Friday, April 26, 2013

Peran Umat Tuhan Bagi Pemulihan Negeri

Ayat bacaan: 2 Tawarikh 7:14
========================
"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."

Betapa sulitnya membersihkan negara ini dari tikus-tikus koruptor yang tanpa tedeng aling-aling terus mengeruk uang negara tanpa memikirkan nasib bangsa yang semakin carut marut seperti sekarang ini. Ketika kemiskinan melanda, maka tingkat kriminalitas pun menjadi meningkat pula. Kondisi rawan terjadi dimana-mana. Orang bisa membunuh di tempat umum tanpa rasa takut, pencurian disertai kekerasan terus menjadi berita di berbagai media. Lembaga dimana kita mencari keadilan justru menjadi salah satu sarang bercokolnya tikus-tikus ini, yang membuat tidak adanya jaminan keadilan atau keamanan yang cukup bagi warga negara sendiri. "Saya angkat tangan saja...apa yang bisa saya buat? Kondisinya sudah terlalu parah, apalah artinya satu orang dibanding kerusakan yang sudah begitu luas merusak negara ini.." kata seorang teman dengan pasrah. Seperti itulah pemikiran banyak orang yang merasa bahwa tidak ada satupun lagi yang bisa dibuat untuk memperbaiki kerusakan yang sudah sedemikian parah. Tapi benarkah kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi? Apakah kita hanya tinggal pasrah melihat bangsa ini terus meluncur cepat ke dalam jurang kehancuran?

Kita akan dengan mudah beranggapan bahwa akan sulit bagi orang benar untuk bisa melakukan sebuah perubahan. Tapi coba kita balik pertanyaannya. Mungkinkah satu orang jahat bisa mengubahkan sebuah bangsa untuk tujuan buruk? Jawabannya menjadi sangat masuk akal. Ya, itu sangat mungkin seperti yang bisa kita lihat dalam sejarah kehidupan dunia. Adolf Hitler telah membuktikannya. Sangat sulit untuk melepas citra buruk yang ditimbulkan Hitler bagi Jerman,  bahkan hingga berpuluh tahun sesudahnya. Begitu pula para pemimpin diktator kejam sekelas Hitler lainnya yang pernah ada di belahan dunia yang berbeda dalam masa yang berbeda pula. Jika kuasa iblis atas seorang manusia saja dapat mengubahkan sebuah bangsa untuk tujuan buruk, tentu hal sebaliknya pun mungkin terjadi. Sekelompok orang percaya, berapapun jumlahnya, akan mampu menjadi agen-agen Tuhan yang bisa mengubahkan sebuah bangsa ke arah yang lebih baik.

Mari kita simak baik-baik ayat bacaan hari ini. "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14). Lihatlah bahwa Tuhan tidak sedang berbicara mengenai kelompok yang besar. Dia tidak menyebutkan bahwa dibutuhkan setiap individu dalam sebuah bangsa untuk mengubahkan segala sesuatu. Apa yang Tuhan tekankan adalah umatNya, kita anak-anakNya. Bukan soal jumlah, tapi orang percaya, yang berjalan atas nama Tuhan, yang mau merendahkan diri, tekun berdoa dan selalu rindu mencari wajahNya, dan sudah memutuskan untuk bertobat dari jalan-jalan yang salah, sudah memutuskan untuk hidup benar, dan tentu saja peduli dengan kondisi yang dialami bangsanya. Orang-orang seperti inilah yang akan didengar Tuhan, dan pemulihan sebuah negeri akan dapat terjadi. Biarpun jumlahnya sedikit sekali, tangan Tuhan bisa turun memulihkan kondisi yang sudah separah apapun kerusakannya. Syaratnya menurut ayat ini adalah jika ada sekelompok umat Tuhan, yang berjalan atas namaNya, yang mau merendahkan diri, mau berdoa, mencari wajah Tuhan dan mendoakan bangsanya, maka Tuhan akan mendengar seruannya dan memulihkan diri mereka serta negerinya. Orang-orang seperti inilah yang bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika orang seperti ini peduli, dan mau mendoakan negerinya, maka Tuhan pasti mendengar. Pengampunan dan pemulihan pun akan segera terjadi.

Berdoa bagi bangsa, itulah kuncinya. Berdoalah untuk negeri kita. Sebelumnya pastikan bahwa hidup kita sudah tidak lagi menyimpang dari kebenaran. Jumlah orang bukanlah menjadi prioritas utama Tuhan. Sedikit, tapi benar, itu jauh lebih baik ketimbang banyak tapi suam-suam kuku. Kita bisa melihat contoh lain ketika Tuhan memutuskan untuk melenyapkan Sodom. Bacalah Kejadian 18:16-33 dan lihat bagaimana proses "tawar menawar" Abraham terhadap Tuhan yang memohon agar Sodom jangan sampai dimusnahkan. Abraham memulai dari 50 orang benar. Jika ada 50 orang benar, Tuhan siap mengampuni kota itu.  "TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." (ay 26).  Tapi ternyata tidak ada 50 orangpun yang benar. Abraham terus menawar hingga jumlah orang benar mencapai 10 orang. Dan untuk 10 orang pun Tuhan mau mengampuni Sodom. "Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (ay 32). Lihatlah, iman 10 orang pun akan mampu membuat perbedaan. Namun sayangnya ternyata 10 orang pun tidak ada disana untuk menopang kotanya dalam doa. Akibatnya, Sodompun dimusnahkan Tuhan.

Tugas ada di pundak kita, orang-orang percaya. Apakah kita ingin negeri kita mengalami pemulihan atau terus membiarkannya menuju jurang kehancuran, itu semua tergantung dari seberapa jauh kepedulian kita untuk mendoakan bangsa ini, dan seberapa jauh kita hidup dengan benar. Itu mungkin dan bisa kita lakukan! Sejauh mana kita bisa menjadi umat Tuhan yang berkenan di hadapanNya, yang peduli terhadap nasib negeri kita akan sangat menentukan nasib bangsa ini ke depan. Doakan, doakanlah terus. Naikkan doa syafaat bagi negeri kita dan para pemimpin, agar mereka bisa memimpin dan mengelola negeri ini dengan baik dan takut akan Tuhan. Paulus pun mengingatkan hal ini. "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1 Timotius 2:1-2). Bukan kita yang sanggup melakukan pemulihan, melainkan Tuhan. Tapi kita bisa menjadi penggeraknya melalui doa-doa syafaat kita. Tuhan mampu memulihkan negeri kita. Tugas kita adalah berdoa, percaya, hidup benar dan mencari wajahNya. Bukankah Firman Tuhan sudah mengingatkan pula bahwa "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" (Yakobus 5:16b)? Jangan tunggu sampai negeri kita harus mengalami hal yang sama seperti Sodom. 10 umat Tuhan yang benar-benar percaya dan peduli pun sudah bisa mendatangkan perubahan positif. Jadi jangan tinggal diam, jangan berpikir pesimis bahwa anda hanyalah minoritas yang tidak bisa berbuat apa-apa, sebab itu bukanlah sikap yang diinginkan Tuhan. Datanglah pada Tuhan hari ini dan berdoalah bagi negeri kita. Tuhan akan mendengar dan siap memulihkan.

Sedikitpun asal benar mampu menggerakkan hati Tuhan untuk mengampuni dan melakukan pemulihan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Sukacita Kedua (3)

 (sambungan) Saya menyadari adanya sukacita kedua saat saya baru saja dihubungi oleh sahabat saya yang sudah melayani sebagai pendeta selama...