Ayat bacaan: Mazmur 119:9
===================
"Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu."
Anak yang berbakti kepada orang tua, jauh dari kejahatan, tahu sopan santun, hidup jujur sejak kecil, serius dalam bekerja dan takut akan Tuhan. Siapa yang tidak ingin mempunyai anak dengan karakter seperti ini? Semua orang tua, siapapun mereka tentu mendambakan anak yang bisa menjadi teladan bagi orang lain. Itulah sebabnya meski orang tuanya mungkin hanya lulusan sekolah tingkat rendah, mereka akan berusaha sedaya upaya mereka untuk menyekolahkan anak setinggi mungkin. Kalau perlu harta benda, sawah atau hewan ternak pun dijual demi masa depan anaknya. Ironisnya ada banyak orang tua yang berpikir bahwa sekolah setinggi mungkin adalah satu-satunya jawaban agar anaknya bisa menjadi orang sukses. Kekayaan secara materi seringkali dijadikan satu-satunya tujuan yang dianggap bisa membawa kebahagiaan. Dan yang juga tidak kalah ironis, ada banyak orang tua yang berpikir bahwa mereka tetap bisa berlaku seenaknya dan dalam waktu yang sama berharap anaknya bisa menjadi anak yang baik. Apa sebenarnya yang bisa membuat seorang anak tumbuh menjadi teladan dalam tingkah lakunya yang bersih?
Firman Tuhan hari ini memberi sebuah jawaban yang sangat sederhana dan singkat. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9). Sekolah setinggi mungkin tentu saja tidak salah, bahkan bagus. Tetapi apalah gunanya segala ilmu tanpa dibarengi dengan sebuah sikap takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan dan taat kepada perintah Tuhan? Orang yang pintar tetapi tidak memiliki rasa takut atau hormat akan Tuhan malah bisa berbahaya. Kekayaan pun sudah terbukti tidak menjadi jaminan bahwa seseorang akan berbahagia. Meski ada banyak hal penting yang bisa membuka jalan kesuksesan bagi anak-anak kita, perhatikanlah bahwa Alkitab sudah berkata ada hal yang jauh lebih penting, dan itu adalah dengan menjaga anak untuk bertumbuh sesuai dengan, atau senantiasa dalam Firman Tuhan.
Alkitab memberikan sebuah contoh yang bisa menjadi pelajaran bagi kita, yaitu Timotius. Timotius adalah seorang anak muda yang diberi kepercayaan besar oleh Paulus sejak masa mudanya. Paulus tentu melihat kualitas dalam diri anak muda bernama Timotius ini. Dan itu bukanlah sembarangan. Bagaimana Timotius bisa bertumbuh menjadi seorang pemuda berakhlak baik seperti itu? Alkitab mencatat bahwa semua itu merupakan hasil didikan turun temurun dari neneknya. "Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu." (2 Timotius 1:5). Neneknya merupakan orang beriman yang membesarkan ibunya dengan sangat baik, lalu iman yang teguh itu pun turun kepada Timotius. Bayangkan apabila sang nenek tidak menjadi teladan dan tidak mengajarkan hidup benar kepada sang ibu, Timotius pun tentu bukan seperti sosok yang dikenal orang percaya hingga hari ini. Tongkat estafet iman turun temurun dalam bentuk pengajaran untuk hidup benar hingga sampai kepada Timotius yang sudah bersinar sejak masa mudanya. Ini bisa menjadi sebuah contoh bahwa orang muda yang dibimbing sejak semula dengan Firman Tuhan akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang bersih hidupnya, yang tentu saja akan berbeda dari kebanyakan pemuda seusianya, dan itu tepat seperti apa yang dikatakan dalam ayat bacaan hari ini yang diambil dalam kitab Mazmur.
Paulus berpesan kepada Timotius: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Ini sebuah pesan penting yang sesungguhnya baik untuk diindahkan oleh anak-anak muda seperti kita. Ternyata sejak muda pun kita sudah diminta untuk bisa menjadi teladan, baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian. Firman Tuhan, kata ayat Mazmur di atas, adalah jawaban agar kita bisa menjadi sosok seperti yang diinginkan Tuhan itu. Menjadi teladan merupakan keharusan bagi orang-orang percaya sejak masih muda hingga memasuki masa tua. Orang tua tetap harus menjadi teladan, agar ia bisa mewariskan iman yang takut akan Tuhan kepada anak-anak mereka. Dari Lois ke Eunike kemudian ke Timotius, itu sudah terbukti, kepada kita pun sama. Perhatikanlah ayat berikut: "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:6-9). Rangkaian ayat tersebut dengan jelas menyatakan bahwa orang tua harus mampu mengajarkan anak-anak mereka secara kontinu, terus menerus, berkesinambungan, tetapi itu belumlah cukup tanpa menjadi teladan pula terhadap apa yang diajarkan. Artinya, selain cakap mengajar, orang tua pun harus mampu menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya. Dalam surat Efesus, Paulus pun menyerukan hal yang sama. "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4).
Memiliki anak yang berakhlak baik, hidup bersih, takut akan Tuhan adalah dambaan setiap orang tua. Masalahnya, apakah kita sebagai orang tua sudah memiliki wawasan yang benar dalam mendidik mereka? Apakah kita sudah memberi perhatian yang cukup kepada mereka ketika mereka dalam pertumbuhan? Bukan hanya kebutuhan fisik dan kepintaran yang penting, tetapi terlebih kebutuhan mereka akan Firman Tuhan. Itulah yang akan membuat mereka tetap terjaga dari segala hal negatif di dunia ini, dan itu akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang. Jika kita sebagai orang tua melakukan apa yang diingatkan oleh Firman Tuhan hari ini, kelak di kemudian hari kita juga yang akan senang melihat anak-anak kita tumbuh menjadi teladan dalam hal hidup bersih, baik dan benar bagi orang lain, dan alangkah bahagianya jika kita melihat hal tersebut kemudian diwariskan kepada cucu kita. Mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari itu penting. Memberi kesempatan mereka untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya itu penting. Tetapi jangan lupakan untuk membesarkan mereka dalam Firman Tuhan, karena itulah yang terutama akan menjaga mereka dari hal-hal buruk yang tidak kita inginkan. Itu akan menjadi sebuah warisan yang sangat berharga bagi mereka.
Lebih dari segalanya, didiklah anak-anak sejak dini dalam Firman Tuhan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment