Saturday, January 12, 2013

Domba Yang Lemah Bersama Gembala Yang Baik

Ayat bacaan: Mazmur 23:1
======================
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."

Sebuah fakta ilmiah menarik menyebutkan bahwa perubahan iklim ternyata juga mempengaruhi ukuran tubuh domba menjadi semakin kecil. Fakta ini ditemukan oleh sekumpulan ilmuwan di Skotlandia yang meneliti populasi domba di sana. Mereka memulai penelitian sejak kira-kira seperempat abad yang lalu, dan dari pengamatan dalam waktu yang panjang itu mereka mendapati bahwa ukuran domba ternyata mengerut lima persen. Kaki-kakinya semakin pendek dan berat badannya terus menurun. Akhirnya mereka pun sampai pada kesimpulan, bahwa apabila pengerutan ini terus terjadi, maka diperkirakan seratus tahun lagi ukuran domba tinggal sebesar anjing chihuahua.

Domba memang merupakan hewan ternak yang sangat lemah dan rentan. Kemampuan bertahannya terbilang buruk dalam menghadapi predator. Larinya tidak secepat hewan-hewan lemah lainnya seperti kelinci atau rusa, ia tidak punya sistem pertahanan yang baik dan tidak pula punya senjata atau kekuatan yang cukup untuk melawan. Seringkali pula domba tidak sadar bahwa mereka masuk dalam bahaya dan gampang tersesat, karena itulah diperlukan gembala untuk menjaga mereka. Tidak itu saja, perubahan iklim pun ternyata mampu membuat domba-domba ini mengalami masalah.

Bukan sembarangan apabila Alkitab menggambarkan ikatan hubungan antara manusia dengan Tuhan dalam bentuk hubungan antara domba dan Gembalanya. Domba dipakai untuk menunjukkan siapa dan seperti apa kita ini sebenarnya. Domba menggambarkan sosok yang lemah, bodoh, mudah tersesat, selalu dalam bahaya dan tidak berdaya. Maka seperti yang saya katakan tadi, domba selalu membutuhkan gembala untuk menuntunnya. Seperti domba, kita manusia pun sesungguhnya lemah dan tidak berdaya, rentan menghadapi masalah, mudah terpengaruh, sering tidak sadar akan bahaya dosa, begitu mudahnya tersesat dan tidak berdaya dalam menghadapi bahaya. Artinya, kita akan binasa dengan mudah jika kita tidak memiliki gembala yang cakap dan baik untuk menuntun kita. Puji Tuhan, ketika kita lemah dan tidak berdaya bagai domba, ternyata Yesus menempatkan dirinya sebagai Gembala yang baik.

Sadar atau tidak, kita manusia memang lemah. Dalam Alkitab dikatakan "..sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Agar selamat kita butuh figur Gembala yang dapat menuntun kita, menjadi tempat berpegang dan berlindung kita dalam menghadapi begitu banyak bahaya di dunia ini. Praise God we have Jesus! Tuhan Yesus yang menyatakan "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (Yohanes 10:11). Ini sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa, bukti betapa Tuhan begitu mengasihi kita dan menyadari betul bahwa kita ini tidak akan bisa berbuat apa-apa jika dibiarkan sendirian menghadapi segalanya. Sebagai manusia kita kerap kali berbuat salah, berulang kali melanggar perintahNya, sehingga seharusnya kita tidaklah layak menerima pemberian sebesar ini, tapi itulah anugerah, dan begitulah Tuhan mengasihi kita. Tuhan Yesus rela datang dan mati untuk menyelamatkan kita. Roh Kudus hadir dalam setiap kita yang percaya untuk terus menuntun kita melewati berbagai rintangan dalam kehidupan. Semua ini adalah kasih karunia Tuhan. Ini tentu berbeda dengan sifat manusia yang biasanya pamrih ketika memberikan sesuatu. Karena itu Yesus mengatakan "sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu." (ay 11-13). Sangatlah berbeda dengan Yesus sendiri. "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku." (Yohanes 10:14-15). Dalam Yesus kita menemukan sosok Gembala yang baik, yang akan senantiasa menuntun kita supaya tidak tersesat dan binasa.

Mazmur Daud menggambarkan hal itu dengan sangat indah. "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." (Mazmur 23:1). Memiliki Tuhan sebagai Gembala, kita yang lemah bak domba-domba ini tidak perlu takut dalam melangkah. "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya." (ay 2-3). Bahkan dalam kekelaman sekalipun kita tidak perlu takut, karena Tuhan akan selalu ada beserta kita. (ay 4). Jika ada satu domba yang keluar dari jalur sekalipun, Sang Gembala yang baik akan segera mencarinya. Demikian gambaran yang diberikan Tuhan Yesus: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:4-7). Inilah gambaran dari Gembala yang baik, yang peduli terhadap domba-dombaNya satu per satu. Semua domba berharga di mataNya, tidak ada satu domba pun yang dianggap lebih rendah di banding domba lainnya.

Tuhan Yesus adalah Gembala pemilik, bukan gembala upahan. Dia berkuasa penuh atas hidup kita dan sanggup menjaga kita semua, karena Dia sendirilah yang memiliki kita. Mungkin ada diantara teman-teman yang hari ini mulai menyerah akibat tekanan hidup yang demikian berat, mulai merasa ragu untuk melangkah dan merasa takut melihat ke depan di awal tahun ini. Kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia memang bisa membuat kita menyerah. Tapi ingatlah bahwa ada Gembala kita yang luar biasa yang akan selalu menuntun kita, menjaga dan memelihara kita. Apapun masalah kita hari ini, datanglah pada Gembala yang baik. Selalu ada jalan keluar, karena Gembala kita mengenal siapa diri kita dan pasti tahu apa yang terbaik buat kita.

Yesus adalah Gembala yang baik yang peduli terhadap pergumulan domba-dombaNya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Sukacita Kedua (3)

 (sambungan) Saya menyadari adanya sukacita kedua saat saya baru saja dihubungi oleh sahabat saya yang sudah melayani sebagai pendeta selama...