Perikop bacaan: Efesus 5:22-33
========================
"Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri."
Salah seorang teman saya menghabiskan masa pacaran selama 10 tahunan dan akhirnya lewat perjuangan berat mereka berhasil masuk ke jenjang pernikahan. Ketika sepertinya kisah mereka berakhir happy ending atau bahagia, perselisihan demi perselisihan ternyata muncul sejak awal pernikahan mereka. Tidak sampai setahun mereka pun mengambil keputusan bercerai, dan sampai hari ini setelah hampir setahun proses itu tidak juga kunjung selesai.
Tidakkah ironis rasanya jika melihat banyak pasangan yang menghabiskan masa pacarannya jauh lebih lama dibandingkan masa pernikahannya? Ini bukan lagi hal baru untuk kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak lagi terasa aneh. Ada begitu banyak pasangan yang tidak memiliki dasar kokoh dalam membina bahtera rumah tangganya. Mereka tidak tahu harus berbuat apa dan cenderung untuk meneruskan kebiasaan hidup sehari-hari ketika masih single ketika sudah memasuki hubungan yang tidak lagi sendirian. Bisa dibayangkan, akibatnya bisa runyam bahkan fatal. Tidak heran kalau hari-hari ini kita begitu sering mendengar pernikahan yang berakhir dengan perceraian.
Jika kemarin saya sudah membagi 5 Prinsip Saling yang akan sangat baik jika diaplikasikan dalam keluarga, hari ini mari kita melihat apa sebenarnya yang bisa dijadikan dasar dalam kehidupan rumah tangga, terutama antara suami dan istri. Benar, ada kalanya kita berbeda pendapat dalam mengambil keputusan, itu wajar dan lumrah. Tetapi itu tidak akan pernah boleh menjadi alasan untuk menjerumuskan keharmonisan/kehangatan sebuah pernikahan ke jurang kehancuran. Seharusnya suami dan istri dalam kekristenan bisa menjadi pasangan yang kokoh, penuh cinta dan sanggup menginspirasi banyak orang, bukan pasangan yang bagaikan sparring partner saling tonjok, menjatuhkan dan melukai dengan disaksikan banyak orang.
Tidak mudah untuk mencari titik temu antara dua pribadi yang berbeda. Semirip-miripnya sifat dua manusia, pasti tetap ada saja hal yang bebeda di antara keduanya. Sulit, itu pasti. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Yang menjadi titik permaslaahan adalah kecenderungan kita menempatkan ego secara berlebihan, atau malah berlindung di balik firman-firman Tuhan yang diinterpretasikan sendiri dan dipenggal-penggal seenaknya sesuai kebutuhan pribadi tanpa memahami keseluruhan pesan yang telah disampaikan Tuhan, tanpa hikmat tetapi menyalahgunakannya demi kepentingan diri sendiri.
Alkitab memberi sebuah kunci rahasia kesuksesan hubungan rumah tangga yang harmonis seperti yang diuraikan panjang lebar di dalam Efesus 5:22-33. Berbeda dari biasanya, kali ini saya tidak memberi satu ayat bacaan melainkan menganjurkan teman-teman untuk membaca satu perikop dalam Efesus 5.
Perikop dalam Efesus 5:22-33 diberi judul: "Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri" yang secara langsung mengungkapkan dasar yang seharusnya bagi kehidupan suami istri. Bagian ini secara jelas mengungkapkan kunci rahasia dari kesuksesan hubungan. Jika anda membacanya secara lengkap, nyatalah bahwa kedua belah pihak, suami dan istri, sama-sama punya tanggung jawab masing-masing.
Pertama-tama, mari kita lihat kewajiban para istri. "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." (Efesus 5:22). Mengapa harus tunduk? Ayat selanjutnya berkata "karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh." (ay 23). Bagi anda para istri, hendaklah anda tunduk kepada suami seperti halnya anda tunduk kepada Tuhan. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar atau diberi pengecualian dengan alasan apapun. Kita tidak bisa tunduk pada Tuhan tergantung kondisi bukan? Seperti itu pula seharusnya penundukan diri seorang istri terhadap suaminya. Apapun alasannya, apakah istri yang berpenghasilan lebih besar, istri berperan lebih banyak dalam keluarga, atau alasan lainnya, sebenar-benarnya alasan yang dikemukakan itu tidak serta merta bisa menjadi dalih untuk berlaku sebaliknya. Istri tunduk kepada suami, seperti halnya kepada Tuhan, itu kunci rahasia dari pihak istri. Tapi apakah itu hanya berlaku sepihak? Bolehkah suami menuntut haknya saja tanpa melakukan kewajibannya? Tentu saja tidak. Sebab ayat berikutnya menjabarkan kewajiban-kewajiban dari suami.
Giliran para suami, dengarlah ini: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (ay 25). Wow, pasti terdengar sangat berat, sebab kita tahu bagaimana cara Kristus mengasihi jemaat. Yesus tidak menyayangkan nyawaNya atau kenyamananNya, bahkan statusNya demi keselamatan para jemaat. Dia rela menyerahkan diri demi kita semua, menggantikan kita semua yang seharusnya terpancang di atas kayu salib dan membawa kita kepada pintu keselamatan. Seperti itulah bentuk dari kasih Kristus. Seperti itulah yang bisa menjadi kunci rahasia kesuksesan hubungan dari pihak suami. Seorang suami harus bisa mengasihi istri anda seperti bagaimana Yesus mengasihi jemaat hingga rela mengorbankan diriNya sendiri. Bersikap kasar dengan meluaki secara fisik atau psikis, membentak, menghina atau mengejek, menjelek-jelekkan istri di hadapan orang lain, bersikap kasar dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya tentu berseberangan dengan cara Kristus mengasihi jemaat.
Ternyata syarat berat bagi suami tidak berhenti sampai disitu saja karena kita bisa melihat tambahan lainnya. "Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya." (ay 29-30). Tentu tidak ada satu pun orang pun yang mau menyakiti atau menghancurkan bagian tubuhnya sendiri selama masih punya pikiran waras. Kristus selalu memperhatikan dengan seksama keselamatan kita masing-masing sebagai anggota tubuhNya. Roma 12:1-8 dan 1 Korintus 12:12-31 yang berbicara jelas mengenai kita sebagai anggota dari tubuh Kristus. Seperti itulah seharusnya sang suami harus mengasihi istrinya yang tidak lain adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mereka, pasangan kita dimana Tuhan sendiri yang telah menjadi saksi atas janji setia yang diucapkan pada saat menikah seperti yang ditegaskan dalam Maleakhi 2:14.Pernikahan akan menjadikan suami dan istri bukan lagi dua, melainkan satu seperti yang tertulis dalam Matius 19:5-6. Artinya, apabila kita tega menyakiti istri sendiri, itu sama saja dengan menyakiti tubuh sendiri. Itu bukanlah hal yang dilakukan oleh orang waras, dan itu tentu saja bertentangan dengan cara Kristus mengasihi jemaatNya.
Selanjutnya perhatikan bahwa Paulus mengatakan pesan mengenai dasar hidup suami istri ini sebagai sebuah rahasia besar. "Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat." (Efesus 5:32). Rahasia besar? Tidakkah itu berlebihan? Mungkin bagi sebagian orang terdengar seperti itu, tetapi apabila kita melihat banyaknya hubungan pernikahan yang hancur di tengah jalan, yang secara umum diakibatkan oleh ketidakpahaman akan fungsi, tugas, tanggung jawab, posisi, hak dan kewajiban masing-masing, kita bisa mengerti betapa besar rahasia kunci kesuksesan hubungan ini. Ayat ini sudah tertulis sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi betapa mengherankannya jika hari ini ternyata masih saja menjadi rahasia besar bahkan di antara orang-orang percaya sekalipun.
Secara ringkas, mari kita lihat kunci rahasia besar tadi. Istri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan (ay 22) dan suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat (ay 25). Bagi anda yang sudah menikah, mari kita renungkan bersama-sama Efesus 5 ini. Sudahkah kita menjalankannya tepat seperti yang dikatakan disana? Tidak ada hubungan yang seratus persen tanpa masalah, tetapi kunci yang disebut sebagai rahasia besar ini seharusnya mampu menjadi alat yang mampu mencegah pertengkaran, menyelesaikan keretakan, lalu merekatkan kembali hubungan untuk ikatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Keharmonisan rumah tangga bukanlah tergantung dari lamanya usia pernikahan, kondisi, situasi dan lain-lain, tetapi seringkali itu tergantung dari bagaimana kita sendiri menyikapi atau menghidupinya. Kita bisa menikmati sebuah keindahan hubungan yang harmonis, puitis penuh romansa, karena kunci rahasianya sudah diberikan Tuhan bagi setiap anda dan saya.
Suami mengasihi istri seperti Yesus mengasihi jemaat, istri tunduk pada suami seperti tunduk kepada Tuhan adalah rahasia besar yang merupakan kunci kesuksesan sebuah hubungan pernikahan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
2 comments:
Puji Tuhan, renungan ini benar-benar merupakan rahasia besar jika kita hayati, bukan hanya sekilas info yang kita baca. Kepada Penulis, terima kasih banyak atas renungan ini. Tuhanlah kiranya menambahkan hikmat dan kebijaksanaan sehingga semakin banyak jiwa dimenangkan untuk Tuhan Yesus lewat renungan ini. Tuhan Yesus Memberkati.
Amin🙏semoga keluarga kmi dilingungi Tuhan
Post a Comment