Friday, March 11, 2011

Menjaga Hati

Ayat bacaan: Amsal 4:23
===================
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

menjaga hatiAda begitu banyak orang hari-hari ini yang mulai putus asa dan kehilangan harapan dalam hidupnya. Kita bisa mengetahui itu dengan mudah dari apa yang paling sering keluar dari mulut mereka, bahkan air muka saja sudah bisa menyiratkan itu. Ada banyak orang yang saya temui cenderung bicara mengenai hal-hal yang negatif. Mengeluh, bersungut-sungut, menggerutu dan sebagainya. Orang bisa begitu gampang tersulut emosi, menjadi sangat sulit untuk sabar lalu menjadi orang pemarah. Di sisi lain ada orang yang semakin lama semakin tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri, menolak peluang-peluang yang terbuka di depan mata karena merasa diri mereka pasti tidak sanggup untuk melakukannya bahkan sebelum mereka mencoba atau setidaknya memikirkan baik-baik terlebih dahulu. Ada orang optimis, ada orang pesimis. Ada orang sabar, ada yang cepat marah. Ada yang tidak jemu-jemu berusaha meski sudah terjatuh beberapa kali, ada yang menyerah sebelum bertanding. Ada yang terus percaya akan rencana Tuhan walau masih berada dalam situasi sulit, tetapi ada pula yang masih ragu meski mereka baik-baik saja. Ada banyak faktor yang menjadi dasar perbedaan karakter, cara pandang atau pola pikir seperti ini, tetapi apapun itu, cepat atau lambat kita akan sampai pada satu kesimpulan bahwa semuanya bermuara dari satu hal, yaitu hati.

Seperti apa suasana hati kita hari ini? Jika diibaratkan seperti cuaca, seperti apa temperaturnya sekarang, panas atau sejuk? Suhu atau kondisi hati kita akan sangat menentukan reaksi kita dalam memandang kehidupan kita dan bagaimana kita bersikap ditengah persinggungan dengan banyak orang. Ketika hati sedang panas,kita akan mudah terpancing emosi, gampang tersinggung dan sebagainya. Mari kita ambil satu contoh dalam Alkitab, yaitu ketika Kain membunuh saudara kandungnya sendiri, Habel. Mengapa ia membunuh saudaranya? Karena ia iri. Darimana iri itu muncul? Dari hati. Dan Alkitab mencatatnya dengan jelas. "tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram." (Kejadian 4:6). Hatinya panas, itu kemudian membuat wajahnya menjadi muram. Ia menjadi gelap mata, tidak lagi bisa berpikir sehat dan akhirnya ia pun melakukan kekejian, yang rasanya tidak akan mungkin dilakukan oleh manusia normal. Sebuah kejahatan yang fatal terjadi, dan itu semua berasal dari hati yang tidak terjaga dengan baik.

Dalam contoh lain, kepahitan pun bisa timbul dari hati yang kecewa. Dalam hal ini mungkin Naomi bisa menjadi contoh. Tidak tanggung-tanggung, Naomi mengalami kepahitan karena kecewa kepada Tuhan. "Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku." (Rut 1:20). Ayub pun merupakan salah satu contoh yang sempat mengalami kepahitan. Satu kesimpulan yang bisa kita ambil, hati akan sangat menentukan bagaimana kita menjalani hidup. Apakah kita optimis atau pesimis, apakah kita bersukacita atau penuh kepahitan, semua bermuara pada satu hal, yaitu kondisi hati kita.

Firman Tuhan pun sudah mengingatkan hal itu sejak dulu. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Kehidupan itu dikatakan terpancar dari hati. Apapun yang ada dalam hati kita akan terlihat jelas dari cara, gaya dan sikap hidup kita. Dan itu akan sangat menentukan kemana kita akan pergi kelak. Itulah sebabnya kita diingatkan untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Hati yang tidak terjaga bisa sangat berbahaya, dan itu bisa kita lihat pula ayatnya. "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." (Matius 15:19). Dan firman Tuhan kemudian berkata: "Itulah yang menajiskan orang." (ay 20).

Ketika kita bertobat dan menerima Kristus kita sudah diubahkan menjadi ciptaan baru. Hati kita pun diperbaharui sehingga tidak seharusnya segala kepahitan, kekecewaan, keraguan dan keputus-asaan masih bercokol dalam diri kita. Dengan hati yang bersih itulah kita lalu bisa mendekati Allah karena hati kita tidak lagi berisi hal-hal yang jahat tetapi penuh dengan iman yang teguh dan ketulusan. "Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:22). Pemulihan hati setelah pertobatan ini pun sudah disinggung dalam kitab Ulangan, "Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup." (Ulangan 30:6).

Sebentuk hati yang baru ini tetaplah rentan akan pencemaran. Meski sudah dipulihkan dan diperbaharui, kita tetap perlu menjaganya agar tidak kembali kotor seperti sebelumnya. Caranya adalah dengan tetap berjalan bersama Tuhan, mengandalkanNya dalam setiap langkah dan tetap mengisi hati kita dengan firmanNya. "Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15). Hati yang tidak terjaga bisa menjadi tempat subur bagi tumbuhnya akar-akar pahit yang bukan saja menyusahkan kita tetapi juga bisa mencemarkan banyak orang. Adalah penting bagi kita untuk terus tekun menjaga hati kita dengan sungguh-sungguh, karena dari sanalah seluruh kehidupan kita akan terpancar. Teruslah jaga agar kita bisa memiliki hati yang lembut, hati yang mau mengampuni, hati yang tidak kehilangan harapan, hati yang penuh ucapan syukur dan bersukacita, terlebih hati yang mengasihi, lalu pancarkan itu untuk memberkati sesama. Kita bisa memberkati orang lain, itupun akan sangat tergantung dari bagaimana hati kita.

suasana hati akan sangat mempengaruhi cara hidup kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...