Saturday, March 5, 2011

Bersabarlah

Ayat bacaan: 1 Tesalonika 5:14
==================
"sabarlah terhadap semua orang."

sabarPernahkah anda bertemu dengan orang-orang yang memakai fasilitas umum sesuka mereka? Saya rasa ini adalah sesuatu yang kita alami sehari-hari. Misalnya ketika mengantri di ATM, selalu saja ada orang yang tidak peduli dengan antrian panjang dibelakangnya. Mereka santai di dalam sehingga membuat orang-orang dibelakangnya kesal. Itupun setelah keluar sama sekali tidak merasa bersalah. Jangankan minta maaf, rona mukanya pun tidak menunjukkan apa-apa. Mengantri di bank pun demikian. Selalu saja ada orang yang berlama-lama ketika sudah mendapat giliran. Demikian pula di antrian-antrian lainnya. Atau bagaimana dengan orang yang berkendara di jalan tapi tidak mematuhi tata tertib berlalu lintas? Contoh kecil saja, berjalan pelan di tengah jalan, membuat kendaraan di belakangnya harus tersendat semua. Atau setelah lampu hijau tapi tidak segera maju, parkir di tengah jalan dan sebagainya. Masalah-masalah kecil seperti ini biasa kita hadapi, dan sedikit banyak bisa membuat kita kehilangan kesabaran. Kita merasa kesal, menggerutu, dan lama-lama mengutuk dan sebagainya. Saya aslinya merupakan orang yang gampang tersulut emosinya. Dan butuh waktu yang tidak sedikit bagi saya untuk pelan-pelan merubah sifat itu. Menjadi sabar bukanlah perkara yang mudah. Tidak peduli seberapa besar keinginan saya dahulu untuk berubah, kerap kali saya gagal. Apa yang membuat saya akhirnya bisa berubah adalah dengan terlebih dahulu merubah pola pikir saya, mengisi hati dan pikiran saya dengan kasih. Ada kalanya saya masih bisa kesal tentu saja, tetapi setidaknya sebuah pandangan untuk mengasihi orang lain akan cepat membuat saya reda sehingga saya tidak harus terjebak pada berbagai jebakan di balik emosi atau kemarahan.

Pesan untuk menjadi orang yang sabar berulangkali disampaikan dalam Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Yakobus mengingatkan "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:19-20). Janganlah cepat emosi, jangan cepat beradu argumen, tetapi dengarkanlah dahulu apa kata orang, atau cobalah berpikir hal-hal yang positif sebelum kita buru-buru berkomentar. Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi berkata "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Dan itu adalah baik untuk diterapkan agar kita tidak cepat emosi. Orang lama di ATM misalnya, itu bisa mengesalkan kita. Berpikir positiflah tentang itu. Mungkin ada banyak yang harus ia kerjakan, mungkin ia sedang dalam kesulitan, dan pikiran-pikiran seperti itu mampu menjauhkan kita dari ungkapan-ungkapan sesaat akibat kekesalan namun seperti yang dikatakan dalam ayat Yakobus di atas, itu tidaklah mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Kesabaran itu harus bisa mengisi hari-hari kita. Kekristenan selalu berbicara soal kesabaran dalam menanggung segala sesuatu. Bukankah Tuhan sendiri begitu sabar menghadapi kita? Bayangkan apabila sedikit saja salah kita langsung dibinasakan, apa jadinya kita? Tapi Tuhan bukanlah Pribadi yang seperti itu. Dia selalu sabar menghadapi kita, dan selalu menyambut kita dengan penuh sukacita ketika kita datang kepadaNya. Jika Bapa saja seperti itu, masa kita anak-anakNya malah menunjukkan sikap yang bertolak belakang? Dan Alkitab memang berbicara soal kesabaran dalam menanggung segala sesuatu secara luas. Dalam situasi paling sulit pun kita harus bersabar, apalagi dalam situasi-situasi kecil saja, itu seharusnya tidaklah susah untuk diatasi. Bagaimana Tuhan bisa begitu bersabar kepada kita? Jawabannya hanya satu: karena Dia sungguh sangat mengasihi kita. Kasih punya kekuatan besar untuk mentransformasi manusia dan membawa perbedaan nyata ke arah kebaikan secara luas. Dan Firman Tuhan pun sudah menyatakan demikian.

Dalam 1 Korintus 13:4-7 Paulus merinci secara lengkap mengenai hal-hal yang tercakup dalam kasih, dan sabar itu merupakan satu di dalamnya, bahkan disebutkan paling depan. "Kasih itu sabar..." (ay 3). Jadi menerapkan kasih seharusnya bisa membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih sabar. Itu sudah saya buktikan dan ternyata berhasil. Kemudian membiarkan diri kita hidup dipimpin oleh Roh, itupun akan mampu menghasilkan buah-buah Roh dimana salah satunya adalah kesabaran. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23). Hidup oleh kasih dan dipimpin oleh Roh akan membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang baik seperti yang diharapkan Tuhan.

Seruan untuk menjadi orang-orang yang sabar berulang kali diserukan di dalam Alkitab. Dalam Efesus tertulis: "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2). Serangkaian nasihat sebelum Paulus menutup suratnya kepada jemaat Tesalonika pun berisi pesan agar kita bisa menjadi orang-orang yang sabar. "sabarlah terhadap semua orang." (1 Tesalonika 5:14).

Kita tidak bisa menghindari persinggungan dengan orang-orang yang sulit ataupun situasi sulit. Membiarkan diri kita gampang kesal hingga emosi tidaklah baik buat diri kita maupun bagi orang-orang disekitar kita. Kita tidak bisa mengelak dari bertemu dengan kondisi-kondisi seperti itu, tapi kita bisa merubah paradigma berpikir kita dengan hal-hal positif, dan mengisi hati kita dengan sikap yang mengasihi orang lain. Kedua hal ini akan mampu membuat diri kita teduh, sejuk dan dengan demikian kita tidak harus kehilangan sukacita dan bisa tetap menikmati hari demi hari secara maksimal. Jika anda berhadapan dengan orang-orang atau situasi yang berpotensi mengesalkan anda, andalkanlah Tuhan. Rohnya ada didalam anda, sehingga buah-buah yang dihasilkan Roh itu akan mampu membuat anda memandang situasi atau orang tersebut dengan pandangan yang berbeda.Miliki pandangan atas dasar kasih dan buah-buah Roh, itu akan membuat kita menjadi orang-orang yang jauh lebih sabar dalam menghadapi situasi apapun.

Hiduplah dalam kasih dan hasilkanlah buah-buah Roh

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

1 comment:

awisim said...

terpujilah Tuhan yang telah pun memberikan peringatan yang berulang kali tentang sabar. Roh kesabaran sememangnya sudah ada di diri kita sejurus saja kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat kita. yang perlu sekarang ialah ianya menuntut keputusan kita untuk menggunakannya.

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...