Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 18:10
===========================
"...banyak umat-Ku di kota ini."
Beberapa tahun hidup di dalam dunia hiburan meski bukan sebagai artis atau entertainer membuat saya mengenal banyak musisi baik dari dalam dan luar negeri. Banyak orang yang menganggap bahwa dunia hiburan adalah salah satu area yang seharusnya dihindari agar kita tidak terjerumus ke dalam kesesatan, karena di sana ada begitu banyak godaan, jebakan, tawaran dan sebagainya, yang siap membuat kita hancur berantakan dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh janji Tuhan akan keselamatan. Apa yang dianggap banyak orang ini tidaklah sepenuhnya salah, karena kita memang menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang baik kemudian terkontaminasi pergaulan buruk lalu hancur. Bukan saja karirnya tetapi tidak jarang pula hidup dan masa depannya. Tetapi ada satu hal yang saya saksikan sendiri di dalam dunia hiburan yang relatif belum lama saya masuki, yaitu sekitar 4 tahunan. Saya menyaksikan ternyata ada banyak anak-anak Tuhan di dalamnya yang tetap menjaga hidupnya dengan baik, tetap melayani meski popularitas mereka sedang menanjak naik secara pesat, atau bahkan ada beberapa yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia hiburan namun tetap memegang teguh prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Beberapa di antara mereka saya kenal dengan sangat baik sehingga sepak terjangnya dan pola pikir mereka jelas saya ketahui. Saya pun sering bertukar sms saling berbagi Firman Tuhan, saling menguatkan, menghibur, menasihati atau berdiskusi dengan mereka. Dunia hiburan atau the entertainment world bukanlah dunia yang ramah bagi orang-orang yang taat. Setiap saat ada saja godaan yang siap meruntuhkan segala yang telah dibangun selama ini, dan itu saya akui. Tetapi itu bukan berarti bahwa tidak ada orang percaya yang hidup benar sama sekali di dalamnya. Mereka tetap ada, mereka eksis, dan mereka tetap mampu menjadi teladan bagi banyak orang, termasuk bagi rekan-rekan mereka sesama musisi. Singkatnya, dunianya boleh terlihat buruk atau berbahaya, namun Tuhan tetap memiliki "orang-orang"Nya tinggal disana.
Seringkali kita menyalahkan situasi untuk tidak bertumbuh atau tidak berbuat sesuatu bagi Tuhan. Alasan-alasan ini mungkin muncul ketika kita pindah ke sebuah tempat atau kota baru, atau mendapat pekerjaan dalam suasana yang sama sekali baru. Ada seorang teman yang baru kembali ke Indonesia setelah lama bermukim di luar, dan ia pun memakai alasan ini untuk tidak beribadah ke gereja. Sebaliknya ada pula sepupu saya yang pindah ke luar negeri mengikuti suaminya, ia pun tidak berakar di gereja manapun atas alasan yang sama.Tidak ada yang dikenal, gerejanya berbeda, atau bahkan jauh, itu adalah beberapa alasan yang sering dipakai ketika orang berhadapan dengan zona yang sama sekali baru, keluar dari zona nyaman mereka. Padahal dimanapun kita berada, Tuhan mengatakan bahwa Dia sudah menempatkan banyak umatNya disana. Itu bisa kita lihat dalam sebuah cuplikan kisah Paulus yang tertulis di dalam kitab Kisah Para Rasul berikut ini.
Pada suatu kali Paulus tiba di Korintus, sebuah kota yang terletak di Yunani. Pada saat itu Korintus dikenal sebagai kota yang memiliki moral buruk dan gemar melakukan kejahatan termasuk korupsi. Itu bukanlah tempat yang bersahabat bagi orang percaya, apalagi bagi Paulus yang memiliki panggilan untuk mewartakan Kabar Keselamatan kemanapun ia singgah. Salah-salah hidupnya bisa berakhir disana kalau tidak waspada betul. Paulus menyadari itu, dan Tuhan pun tahu. Maka "Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!" (Kisah Para Rasul 18:9). Selanjutnya Tuhan berkata: "Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini." (ay 10). Tuhan mengingatkan Paulus bahwa dia tidaklah sendirian berada di sana. Bukan saja Tuhan sendiri ada bersamanya, tetapi juga ada banyak umat Tuhan berada di kota itu. Karenanya Paulus tidak perlu khawatir dan merasa sendirian berada di sebuah kota dengan degradasi moral yang buruk itu. Lewat ayat ini kita bisa melihat meskipun kita berada dalam sebuah kota atau lingkungan yang sama sekali asing bagi kita, tidak peduli seburuk apa situasinya, Tuhan ada bersama kita, dan saudara-saudari seiman pun tetaplah ada. Apa yang perlu kita lakukan adalah menemukan dimana mereka berada, tidak bersikap eksklusif tetapi membuka diri, lalu saling dukung, saling bantu dan bekerjasama dengan mereka agar sama-sama kuat. Dari sanalah kita bersama-sama akan mampu berbuat sesuatu bagi Kerajaan Allah, menjadi terang dan garam yang bermanfaat bagi banyak orang.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment