=====================
"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah"

Seperti kemarin kita lihat, kita harus menghindari pertengkaran sedini mungkin sebelum itu menjadi tidak lagi bisa kita kendalikan. Yakobus mengingatkan sebuah ayat yang baik dijadikan dasar untuk menghindari hal tersebut. "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" (Yakobus 1:19). Ini tiga prinsip penting yang bisa menjaga situasi agar tidak berkembang lebih parah. Hari ini kita mulai dari prinsip pertama dulu, yaitu cepat untuk mendengar.
Berbeda pendapat itu normal, tidak sepakat itu biasa, namun diatas semua itu kita harus membiasakan diri kita untuk mau mendengar terlebih dahulu. Dengarkan dulu baik-baik alasan dan pendapat mereka lalu cobalah komunikasikan dengan cara-cara yang baik, sopan dan beradab. Perselisihan kerap diakibatkan oleh karena ego kita sendiri, menganggap bahwa hanya kita yang benar. Ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, kita pun menjadi marah. Temperaturnya bisa memuncak ketika kita membiarkan semua itu terus berkembang menjadi semakin parah. Lewat Yakobus kita diingatkan untuk mau memberi sebuah ruang tertentu dengan menjadi pendengar yang baik. Ini akan membuat kita mampu memandang sebuah permasalahan dengan lebih jelas sebelum buru-buru menarik kesimpulan hanya berdasarkan pandangan kita sendiri.
Kita bisa melihat satu contoh dari tanggapan Yesus ketika Dia berkunjung ke rumah Marta dan Maria (Lukas 10:38-42). Pada saat itu Marta memilih untuk sibuk melayani, tetapi Maria memilih untuk diam di dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan Yesus dengan sungguh-sungguh. Yesus menganggap bahwa apa yang dilakukan Maria adalah "memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari padanya." (ay 42). Begitu pentingnya untuk mau mendengar dengan hati yang lembut. Bukanlah kebetulan Tuhan memberikan kita sepasang telinga sebagai indra untuk mendengar. Dua telinga dan satu mulut, itu menunjukkan bahwa mendengar itu lebih penting ketimbang berbicara. "Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.." (Lukas 8:18).
Dari Marta dan Maria di atas kita bisa melihat bahwa soal mendengar ini pun termasuk kesediaan kita untuk mendengar apa kata Tuhan. seringkali kita tidak mendengar apa kata Tuhan karena kita terlalu sibuk dengan wishlist kita di setiap doa. Bisa jadi juga kita tidak mau melembutkan hati untuk menerima nasihat, teguran dan kebenaran. Jangan keraskan hati ketika Tuhan berbicara. Jangan cepat membantah, tapi dengarkanlah dahulu baik-baik apa kata Tuhan. Miliki hati yang peka sehingga kita bisa mendengar bimbingan Roh Kudus dalam setiap langkah kehidupan yang kita jalani. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7)
Ada saat dimana kita harus berbicara dan bersikap, namun ada juga saat dimana kita harus menjadi pendengar yang baik. Seorang pendengar yang baik akan mampu mendengar dengan cepat dan cermat sebelum menarik kesimpulan dengan tergesa-gesa atau terburu-buru menuduh apalagi menyerang. Hati yang cepat mendengar akan akan membuat kita mampu melihat dengan lebih jelas permasalahan dari sudut pandang orang lain. sehingga bisa menghindarkan kita dari amarah berlebihan yang tidak akan menguntungkan siapapun tapi malah merugikan banyak orang.
Cepatlah mendengar bukan cepat menentang atau menyerang
Follow us on twitter: http://twitter.com/daiyrho
No comments:
Post a Comment