==================
"Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!"

The Kingdom of Myself, The Kingdom of Evil or The Kingdom of God? Mana yang menggambarkan situasi hati kita hari ini? Ketika pertanyaan siapa yang bertahta di hati kita itu saya dengar hari ini dalam hati, maka saya pun ingat akan sebuah ayat yang dengan tegas menyebutkan apa yang seharusnya kita camkan dalam hati kita. Anggaplah diri kita seperti sebuah lembaga kerajaan, maka siapa yang memimpin akan sangat menentukan perjalanan hidup kita. There's a kingdom of the heart in everyone of us, dan kita harus menentukan siapa yang menjadi pemimpin di dalamnya. Petrus mengatakan sebuah pesan penting yang berbunyi sangat tegas: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!" (1 Petrus 3:15). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan: "But in your hearts set Christ apart as hold (and acknowledge Him) as Lord." Ada versi lain pula yang mengatakannya dengan "Sanctify the Lord God in your hearts." Itu berarti menguduskan, menjadikan dan mendeklariskan atau mendedikasikan Yesus sebagai Penguasa tertinggi dalam hidup kita. Dan Petrus jelas mengatakan bahwa itu semua di mulai dari hati. Hatilah yang menjadi pusat kerajaan, dan siapa yang berkuasa disana akan sangat menentukan siapa dan bagaimana diri kita hari ini.
Alkitab berbicara banyak mengenai pentingnya menjaga hati. Sebuah ayat dalam Amsal yang tidak lagi asing bagi kita berbunyi: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Mengapa hati harus dijaga dengan segala kewaspadaan? Yesus mengatakan alasannya. "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan." (Markus 7:21-22). Sebuah daftar yang cukup mengerikan bukan? Dan Dia berkata: "Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (ay 23). Jika demikian, adalah sangat penting bagi kita untuk menguduskan hati kita lalu terus mempertahankan dan menjaga kekudusannya. Itu tidak mungkin kita lakukan jika kita membiarkan hal-hal selain Tuhan Yesus untuk menjadi Penguasa di dalamnya. Sebagaimana nasib sebuah negara atau kerajaan akan sangat tergantung dari siapa pemimpin atau rajanya, seperti itu pulalah hidup kita. Dan hati, sebagai pusat dari kehidupan butuh Sosok Pemimpin yang benar, atau semuanya akan hancur sia-sia.
Seruan penting bisa kita peroleh pula lewat Petrus dalam kesempatan sebelumnya. "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16). Hal ini tidaklah main-main. Kita harus mengejar kekudusan, "sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Untuk menjadikan Yesus sebagai Raja yang bertahta dalam hati kita, kita harus mematikan segala sesuatu yang bisa merusak atau menggagalkan hal itu. Keinginan daging, hawa nafsu, godaan-godaan, pengaruh-pengaruh buruk dan lain-lain, semua itu haruslah bisa kita matikan. Tanpa itu hati kita tidak akan pernah bisa memperoleh Raja yang tepat. Firman Tuhan berkata "Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu." (Yakobus 4:10).
Ada banyak hal di dalam diri kita masing-masing yang ingin memegang kendali atas hidup kita. Bisa jadi, Tuhan sudah terpinggirkan sejak lama dalam hati kita, hanya menempati sebagian kecil saja disana, sementara hal-hal lainnya justru lebih berkuasa atas diri kita. Kita mungkin merasa itulah kebebasan, tetapi sesungguhnya sebuah kebebasan sejati hanya akan datang jika kita mengijinkan Yesus sendiri untuk berkuasa atas hati dan hidup kita. Siapa yang menjadi raja atas diri kita hari ini? Mari periksa hati kita masing-masing, dan tetapkanlah dengan benar, karena itu akan sangat menentukan masa depan dan kelangsungan hidup kita.
Hidup yang dipimpin Tuhan akan membawa kita ke dalam jalan keselamatan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
No comments:
Post a Comment