(sambungan)
Yefta tidak jual mahal dan menggunakan kesempatan sebagai ajang balas
dendam. Ia tidak berniat sedikitpun untuk menuntut balas terhadap
kaumnya. Ia tidak memanfaatkan situasi untuk memukul balik para tua-tua
dan rakyat Gilead. Yang ia lakukan tercatat jelas dalam Alkitab. "Maka
Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia
menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh
perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa." (ay 11). Perhatikan, meski
hidupnya dipenuhi segudang kepahitan dan penderitaan, Yefta masih terus
mengandalkan Tuhan tanpa henti. Dalam menghadapi situasi pelik dan
menentukan keputusan yang harus ia ambil, Yefta memutuskan untuk membawa
seluruh perkaranya ke hadapan Tuhan.
Tuhan tidak melihat latar belakang seseorang untuk bisa memakai
seseorang. Yefta yang terlahir dengan latar belakang begitu buruk
ternyata mendapat kemurahan Allah secara melimpah. Bahkan sempat
dikatakan bahwa Yefta dihinggapi Roh Tuhan. (ay 29) Ini menunjukkan
bahwa Tuhan tidak memandang siapapun kita, dari mana kita berasal, apa
masa lalu kita. Kepahitan Yefta bisa diubahkan Tuhan ketika ia membawa
perkaranya ke hadapan Tuhan. Ia pun kemudian menjadi pahlawan Israel.
Hal yang sama pun bisa terjadi pada kita jika kita memilih untuk
mengutamakan Tuhan dan perintah-perintahNya lebih daripada sumber
kepahitan dalam hidup ini.
Adakah diantara anda yang hari ini mengalami kepahitan hidup akibat masa
lalu? Apakah anda mengalami hubungan buruk dengan seseorang begitu
berat, sehingga anda tidak bisa memaafkannya? Apakah kepahitan itu
melahirkan kebencian yang luar biasa dalam hati anda yang tidak lagi
bisa terobati? Apakah kepahitan membuat hidup anda lumpuh? Jika ada,
ambillah jalan seperti Yefta yang membawa perkara itu ke hadapan Tuhan.
Firman Tuhan berkata demikian: "Serahkanlah segala kekuatiranmu
kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Bawalah
perkara itu ke hadapan Tuhan. Dia mampu melarutkan itu semua ke dalam
kasih karuniaNya yang sempurna dan memulihkan kepahitan hidup anda.
Seperti halnya yang terjadi pada Yefta, Roh Allah pun bisa tinggal dalam
kehidupan kita. Caranya sudah diberikan dalam Kisah Para Rasul 2:38:
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan
menerima karunia Roh Kudus." Roh Kudus sendiri yang akan membimbing anda
untuk mampu memaafkan, terlepas dari kepahitan dan mengalami hidup yang
diubahkan. Apapun yang menjadi latar belakang atau penyebabnya, seperti
Yefta, anda yang mengalami hal ini pun dipanggil untuk menjadi saksi
lewat pergumulan hidup anda. Yefta mampu mengatasi penderitaannya dan
tumbuh menjadi terang dalam kegelapan. Ia membuktikan bahwa dengan
menyerahkan perkaranya kepada Tuhan ia mampu membalas kejahatan dengan
kebaikan. Apa yang ia peroleh jelas, ia mendapatkan kembali nama
baiknya, nama yang harum tertulis di dalam Alkitab sepanjang jaman.
Serahkan kepada Tuhan, maka sama seperti Yefta, pada suatu hari nanti
anda pun bisa menjadi terang lewat kesaksian yang memberkati banyak
orang.
Tuhan sanggup melarutkan kepahitan yang paling pekat sekalipun ke dalam aliran kasihNya yang sempurna
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Thursday, March 14, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kreasi (1)
Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
1 comment:
Artikel yg membangun
Post a Comment