Ayat bacaan: Matius 6:7
==================
"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan."
Siapkah anda ketika diminta untuk memimpin doa? Faktanya ada banyak yang mundur ketika harus berdiri memimpin doa di hadapan orang banyak, apalagi jika di depan yang tidak dikenal. Seorang teman saya bercerita bahwa gerejanya sulit mencari pendoa syafaat padahal jemaatnya tidaklah sedikit. Banyak dari kita yang ragu akan kesanggupan kita karena kita bukanlah orator ulung yang pandai merangkai kata. Mereka berpikir bahwa manjur tidaknya doa itu tergantung dari kepandaian kita dalam menguntai rantai kata. Puitis, panjang, ber-rima, itu baru bagus. Atau harus terus mengulang-ulang kata dalam doa, seolah-olah Tuhan itu pelupa dan perlu diingatkan berkali-kali agar doa terkabul. Apakah itu yang menentukan baik tidaknya sebuah doa? Seperti apa sebenarnya bentuk doa yang baik itu?
Tuhan tidak memerlukan kepandaian kita dalam berkata-kata indah dan puitis. Malah secara tegas Yesus sudah mengingatkan kita agar jangan bertele-tele dalam berdoa. Ini bisa kita temukan dalam ayat berikut: "Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Matius 6:7). Yesus dengan tegas mengatakan bahwa orang yang bertele-tele dalam doa berarti tidak mengenal Allah. Artinya, Tuhan tidak meminta kita agar menjadi para penyair terlebih dahulu baru bisa membuatnya berkenan atas doa kita. Tuhan tidak meminta kita belajar memelintir kata-kata seperti seorang politisi atau juru bicara kawakan, penyair atau penulis lirik lagu berpengalaman. Tuhan tidak meminta kita untuk menjadi ahli komunikasi. Apa yang diinginkan Tuhan adalah sesuatu yang datang sejujurnya dari hati kita. Diucapkan dengan sederhana, tidak bertele-tele, dengan cara penyampaian yang simpel pula. Selama doa kita panjatkan dengan jujur dari hati yang bersih, maka Tuhan sudah pasti mendengarnya.
Lewat ayat bacaan hari ini kita diperingatkan agar tidak bertele-tele dalam berdoa. Tuhan tidak memandang panjang pendeknya doa, atau seserius/sesedih apa raut muka yang kita pasang. Mengapa? "..karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Matius 6:8). Jadi kejujuran yang berasal dari hati yang bersihlah yang akan sangat menentukan. Dalam kitab Samuel dikatakan bahwa apa yang dilihat Tuhan berbeda dari apa yang biasa dijadikan ukuran oleh manusia. "Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. "(1 Samuel 16:7). Kerendahan hati, penyerahan diri total, kesederhanaan dan tampil jujur apa adanya, itulah yang Tuhan perhitungkan.
Bagi yang ingin berbalik dari jalan-jalan yang keliru, akui segala kesalahan dengan jujur, bertobatlah dan mintalah pengampunan Tuhan kemudian jangan ulangi lagi. Sedang buat yang punya beban, utarakan beban anda dan mohonlah pada Tuhan dengan kesederhanaan dan kejujuran tanpa perlu ragu akan kepandaian anda dalam berkata-kata. Jangan lupa menyampaikannya dengan ucapan syukur, baik lewat kata-kata, nyanyian pujian maupun penyembahan, sebab ada ayat yang berkata: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Dan yang terpenting, berdoalah dalam nama Yesus. "...supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu." (Yohanes 15:16) ; "..dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (14:13-14). Mengapa harus melalui Yesus? Karena Yesuslah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa jika tidak melalui Dia (14:6).
Pengkotbah juga mengingatkan kita perihal berdoa. "Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit" (Pengkotbah 5:1). Ingatlah bahwa doa bukanlah perlombaan seni merangkai kata, menyusun kata puitis dan dramatis. Bukan berbentuk hafalan, bukan sebuah formalitas atau sekedar ritual, seremonial atau sekedar menjalankan kebiasaan tanpa makna, padahal hati sebenarnya sedang tidak tertuju padaNya. Doa bukan pula sebuah ajang akting. Berdoalah dengan polos seperti diri kita sendiri. Tidak perlu meniru gaya orang lain, apalagi pura-pura. Tuhan mengenal setiap pribadi anak-anakNya, Tuhan mengetahui apa yang menjadi beban hidup kita, dan Tuhan siap menjawab setiap doa yang disampaikan dengan jujur dari hati yang bersih.
Jangan bertele-tele dalam berdoa, sampaikan dengan sederhana dan jujur
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Merenungkan Makna Natal (3)
(sambungan) Mari kita baca dan renungkan ayat-ayat berikut. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaru...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
1 comment:
Inti doa hendaknya disampaikan langsung to the point, komentar balik ya di blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com
Post a Comment