=================
"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa."
Pada suatu kali saya bertanya kepada seorang teman yang memasang tulisan "Dimohon jangan parkir di depan pagar" di gerbang pagarnya. Apa yang saya tanyakan bukanlah mengapa ia harus menulis itu, karena jelas itu artinya ia sering terhambat keluar masuk akibat ada kendaraan yang parkir menutupi gerbangnya. Tetapi saya menanyakan mengapa ia memilih untuk memakai kata "dimohon" ketimbang "dilarang" yang terdengar lebih tegas. Sambil tertawa ia berkata bahwa kebanyakan dari kita sangat sensitif dan gampang tersinggung meski kesalahan ada dipihak kita sendiri. Orang jauh lebih menuruti sesuatu yang terdengar sebagai permohonan ketimbang yang bersifat teguran atau aturan. "Bukankah peraturan dibuat untuk dilanggar bagi banyak orang?" katanya sambil tersenyum. Apa yang ia katakan memang menggambarkan sifat kebanyakan manusia. Semakin lama kita semakin mudah tersinggung bahkan terhadap teguran-teguran kecil. Kalaupun kita salah, kita tetap tidak terima ditegur dan tetap akan marah dan merasa terhina. People tend to be more sensitive. Tidak saja dalam menghadapi teguran sesama manusia seperti pimpinan kita, abang/kakak atau orang tua, tetapi termasuk pula dalam menghadapi teguran Tuhan. Inginnya kita bisa bebas berbuat apapun tanpa teguran, dan kita terbiasa untuk menganggap teguran sebagai sesuatu yang membatasi kesenangan kita, menyinggung harga diri kita tanpa melihat dahulu alasannya. Sudah salah, malah semakin bandel ketika ditegur.
Alkitab mencatat banyak hal mengenai teguran Tuhan ini. Intinya, teguran Tuhan bukanlah bermaksud untuk menyiksa atau melukai kita, tetapi justru sebaliknya bertujuan untuk kebaikan kita sendiri, untuk menyelamatkan kita baik dari resiko-resiko berbahaya semasa hidup terlebih untuk keselamatan. Lihatlah apa yang dikatakan Ayub berikut: "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17). Mengapa Ayub bisa mengatakan ini? Ia memberi penjelasan panjang lebar yang sangat lengkap mengenai keuntungan-keuntungan ketika mendapatkan teguran Tuhan. Saya ingin kita sama-sama melihatnya secara lengkap:
"Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka. Pada masa kelaparan engkau dibebaskan-Nya dari maut, dan pada masa perang dari kuasa pedang. Dari cemeti lidah engkau terlindung, dan engkau tidak usah takut, bila kemusnahan datang. Kemusnahan dan kelaparan akan kautertawakan dan binatang liar tidak akan kautakuti. Karena antara engkau dan batu-batu di padang akan ada perjanjian, dan binatang liar akan berdamai dengan engkau. Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkau memeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa. Engkau akan mengalami, bahwa keturunanmu menjadi banyak dan bahwa anak cucumu seperti rumput di tanah. Dalam usia tinggi engkau akan turun ke dalam kubur, seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya.Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki, memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!" (ay 18-27).
Lihatlah segala kebaikan dari teguran Tuhan yang ditulis secara rinci dalam kitab Ayub. Terhindar dari malapetaka, tidak perlu takut kelaparan, ada perlindungan, keamanan, kemurahan, umur panjang dan lain-lain, semua ini bisa kita peroleh lewat teguran Tuhan. Dan jelas, teguran bukanlah dimaksudkan untuk menyakiti kita, membuat kita tersiksa atau menghalangi kesenangan kita, tetapi justru sangat berguna baik dalam hidup sekarang maupun untuk keselamatan kelak setelah fase dunia ini kita selesaikan. Ada begitu banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan, sehingga tidaklah mengherankan apabila Salomo pun menganggap teguran sebagai jalan kehidupan. "Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan." (Amsal 6:23). Jika dikatakan bahwa teguran itu sebagai jalan kehidupan, bukankah itu artinya teguran merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi kita?
(bersambung)
No comments:
Post a Comment