Wednesday, June 1, 2011

An Open Letter

Ayat bacaan: 2 Korintus 3:3
======================
"Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia."

surat terbukaMenulis sudah menjadi makanan sehari-hari buat saya. Bukan saja menulis artikel musik tetapi juga renungan yang hadir ke ruang baca anda setiap hari. Latar belakang saya bukanlah sebagai penulis, karena sebelumnya saya tidak pernah menulis apapun selain tugas-tugas di sekolah maupun kuliah. Tetapi kemudian ternyata saya menemukan panggilan untuk menjadi penulis termasuk pula dalam pelayanan di dunia maya ini. Bagi sebagian orang menulis itu tidaklah mudah, dan pada kenyataannya tidak semua orang terpanggil untuk menjadi penulis. Bagi saya sendiri pada mulanya pun sama. Awalnya saya seringkali sempat berpikir begitu lama bahkan untuk menulis sebuah kalimat saja. satu tulisan bisa membutuhkan waktu 5-6 jam. Saya malah sempat ragu apakah benar panggilan ini yang harus saya jalani atau tidak. Tetapi lama kelamaan saya terbiasa dengan itu, dan hingga hari ini sudah hampir 4 tahun saya menulis setiap hari tanpa libur.

Bakat menulis memang hanya menjadi talenta sebagian orang. Tetapi sadarkah anda bahwa meski anda tidak bisa menulis sekalipun, anda sesungguhnya sama seperti saya dan orang-orang percaya lainnya yang sesungguhnya merupakan tulisan atau surat tersendiri akan Kristus? Saya tidak mengacu kepada tulisan kita di atas kertas, melainkan kehidupan kita, diri kita, itulah yang menjadi surat Kristus bagi dunia. Seperti itulah kehendak Tuhan bagi kita semua orang-orang percaya. Kita diinginkan untuk menjadi sebuah surat, bukan hanya surat biasa tetapi sebuah surat terbuka, an open letter, or an open book, yang bisa dibaca semua orang. Kita seharusnya sadar bahwa kita merupakan surat yang bukan sembarang surat tetapi menjadi surat Kristus yang bisa dibaca orang lain. Dengan kata lain, kita seharusnya bisa menjadi sebuah kesaksian tersendiri mencerminkan figur Kristus yang bisa dilihat oleh orang lain dengan jelas dimanapun kita berada.

Paulus menuliskan hal ini dalam suratnya kepada jemaat Korintus. Dia mengatakan: "Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (2 Korintus 3:3). Kita ditulis bukan dengan tinta, melainkan langsung dengan Roh Allah, bukan pada loh batu atau kertas sebagai wadah tulisan hari ini, tetapi langsung ke dalam hati kita. Jika kita jelek, maka jeleklah yang dibaca orang. Sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus yang benar, maka orang pun akan mampu melihat atau membaca siapa sebenarnya Kristus lewat diri kita.

Jika demikian, penting bagi kita untuk bertanya, apa yang tertulis dalam hati kita hari ini, dan apa yang dibaca orang lewat diri kita hari ini? Dan dengan sendirinya kita harus menjaga hati kita agar yang tertulis tidaklah bertentangan dengan pribadi Kristus yang telah ditulis oleh Roh Kudus secara langsung. Dalam Amsal dikatakan: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Ayat ini dengan tegas dan nyata menggambarkan bahwa apapun kehidupan yang terpancar dari diri kita hari ini, semua itu berasal dari hati. Dan apa yang tertulis dalam hati kita akan sangat menentukan apa yang dibaca orang lewat diri kita setiap waktu. Sebagai anak Tuhan kita telah dianugerahkan Roh Kudus, dan dalam hati kitalah Dia berdiam. "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (Galatia 4:6). Sebagai surat Kristus, apa yang kita tunjukkan lewat kehidupan kita hari per hari? Apakah kita sudah mencerminkan pengenalan yang benar akan Kristus, atau kita bersikap munafik, mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi terus menerus menunjukkan perilaku yang jelek? Apakah kita sudah memperkenalkan bagaimana Yesus yang sebenarnya atau malah kita membuat Yesus menjadi bahan tertawaan orang? Ini adalah hal yang sangat penting untuk kita renungkan, karena orang akan terus mengamati siapa diri kita, dan Pribadi seperti apa yang tertulis lewat kita.

Sebagai surat Kristus kita seharusnya mampu membawa terang, sama seperti Yesus yang merupakan Terang Dunia. Yesus berkata "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Karena itulah kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, hingga kita bisa mencapai tingkatan yang diinginkan Tuhan bagi kita. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48). Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi surat Kristus yang benar untuk dibaca banyak orang. Segala kehidupan kita seharusnya mampu bercerita tentang Yesus. Hidup kita seharusnya mampu menjadi surat cinta Yesus kepada semua orang di dunia tanpa terkecuali. Seperti halnya Yesus mencintai anda, setiap sendi kehidupan kita juga sudah selayaknya menjadi kertas yang dipakai oleh guratan pena Tuhan untuk menyatakan kasihNya yang begitu besar kepada dunia ini. Roh Allah bukan meninggalkan coretan-coretan kasar tanpa makna, tetapi sebaliknya memberikan gambaran akan kasih yang begitu indah kepada dunia. Apakah itu yang dibaca orang lewat diri kita hari ini atau malah kita meninggalkan goresan-goresan kasar yang justru mencabik-cabik orang lain? Siapa Yesus yang tergambar dari diri kita? Tidak semua orang percaya menjadi penulis, tetapi setiap orang percaya merupakan surat atau buku tersendiri akan Kristus. Suka atau tidak, sadar atau tidak, kita merupakan sebuah surat terbuka, an open letter or an open book yang bisa dibaca banyak orang. Bayangkanlah jika diri anda merupakan sebuah buku, apakah pembaca akan menemukan Yesus di dalam setiap lembarnya?

We are an open letter of Jesus for all to read

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...