(sambungan)
Dalam kesempatan lain mengenai "Perempuan yang berzinah"
(Yohanes 8:1-11) kembali kita bisa melihat bagaimana Yesus menegur
manusia lewat ketukan pada hati nurani. Pada saat itu para ahli Taurat
dan orang Farisi mencobai Yesus dengan membawa seorang wanita yang
kedapatan berzinah ke hadapanNya. Hukum Taurat dengan tegas
memerintahkan untuk menghukum lewat rajam, sedangkan mereka tahu bahwa
Yesus adalah Pribadi yang selalu mengasihi dan mengampuni. Mereka
berharap ada sesuatu yang bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan Yesus.
(ay 6). Tapi lihatlah reaksi Yesus. "Dan ketika mereka terus-menerus
bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu." (ay 7). Yesus memberi sebuah
reaksi yang langsung mengetuk pintu hati nurani masing-masing orang
hanya dengan satu kalimat saja. Dan yang terjadi setelahnya, semua orang
itu akhirnya pergi. Ketika orang mendengar hati nuraninya, maka mereka akan tersadar akan kekeliruan mereka. Itulah yang terjadi pada saat itu. Jika kita bandingkan sedikit dengan apa yang terjadi hari ini, ada banyak orang yang hati nuraninya sudah tidak lagi berfungsi. Kita melihat orang yang terus melakukan pembenaran terhadap perilaku yang sudah jelas-jelas menyimpang tanpa merasa bersalah sedikitpun. Itu menunjukkan matinya hati nurani dalam diri mereka.
Dalam surat Roma dikatakan: "Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela."
(Roma 2:15). Hati nurani sesungguhnya merupakan anugerah yang diberikan
Tuhan secara langsung untuk membekali setiap manusia dalam
penciptaanNya. Semua manusia memiliki hati nurani, yang kerap dipakai
Tuhan untuk berbicara kepada kita. Tidak satupun orang yang hidup tanpa
hati nurani. Kita bukan diciptakan sebagai robot atau patung tanpa jiwa
dan roh. Tuhan akan terus berbicara melalui hati, tetapi semua
tergantung kita, apakah kita mau mendengarkan atau memilih untuk
mengabaikannya. Hati nurani bisa menegur dan bahkan membuat kita merasa
sebagai tertuduh apabila apa yang kita lakukan memang bertentangan
dengan kebenaran.
Jika ada di antara teman-teman yang
saat ini sedang merasa gelisah karena sedang atau akan melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan hati nurani anda sendiri, merasa cemas,
kehilangan sukacita atau merasa tertuduh, berdoalah dan mintalah Roh
Kudus untuk menerangi hati anda. Ingatlah bahwa Firman Tuhan berkata: "Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya."
(Amsal 20:27). Seperti yang sudah kita lihat kemarin, ada Tuhan yang
mau bertindak sebagai bola lampu atau penerangan yang akan mampu
menyinari hati kita melalui roh kita. Dan jangan lupa pula untuk menjaga
hati kita agar tetap seturut kehendak Allah, karena dari situlah
sebenarnya terpancar kehidupan. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
(Amsal 4:23). Anda butuh sebuah alarm untuk mengingatkan anda? Hati
nurani bisa berfungsi untuk itu. Biarkan terang Tuhan memancar terang
dalam hati anda, biarkan Roh Kudus menguasai hati anda dan peka-lah
terhadap suara Tuhan lewat hati nurani anda.
Hati nurani merupakan bekal dari Tuhan yang akan sangat menolong agar kita tidak salah melangkah
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kreasi (1)
Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment