=====================
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Tidak hanya transaksi online, tetapi dalam berbagai aspek kehidupan pun kita akan berhadapan dengan banyak hal yang menuntut faktor kepercayaan ini. Orang tua tentu harus percaya terlebih dahulu kualitas sebuah sekolah sebelum memasukkan anak-anaknya untuk belajar disana. Jika kita berobat ke dokter, kita harus percaya bahwa resep yang ia berikan berisi obat yang paling tepat untuk menyembuhkan sakit kita. Kalau kita mau dioperasi, kita pun harus menyerahkan sepenuhnya ke dalam tangan mereka. Rakyat harus percaya kepada pemimpinnya, atau kalau tidak bangsa itu akan amburadul dan tidak akan pernah bisa maju. Jemaat harus percaya kepada gembalanya, atau mereka tidak akan bisa bertumbuh dalam komunitas gerejanya. Begitu pula dalam hal kepercayaan. Yesus berkali-kali mengingatkan manusia untuk percaya dengan iman, karena seringkali ketidakpercayaan atau kurang percaya merintangi terjadinya mukjizat Tuhan dalam hidup seseorang. Bahkan pada suatu kali Yesus berkata tegas: "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36). Padahal saat Yesus mengatakan hal itu, situasi yang dihadapi bukan lagi orang yang sakit, tetapi orang yang sudah mati, yang artinya secara logika manusia tidak ada lagi harapan apapun. Tetapi lihatlah bahwa Yesus mengaitkan hal itu dengan faktor percaya. Percaya kepada Tuhan tidaklah tergantung dari situasi, tetapi bergantung kepada seberapa besar iman yang ada untuk mendukung kepercayaan itu.
Kabar baiknya, Tuhan memberikan teladan secara langsung sebagai Sosok yang sangat dapat dipercaya. Tokoh-tokoh di dalam Alkitab sudah merasakannya secara langsung. Seandainya bisa, coba tanyakan kepada Daud, Yusuf, Abraham dan lain-lain, maka mereka pasti dengan tersenyum menceritakan bagaimana buah yang mereka petik dari iman mereka yang bisa percaya penuh kepada janji Tuhan tanpa memandang situasi dan kondisi yang sedang dialami. Lihatlah Daud misalnya yang berkata: "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (Mazmur 34:8). Kecaplah dan lihatlah, itu menunjukkan sebuah ajakan untuk merasakan sesuatu yang sudah terlebih dahulu dialami oleh orang yang mengatakannya. Tidak hanya itu, bahkan dalam Mazmur kita juga bisa membaca sebuah pengakuan yang lebih tegas: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:1) Sangat terbukti. Itu kata yang dipakai, bukan sekedar mudah-mudahan, bukan mungkin atau bisa terbukti, tetapi dikatakan "SANGAT" terbukti. Lihatlah apa kata Tuhan langsung yang tercatat dalam Alkitab: "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah.." (Maleakhi 3:6). Lalu Yesus berkata: "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Markus 13:31). Langit dan bumi pada suatu ketika akan lenyap, they will perish and pass away, tetapi FirmanNya kekal selama-lamanya. Meski Tuhan punya kuasa di atas segalanya dan berhak mengubah apapun sesuai keinginanNya, tetapi Tuhan adalah Pribadi yang konsekuen dengan janji-janjiNya. Tuhan konsisten dengan apa yang telah Dia Firmankan. Betapa bersyukurnya kita memiliki Tuhan dengan pribadi seperti itu, yang bisa kita percaya sepenuhnya, seutuhnya. Jika dahulu Tuhan sudah membuktikan Dia bisa melakukan mukjizat semustahil apapun, hari ini pun sama, besok, lusa dan sampai kapanpun Dia tetap bisa! Sebab "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8).
Jika kita bisa mempercayai pilihan orang tua kita, saudara, guru, dokter, pendeta, pimpinan dan sebagainya, jika kita bisa mempercayai penjual untuk bertransaksi, mengapa sulit bagi kita untuk percaya kepada Tuhan yang berkuasa atas segala-galaNya dan konsisten serta konsekuen dengan segala yang telah Dia ucapkan? Meski Dia berhak untuk mengubah apapun dalam kapasitasNya sebagai Pencipta segalanya, meski Tuhan berhak melakukan apapun karena segala yang ada di alam semesta ini adalah milikNya, tetapi Tuhan menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang sama dahulu sekarang dan sampai selamanya. Petrus mengatakan: "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Sudah seharusnya kita mengerti akan hal ini dan tidak berusaha memasukkan Tuhan ke dalam "time frame" sesuai keinginan kita. Dan yang penting pula, lakukanlah tepat seperti apa yang Dia kehendaki, sesuai isi hatiNya. Tuhan tidak lalai, Dia bukan Sosok yang ingkar janji, Dia adalah pribadi yang konsekuen dan konsisten. Bersyukurlah bahwa kita mempunyai Tuhan seperti itu, dan mulai sekarang buanglah semua keraguan yang ada atau pernah mengisi pikiran dan perasaan kita. Percayalah sepenuhnya kepada Tuhan, serahkan semuanya ke dalam tanganNya, dan selama kita percaya, segala yang terbaik akan Dia limpahkan kepada kita.
God is trustable. He will provide nothing but the best as long as we believe
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
No comments:
Post a Comment