==================
"TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Ketika membaca email dari teman saya itu, pikiran saya melayang hingga ke bagian awal penciptaan manusia dalam Kitab Kejadian. Adam, itulah manusia pertama yang diciptakan. Ia awalnya masih hidup sendiri. Lalu Tuhan memutuskan untuk menciptakan wanita pendamping Adam. Apa yang menjadi dasar pemikiran Tuhan tertulis jelas di dalam Alkitab. "TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18). Wanita diciptakan bukan sebagai pemanis saja, bukan sebagai pelengkap penderita, tetapi jelas sebagai pelaku utama pula dengan tugas dan status yang sangat deskriptif. Tugasnya dikatakan sebagai PENOLONG, dan wanita bukan dibuat lebih rendah, melainkan SEPADAN dengan pria. Garis bawahilah kedua kata yang dicetak tebal karena ini sangat penting. Ini Firman Tuhan yang menyatakan isi hatinya dalam memutuskan untuk menciptakan wanita. Bagaimana jika para istri menghambat gerak suaminya dalam menapak naik? Itu artinya sang istri gagal memenuhi apa yang digariskan Tuhan sebagai tugasnya.
Saya tidak berusaha memenangkan satu pihak pun dalam hal ini. Ada kalanya kita para pria terlalu bernafsu untuk mencapai sesuatu sehingga tidak melihat banyak faktor disekitar kita. Para istri dengan perasaannya yang tajam memang seringkali lebih jeli melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Tetapi sebagai seorang pria, saya menyadari pula terkadang ada insting, intuisi atau apapun namanya yang terkadang bisa membuat kita gelisah ingin bergerak dan mencapai sesuatu. Lalu bagaimana? Hubungan yang saling bangun sebagai satu kesatuan dalam berumah tangga antara suami dan istri seharusnya bisa jadi penengah sekaligus menjadi solusi. Tidakkah indah apabila ada komunikasi yang sehat antara suami dan istri dalam menyikapi, mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu? Suami diberi kesempatan untuk menjelaskan apa yang ingin mereka lakukan dan mengapa mereka mengambil sebuah langkah, sedang istri diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangannya pula. Itu yang ideal, sehingga istri bisa berfungsi sebagai penolong yang beriringan secara sinergis mendukung karir suaminya, bukan meragukan pertimbangan suami, menunjukkan sikap tidak percaya atau malah bertindak konfrontatif.
Gambaran hubungan yang seharusnya antara suami dan istri sesungguhnya sudah diberikan sebagai pegangan dalam Alkitab, yaitu dalam Efesus 5. Ini selalu saya pegang sebagai kunci rahasia kesuksesan hubungan suami istri. Seperti apa itu?
(bersambung)
No comments:
Post a Comment