Ayat bacaan: Amsal 16:24
===================
"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang."
Ketika anda sudah berusaha mati-matian dan yang anda tuai hanya kritik, apa rasanya ketika tiba-tiba ada seorang teman yang menghargai dengan mengucapkan kata-kata yang manis? Bagi saya rasanya bagaikan sepercik air segar menerpa muka yang sedang kepanasan dan kelelahan. It's like a splash of fresh, cold water on a hot sunny day. Manis rasanya. Menyegarkan, melegakan, menyenangkan, menggembirakan. Saya bukan orang yang suka mencari pujian dari orang lain, tetapi jujur, ada kalanya saya merasa sedih ketika usaha keras saya tidak mendapat apresiasi apa-apa dari siapapun. Ada atau tanpa pujian saya akan terus maju mengerjakan apapun yang ada di pundak saya dengan sebaik-baiknya, tetapi betapa bahagia rasanya jika ada satu atau dua ucapan yang menyemangati dan mengapresiasinya. Ada beberapa musisi yang sudah berkecimpung di dunia musik secara total menuangkan kreatifitas, waktu, tenaga bahkan tidak jarang mensupport diri sendiri secara finansial selama beberapa dasawarsa, namun mereka merasa tidak ada yang peduli. Salah satunya pernah berkata kepada saya "Yang kenal saja jarang, apalagi yang menghargai", katanya miris. Ketika bertemu dengan orang yang ternyata peduli dan mengerti mereka, itu sangatlah berharga rasanya. "Rasanya tidak sia-sia saya berjuang 20 tahun ini, akhirnya ada yang mengerti saya." katanya. Kita hidup di dalam dunia yang semakin lama semakin individualis, semakin malas untuk menghargai apalagi memberi dukungan termasuk lewat kata-kata yang menyemangati. Penghargaan atas usaha dan kerja keras semakin langka, dan orang lebih tertarik untuk mengkritik atau bahkan berburuk sangka ketimbang mengeluarkan kata-kata tulus yang sedap didengar.
A splash of cold water on a hot sunny day, itu tentu sangat menyegarkan dan bermakna. Dan itu bisa kita rasakan bahkan lewat satu orang saja ditengah ketidakpedulian ribuan orang. Itu tidak akan pernah ada apabila kita tidak memiliki seorang teman pun. Sebuah penelitian yang pernah saya baca mengatakan bahwa kehadiran teman sejati bisa menurunkan tekanan darah, membuat rileks, tenang dan sebagainya. Dengan demikian kita bisa hidup lebih lama dan lebih baik, bahkan ada sebuah penelitian lain yang menyebutkan bahwa wanita secara umum hidup lebih lama dari pria karena wanita relatif punya lebih banyak waktu untuk dilewatkan bersama teman-temannya. Mencari teman di saat kita senang tentu mudah, tapi seorang sahabat sejati biasanya hadir justru di saat kita sedang susah. Salomo berkata: "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17). Dan ketika ada seorang sahabat seperti ini hadir dalam hidup kita, bersyukurlah, karena tidak semua orang bisa merasakannya, apalagi di hari-hari dimana egoisme dan individualisme semakin langka di dunia ini. Dari mereka kita bisa mendapatkan penghiburan, setidaknya kita tahu ada orang yang akan selalu siap mendengar dan memberi penghiburan meski mungkin tidak bisa membantu lebih dari itu. Dan Amsal Salomo pun mengatakan: "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." (Amsal 16:24). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan, "Pleasant words are as a honeycomb, sweet to the mind and healing to the body." Dari sahabat sejati meski satu orang pun, kita bisa merasakan manisnya arti pertemanan yang bukan saja terasa bagai madu tetapi juga bisa menyehatkan atau menyembuhkan tubuh.
Tidaklah heran apabila Paulus menganjurkan kita: "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Semua yang manis, sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Itu yang seharusnya menjadi fokus perhatian kita. Paulus bukan bermaksud mengajak kita untuk bermanis mulut karena ada agenda terselubung dibelakangnya. Dia tidak meminta kita untuk manis jika ada maunya. Paulus mengajak kita untuk tidak mahal memberi pujian dan mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dengan tulus, karena itu akan sangat berarti, bagai sarang madu dan bisa menyehatkan tubuh orang yang menerimanya. Saya yakin tidak terlalu susah bagi kita untuk memberi pujian secara tulus atas usaha keras seseorang, dan itu tidak memerlukan biaya sama sekali. Tetapi lihatlah faedahnya bagi orang yang dituju. Tidak jarang kita melihat orang kembali punya semangat hidup melihat dukungan teman-temannya, bahkan tidak jarang pula orang cepat sembuh dari sakitnya bukan karena obat tetapi justru karena ia merasakan kasih dari para sahabat yang sejati.
Bagi yang pernah mengalaminya tentu tahu betapa besar peran sahabat dalam hidup kita ini. Jika kita merasakannya, mengapa kita tidak menempatkan diri kita sendiri pula sebagai seorang sahabat yang baik bagi teman-teman kita? Mengapa kita harus malas dan merasa rugi untuk membesarkan semangat teman yang sedang jatuh dan seringkali begitu sulit untuk memberi pujian? Serangkaian kata-kata manis pujian bisa begitu berharga seperti segelas air dingin yang manis ketika kita sedang kehausan. Alkitab berkata manis bagai sarang madu dan bisa berfungsi lebih jauh untuk menyembuhkan, obat bagi tulang-tulang, healing to the body.
Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang mau merasakan penderitaan kita, mau menangis bersama dan memberi kenyamanan di saat-saat sulit. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang selalu tertawa bersama kita disaat senang, dan selalu siap membangkitkan kembali rasa sukacita. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang dengan rajin mendoakan temannya. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang tidak sungkan untuk memberi masukan atau kritikan membangun dengan cara yang bijaksana. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang mau berbagi hati dan membuka diri agar bisa saling mengenal dengan lebih baik. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang tidak menyimpan-nyimpan kesalahan tetapi mau memaafkan dan dimaafkan, karena disana kita bisa mengaplikasikan kasih Allah bagi manusia. Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang siap menjadi teman bertumbuh hingga tua, saling berbagi dan mengisi dalam kondisi apapun. Seorang sahabat sejati itu baik bagi jiwa. Jika kita mengharapkan kehadiran seorang sahabat seperti ini dalam hidup kita, bagaimana kalau kita yang memulainya terlebih dahulu?
Jadilah seorang sahabat sejati seperti halnya Kristus mengulurkan jabat persahabatan dengan kita
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment