak akan tahu pasti apa yang mendasari pikiran Musa untuk merasa rendah diri seperti itu. Apakah karena ia harus terpisah dari orangtuanya sejak bayi dan harus berada dalam budaya asing, apakah karena ia merasa sebagai minoritas meski dibesarkan layaknya seorang pangeran, atau karena ia baru saja meninggalkan status kemewahannya untuk kembali kepada siapa dirinya yang sebenarnya, kita tidak tahu pasti. Tapi alasan-alasan seperti yang disampaikan Musa tersebut sesungguhnya dialami banyak orang hingga hari ini. Ada begitu banyak orang yang lebih mengarah kepada ketidakmampuannya ketimbang mempercayakan segala sumber daya, kemampuan, talenta terlebih penyertaan Tuhan untuk menapak naik.
Apa yang menjadi jawaban Tuhan atas perkataan Musa? "Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:11-12). Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa semuanya ada ditanganNya, dalam kuasaNya. Artinya, jika Tuhan sudah memutuskan untuk memakai Musa, seharusnya Musa sadar bahwa Tuhan tentu sudah mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk itu. Bahkan secara langsung Tuhan mengatakan akan: (1) menyertai lidahnya, jika itu yang menjadi masalah buat Musa, dan (2) mengajarnya untuk menyampaikan apa yang harus ia katakan. Dari sini kita bisa melihat meski tugas itu tidak mudah, tetapi Tuhan sebenarnya hanya meminta kesediaan Musa untuk menjadi penyambung lidahNya. Kepada kita pun sama. Tuhan sudah menjanjikan rancangan masa depan yang penuh harapan seperti yang Dia firmankan dalam Yeremia 29:11, tetapi untuk itu dibutuhkan keberanian kita untuk melangkah atas dasar kepercayaan kita sepenuhnya untuk berada dalam kendali Tuhan. Ketika Tuhan menghendaki kita untuk naik lebih tinggi dan menuai berkatNya lebih lagi, pada saat itu pula Tuhan sebenarnya sudah menyediakan segala yang kita butuhkan untuk itu. Dia adalah Allah yang menyediakan, dan itu harus kita imani sungguh-sungguh agar kita tidak berhenti dengan berjalan di tempat saja.

Dalam Filipi Paulus berkata "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Lalu lihat pula janji Tuhan berikut: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (ay 19). Mengapa kita bisa menanggung perkara apapun? Sebab Tuhan telah menyediakan kekuatan bagi kita untuk menghadapinya. Jika demikian, mengapa kita harus takut keluar dari zona nyaman kita dan dengan berani menerima tantangan baru? Bukankah Tuhan ada bersama kita dan telah menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk bisa berhasil disana? Jika diantara teman-teman ada yang tengah mengalami pergumulan apakah harus menerima atau menolak sebuah kesempatan naik dengan tantangan yang lebih besar, marilah kita sama-sama menyadari bahwa Tuhan ada bersama kita dan menyediakan segalanya. Apakah anda merasa takut, merasa tidak pantas atas pekerjaan yang lebih baik, merasa tidak sanggup untuk kembali belajar untuk meraih gelar, menceritakan kebaikan Tuhan kepada orang lain dan sebagainya, apapun itu yang membuat anda berpikir bahwa anda tidak mampu dan dengan demikian membuat jiwa anda mengerucut semakin kecil, ingatlah bahwa ketika Tuhan membentangkan sebuah tantangan baru di hati anda, itu artinya Dia sudah memberikan semua sumber daya yang anda perlukan untuk bisa mencapai sukses. Percayakan semuanya kepada Tuhan dan patuhlah kepada perintahNya. Anda akan bersyukur kelak ketika menyadari betapa baiknya Tuhan kita, Tuhan yang menyediakan.

Ketika Tuhan menyuruh, Dia sudah melengkapi terlebih dahulu

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...