=======================
"Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas."

Uang mendatangkan kebahagiaan, itu kata dunia. Tetapi Alkitab dengan tegas menyatakan hal sebaliknya. Lewat Salomo yang penuh hikmat kita bisa mendapatkan ayat yang menyinggung perihal itu. Ia berkata bahwa "nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." (Amsal 22:1). Sekaya apapun seseorang, namun jika ia dibenci orang, semuanya tidak akan berarti. Bukan saja diri si pelaku korupsi yang akan susah, tetapi keluarga dan orang tuanya pun akan terkena dampak pula dari perilaku mereka. Banyak orang lupa menjaga nama baik demi mengejar harta, dan pada akhirnya penyesalan lah yang mereka dapati. Betapa mereka telah mempermalukan keluarga, mencoreng dan mencemarkan nama baik keluarga yang mereka sandang. Selain hukuman di dunia bisa menjadi konsekuensinya, hukuman berat pun akan datang dari Tuhan yang sangat membenci sikap seperti ini. Safira dan Ananias dalam Kisah Para Rasul 5 seharusnya bisa menjadi contoh bagi kita. Tidak salah jika kita ingin kaya, tetapi perhatikan benar caranya dan untuk apa itu kita inginkan. Karena biar sekaya apapun kita, itu tidak akan pernah lebih berharga dari menjaga nama baik kita dan keluarga. Buat apa kaya harta tetapi kemudian dikecam dan dibenci banyak orang?
Jangan lupa pula bahwa selain menjadi anak dari orang tua kita, dan menyandang nama keluarga, kita juga menyandang status sebagai anak Allah. Allah mengasihi kita sebagai anak-anakNya, Dia telah memberikan begitu banyak berkat dan karunia agar kita mampu untuk hidup ditengah-tengah dunia yang sulit ini, dan berbagai kemampuan untuk hidup benar. Yohanes menyadari benar akan hal itu. "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.." (1 Yoh 3:1). Karena itu sebagai anak Bapa, tentu kita pun harus menjaga nama baikNya. Bayangkan apa yang terjadi jika kita mengaku sebagai anak Tuhan tapi kelakuan kita jauh dari firman-Nya, jauh dari mencerminkan pribadiNya. Bukannya menjadi teladan tetapi malah sebaliknya menjadi batu sandungan bagi orang disekeliling kita. Secara tidak langsung kita menghalangi orang untuk mengenal pribadi Tuhan yang benar. Sebaliknya, jika kita bisa menjadi teladan, terang dan garam bagi orang lain, tentu disana nama Tuhan akan dipermuliakan. Dan itulah yang harus kita lakukan, sebagai orang yang menyandang predikat sebagai anak Tuhan. Kalau belum apa-apa kita sudah menuai kebencian dari orang lain akibat perilaku-perilaku kita yang kurang terpuji, bagaimana mungkin kita bisa menjadi teladan bagi banyak orang? Bukan saja kita yang kena, tetapi nama Tuhan pun bisa tercoreng namaNya gara-gara perilaku kita yang tidak terpuji. Dan itu akan fatal akibatnya.
Dalam satu dari 10 Perintah Allah yang diturunkan pada Musa, Dia sudah mengingatkan kita untuk menghormati orang tua kita. "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16). Di mata Tuhan, menjaga kehormatan orang tua sangatlah penting. Dengan demikian, sangat penting juga bagi kita untuk menjaga kekudusan dan hidup benar sesuai firman Tuhan untuk menjaga nama baik Bapa di surga. Kita harus senantiasa menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan kita agar kita tidak mencemarkan nama Tuhan dan memberi pemahaman yang salah tentang bagaimana Kristus mengasihi manusia. Janganlah kita menjadi batu sandungan yang malah semakin menjauhkan orang lain untuk mengenal Kristus. Sebagai anak Allah, haruslah kita mencerminkan pribadi Allah sesungguhnya, bahkan kita dituntut untuk terus berproses menuju sempurna seperti Bapa. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat 5:48)
Tuhan Yesus sudah mengingatkan sejak jauh hari: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Markus 8:36). Kekayaan tidak akan pernah mampu memberikan kebahagiaan sepenuhnya. Dalam waktu singkat mungkin bisa, tetapi itu tidaklah sebanding dengan nyawa yang kita buang selamanya demi kenikmataan sesaat. Kaya raya tapi dibenci orang lain itu sesungguhnya amatlah menyedihkan. Saya sudah bertemu dengan beberapa orang seperti ini dan lewat mereka saya mendengar sendiri kesedihan hidup dalam kesepian akibat dibenci banyak orang tidak akan bisa terobati dengan harta sebesar atau sebanyak apapun. Tidaklah salah untuk bisa menjadi kaya, tetapi kita harus benar-benar memperhatikan cara-cara yang kita buat untuk memperolehnya. Bekerja dan berusahalah dengan jujur, lakukan semuanya dengan sebaik-baiknya seperti untuk Tuhan. Muliakan Tuhan dengan segala yang kita lakukan, teruslah berbuat baik dan tolonglah orang-orang yang kesusahan semampu kita. Tuhan sanggup melimpahkan semuanya tanpa kita harus menggadaikan kehormatan, nama baik keluarga atau malah mengorbankan keselamatan kita.
Menjaga nama baik keluarga terlebih nama baik Tuhan jauh lebih penting dari harta sebesar apapun
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
No comments:
Post a Comment