=================
"Siapa terus membangkang kalau dinasihati, suatu waktu akan hancur dan tak dapat diperbaiki lagi."

Kepada orang tua kita bisa membangkang, kita bisa menolak mendengarkan nasihat sahabat atau orang lain yang peduli dengan kita, apalagi kepada Tuhan yang tidak hadir secara langsung di depan mata kita. Kita bisa terus mengabaikan peringatan atau teguran Tuhan, tidak peka atau tidak mendengar karena kekerasan hati dan kepala kita. Akibatnya kita terus melakukan dosa yang akan semakin memperparah segalanya. Jika sikap seperti ini terus kita pertahankan, akibatnya bisa sangat berbahaya. Mengapa? Karena Tuhan menyatakan bahwa jika kita terus menolak tuntunanNya, maka kita akan terus bersahabat dengan hal-hal yang menyimpang dari keinginan Tuhan, dan disana hati kita akan terus mengeras dan membatu. Dalam Amsal tertulis: "Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi." (Amsal 29:1). Dalam versi Bahasa Indonesia sehari-hari mungkin lebih mudah untuk kita mengerti: "Siapa terus membangkang kalau dinasihati, suatu waktu akan hancur dan tak dapat diperbaiki lagi." Dengan kata lain ayat ini berkata bahwa orang yang sering ditegur tetapi mengeraskan tengkuknya akan dibinasakan dengan tiba-tiba tanpa dapat dipulihkan, alias destroyed without remedy. Lihatlah betapa seriusnya hal ini. Sudah dilarang tapi bebal, sudah ditegur tapi terus mengabaikan dan lebih memilih untuk memupuk perbuatan dosa dengan melakukannya berulang-ulang menunjukkan sebuah kebodohan. Firman Tuhan berkata: "Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya." (Amsal 26:11). "As a dog returns to his vomit, so a fool returns to his folly." Seperti itulah kerasnya Alkitab menggambarkan orang-orang yang memiliki perilaku buruk seperti ini.
Bangsa Israel terus mengabaikan pimpinan Tuhan sehingga akhirnya Tuhan merasa perlu untuk mengirim mereka masuk ke padang gurun selama empat puluh tahun lamanya. Dalam perjalanan Tuhan tetap menunjukkan kasih dalam kesabaran yang begitu luar biasa, tetapi lihatlah bagaimana tegar tengkuk atau keras kepalanya bangsa Israel ini, sehingga Tuhan tidak lagi dapat menuntun mereka untuk masuk ke dalam tanah terjanji untuk memperoleh berkat-berkat bagai susu dan madu yang melimpah yang sebenarnya sudah Tuhan sediakan bagi mereka. Pada akhirnya Tuhan harus membiarkan mereka semua mengembara sampai mati kecuali dua orang, Yosua dan Kaleb yang terus secara konstan menunjukkan kesetiaan dan iman yang percaya penuh kepada Tuhan. Hanya dua inilah yang berhasil masuk ke sana dari satu generasi bangsa Israel yang dilepaskan Tuhan dari perbudakan di tanah Mesir.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment