Monday, September 5, 2011

Menghindari Lubang

Ayat bacaan: Amsal 4:15
==================
"Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus."

lubangSudah tahu jalan berlobang, masih saja ngebut tanpa berpikir panjang. Itulah yang dilakukan oleh seorang teman saya setiap melewati jalan pergi dan pulang. Saya kan naik mobil, tidak ada resiko terbanting jatuh seperti halnya jika saya naik motor..begitu mungkin pikirnya. Atau ia mungkin merasa tidak ingin membuang waktu sedikitpun dengan berjalan lebih pelan. Memang resiko kecelakaan menjadi minimal dengan naik mobil, tetapi lihatlah apa yang terjadi. Ternyata terus-terusan menabrak lubang demi lubang membuat mobilnya kemudian rusak. Kaki-kakinya ambruk, karet sambungan roda-rodanya juga hancur. Tidak sedikit uang yang harus ia keluarkan untuk memperbaiki mobilnya. Itulah yang menjadi akibatnya. Padahal kalau saja ia mau sedikit lebih tenang dan sabar, ia bisa menghindari keluarnya biaya besar tersebut. Takut rugi waktu dan tidak peduli terhadap ketahanan mobil membuatnya harus kehilangan waktu dan biaya jauh lebih besar pada akhirnya. Menyesal? Tentu saja, tetapi semua sudah terlanjur terjadi. Ia bahkan terpaksa meminjam untuk memperbaiki mobilnya.

Betapa seringnya dalam kehidupan ini kita pun begitu cuek terhadap berbagai "lubang" baik yang jelas-jelas menganga di depan kita maupun yang hampir tidak terlihat. Kita membiarkan saja diri kita keluar masuk lubang jebakan. Begitu lemahnya kita menghadapi perangkap-perangkap dosa yang terpasang di depan kita. Sedikit saja terlihat nikmat, kita akan dengan "sukarela" masuk ke dalam perangkap. Hanya karena kesenangan sesaat kita rela mengorbankan keselamatan kekal yang sudah dianugerahkan kepada kita. Begitu rentannya kita terhadap berbagai godaan. Keinginan daging begitu mudah menguasai diri kita. Berbagai peringatan lewat hati nurani, lewat roh dan sebagainya kita abaikan demi kenikmatan yang sesaat saja. Satu dua kali mungkin kita tidak merasa apa-apa, tetapi seperti mobil teman saya tadi, pada suatu ketika kita harus menanggung konsekuensi kerugian akibat bermain-main dengan lubang jebakan itu.

Lewat FirmanNya Tuhan telah mengingatkan agar kita waspada menghadapi jalan-jalan yang penuh perangkap. Kita diingatkan untuk menghindarinya dan terus berjalan di jalur yang benar. "Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." (Amsal 4:15). Ini sangat penting untuk kita ingat, yang kemudian disusul dengan seruan "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat." (ay 14). Ada banyak jalan terbentang di depan kita, semua memiliki jalurnya sendiri-sendiri dengan konsekuensi masing-masing, dan semua tergantung kita untuk memilih jalan mana yang ingin kita lalui. Kenikmatan-kenikmatan yang terlihat menggiurkan seringkali merupakan jebakan-jebakan yang siap mencelakakan kita. Oleh karena itu jika kita tidak hati-hati dan membiarkan diri kita lemah maka dengan segera kita bisa terseret masuk dalam perangkap. Seperti teman saya di atas, seharusnya kita pun bisa cukup cerdik untuk mengetahui berbagai bahaya yang ada di balik jebakan-jebakan yang menggiurkan itu. Pemahaman yang kurang mengenai firman Tuhan  akan membuat kita lengah dan memberi toleransi-toleransi terhadap hal-hal yang dianggap sepele dan akibatnya kita akan terjebak masuk ke dalam lubang-lubang dosa ini.

Kita harus benar-benar awas dalam memperhatikan setiap lubang yang menganga di depan kita. Mengapa begitu? Karena seringkali kemasannya terlihat indah. Kita menyangkanya lurus, kalaupun ada sedikit pelanggaran di dalamnya kita anggap sepele dan wajar-wajar saja, padahal ujungnya sebenarnya menuju maut. Dalam Amsal kita bisa melihat firman Tuhan yang berbunyi "Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 16:25, 14:12). Karenanya kita harus mampu memperhatikan setiap langkah agar tidak mudah tergoda untuk jatuh, terutama ketika kita memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk di waktu lalu yang sudah kita tinggalkan. Kebiasaan-kebiasaan buruk akan selalu berusaha kembali masuk ke dalam diri kita. Dan potensi itu harus kita perhatikan baik-baik. Demikian pula dalam hal menjaga pergaulan. "Janganlah kamu sesat. Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33) Ini bukan berarti bahwa kita harus memusuhi orang lain, tetapi kita harus berhati-hati agar jangan sampai bukannya membawa orang untuk bertobat, tetapi malah kita yang terpengaruh untuk mengikuti jalan-jalan mereka yang sesat dan jahat. Kita tidak boleh pongah dan merasa diri kita pasti aman, karena firman Tuhan berkata: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Adalah baik apabila kita bisa memberi pengaruh yang baik kepada mereka yang sesat sehingga bisa bertobat, tapi jangan sampai malah kita yang terpengaruh untuk mengikuti jalan-jalan mereka.

Untuk itu kita memerlukan hikmat dari Tuhan untuk bisa peka terhadap mana jalan yang benar dan mana yang sesat. Lihatlah apa kata Tuhan berikut: "Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya...Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak. Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus. Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung." (Amsal 4:6,10-12). Berdoalah dan mintalah hikmat Tuhan. Dan seiring dengan itu, tetaplah peka untuk mendengar peringatan Roh Kudus dalam diri anda, dan teruslah berjaga-jaga dengan sungguh-sungguh. Jika ada jalan yang jahat terbentang di depan anda, lengkap dengan segala jebakan yang dikemas dengan indah penuh kenikmatan, larilah dari sana dan teruslah berjalan di jalur yang benar hingga anda tidak harus kehilangan segala yang telah dianugerahkan Tuhan bagi diri anda. Masa depan yang indah terbentang luas bagi anda, janji Tuhan yang begitu indah sudah dipersiapkan. Apa yang penting untuk anda lakukan adalah berjalan dengan hati-hati agar anda bisa tiba pada garis akhir tepat seperti yang diinginkan Tuhan untuk anda.

Hindari lubang-lubang jebakan agar tidak celaka

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...