Sunday, April 17, 2011

Fear of Flying

Ayat bacaan: Lukas 17:5
===================
"Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

takut terbangApakah anda termasuk orang yang takut terbang dengan pesawat? Ada banyak orang yang mengalami rasa takut ketika mereka berada di dalam pesawat terbang. Ada yang meski takut tapi bisa memberanikan diri, ada pula yang betul-betul tidak mau sama sekali. Dennis Berkamp seorang pesepak bola terkenal yang sudah pensiun dulu merupakan andalan tim Arsenal dan timnas Belanda. Tetapi ia selalu hanya mau memilih jalan darat ketimbang naik pesawat bersama teman-temannya. Ia bahkan rela melepas peluang untuk bermain di ajang prestisius sekelas Piala Dunia karena ia takut terbang dengan pesawat. Istri saya termasuk orang yang tidak nyaman berada di dalam pesawat. Tetapi ia masih mau dan paling-paling menggenggam tangan saya erat-erat sambil terus berdoa. Mengapa banyak orang takut naik pesawat? Data statistik menunjukkan jumlah kecelakaan dengan mengendarai mobil atau transportasi darat lainnya jauh lebih tinggi dibanding kecelakaan di udara. Bahkan kecelakaan menyeberang jalan pun lebih tinggi dibanding kecelakaan dalam penerbangan. Mungkin orang takut pesawatnya jatuh, pilotnya kurang cakap, takut ketika berada di ketinggian, takut berada dalam ruang tertutup dan sebagainya. Tapi menariknya, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa penyebabnya bukan karena takut pesawatnya jatuh, tetapi karena rasa takut kehilangan kendali ketika meninggalkan tanah.

Rasa takut bisa muncul dalam berbagai bentuk. Alasannya pun bermacam-macam. Kita mengenal kata phobia yang bisa tersambung dengan banyak hal menakutkan yang berbeda pada masing-masing individu. Diantara orang percaya rasa takut yang berlebihan seperti ini pun masih sering terjadi. Sudah rajin ke gereja, rajin berdoa, tetapi rasa takut masih saja berkuasa atas diri mereka. Mulai dari rasa takut yang sepele seperti takut berjalan di dalam gelap, takut menatap masa depan, stres menghadapi masalah finansial, putus asa dalam menghadapi anak atau pasangan dan sebagainya. Ada banyak orang yang memang melakukan ibadah secara rajin, tapi kekurangan iman dalam hidupnya. Mungkin mereka sulit mempercayakan hidup kepada Allah yang tidak bisa dilihat kasat mata dan lebih percaya kepada apa yang bisa dilihat di muka bumi yang kita jalani sehari-hari. Akibatnya fokus hanyalah kepada hal-hal duniawi, dan itu dianggap realistis. Masalahnya terletak pada iman yang belum cukup percaya untuk mampu menjawab segala kekhawatiran kita.

Sebesar apa iman itu seharusnya? Tuhan Yesus justru menyatakan bahwa iman sekecil biji sesawi saja sudah mampu menghasilkan sesuatu. "Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." (Lukas 17:6). Hal ini dikatakan Yesus untuk menjawab permintaan murid-muridNya akan iman yang lebih besar. Ketika itu Yesus tengah mengajarkan mereka untuk meningkatkan kemampuan mengampuni ke level yang lebih tinggi. Dan mereka menanggapinya dengan meminta tambahan iman kepada Yesus. "Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" (Lukas 17:5). Maka iman sebesar biji sesawi merupakan jawaban dari Yesus yang sungguh penting. Seringkali kita berpikir bahwa kita membutuhkan iman yang tidak pernah cukup besarnya. Kita ingin lebih dan lebih lagi, padahal sebesar biji sesawi saja, yang ukurannya cuma seujung kecil jari sudah bisa membawa mukjizat yang besar. Ketika para murid gagal menyembuhkan seorang pemuda yang dikuasai roh jahat dalam Matius 17:14-21, ternyata Yesus kembali mengulangi pesan yang sama. "Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." (ay 20). Ya, iman sebesar biji sesawi saja sudah mampu membuat hal yang mustahil menjadi mungkin. Iman sebesar biji sesawi sekalipun sudah mampu untuk membawa kita mengalami keajaiban mukjizat Tuhan.

Penulis Ibrani mendefenisikan iman secara sangat baik. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Kalau kita mempercayai sesuatu yang terlihat itu bukan iman lagi namanya. Bisa tidaknya kita percaya bahwa Tuhan akan melakukan sesuatu bagi kita nanti sementara kita masih belum melihatnya saat ini, itu tergantung sepenuhnya dari iman. Percaya tidaknya kita terhadap jawaban Tuhan atas sesuatu yang kita harapkan, itu tergantung dari iman. Dan ketika orang berpikir bahwa imannya masih terlalu kecil, Yesus menyatakan sebesar biji sesawi sekalipun itu sudah cukup untuk melihat mukjizat Tuhan dinyatakan atas hidup kita. Yang menjadi masalah adalah seperti jawaban Yesus di atas: yaitu "Karena kamu kurang percaya." Berulang-ulang Yesus mengingatkan kita agar jangan takut dan percaya kepadaNya, tetapi kita terus saja ragu dan memandang hanya kepada masalahnya saja. Kita terus mendesak Tuhan untuk melakukan pertolongan sesuai dengan waktu yang kita inginkan. Kita kurang percaya dan tidak mau membiarkan Tuhan melakukan tepat pada waktunya, kita sulit meyakini bahwa waktu yang dianggap Tuhan paling baik adalah yang terbaik pula buat kita. Iman yang kecil saja sudah membawa dampak luar biasa, dan apabila kita masih belum mengalaminya itu berarti iman kita masih berada di bawah ukuran yang sekecil biji sesawi, dan ingatlah bahwa iman itu tidak akan pernah bisa tumbuh apabila kita tidak kunjung belajar untuk percaya kepada Tuhan. Anda memiliki ketakutan akan sesuatu hari ini? Jika ya, inilah saatnya untuk mulai belajar percaya kepada Tuhan. Pegang janjiNya dan lakukan segala sesuatu sesuai kehendakNya. Disanalah anda akan melihat bagaimana iman itu akan mulai bertumbuh, dan ketika sampai kepada ukuran sebesar biji sesawi saja anda akan mengalami banyak hal menakjubkan dari kuasa Tuhan.

Belajarlah percaya agar iman anda bisa bertumbuh

Follow us on twitter: http://twitter.com./dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...