Saturday, February 15, 2014

Korah (1)

Ayat bacaan: Bilangan 26:10
==========================
"tetapi bumi membuka mulutnya dan menelan mereka bersama-sama dengan Korah, ketika kumpulan itu mati, ketika kedua ratus lima puluh orang itu dimakan api, sehingga mereka menjadi peringatan."

Anda tentu kenal dengan aktor Robert Downey, Jr yang sangat sukses lewat banyak peran, terutama untuk masa sekarang lewat peran hebatnya di seri blockbuster Iron Man. Kesuksesannya tidaklah datang instan, dan jika anda melihat kisah hidupnya anda akan melihat bahwa ia termasuk orang yang sangat beruntung karena mendapatkan kesempatan kedua. Aktor ini memulai karir sejak masa kecilnya di usia 5 tahun, dan setapak demi setapak ia terus merangkak naik di peta percaturan Hollywood yang keras. Ia mulai menuai hasil pada pertengahan tahun 80'an hingga mencapai puncaknya pada awal hingga pertengahan tahun 90an lewat film-film seperti Chaplin, Air America, Scent of a Woman dan Natural Born Killer. Sayangnya aktor ini kemudian terjebak pola hidup buruk. Ia berulang kali ditangkap atas pemakaian dan kepemilikan beberapa jenis obat-obatan terlarang. Ini membuat apa yang telah ia perjuangkan selama 20 tahun langsung amblas. Ia terus menghadapi kesulitan untuk bisa lepas dari pengaruh obat-obat terlarang dan meski ia terus mencoba bangkit kembali dari bawah, ia terus menerus terjatuh kembali kepada kebiasaan buruknya. Untunglah kesempatan kedua ia peroleh lewat perannya di film Iron Man. Ia kembali bangkit dan saat ini menjadi salah satu aktor dengan harga termahal.

Tidak semua orang bisa seberuntung Robert. Kita melihat sendiri di kalangan dunia selebritis ada banyak artis yang memulai dengan susah payah dengan banyak pengorbanan sejak lama tapi semua menjadi hancur sia-sia hanya karena lengah, terlena atas kesuksesan mereka lalu terperangkap kesalahan yang mereka perbuat. Di dunia peran, dunia musik, politik dan berbagai profesi lainnya kita terus melihat nama-nama yang mati-matian membangun karir selama bertahun-tahun lalu bersinar, tapi kemudian meredup drastis, apakah karena obat-obatan terlarang, skandal, korupsi ataupun sifat-sifat buruk lain seperti kesombongan dan lain sebagainya. Ada yang bisa kembali menapak naik, tidak sedikit pula yang harus melupakan impian mereka dan tidak pernah kembali. Susah-susah berjuang, tapi habis sia-sia. Sungguh amat disayangkan sesuatu yang telah dibangun harus hancur dalam sekejap mata karena kebodohan sendiri. Terlena dalam kesuksesan bisa membuat orang lengah terhadap dosa, dan itu bisa menjadi sangat fatal akibatnya.

Kejatuhan seringkali datang bukan pada saat kita menapak atau berjuang naik, tapi justru ketika kita sudah berhasil. Oleh sebab itu Paulus mengingatkan kita agar berhati-hati menyikapi keberhasilan. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Mempertahankan itu auh lebih berat ketimbang membangun. Ada banyak faktor di dalam sebuah keberhasilan yang bisa membuat kita lupa diri, sesuatu yang mungkin tidak terjadi ketika kita sedang merintis atau membangun keberhasilan kita. Maka tidaklah heran jika ketika kita sudah sukses, perjuangan bukan menjadi lebih mudah tapi malah justru lebih berat.

Tokoh dalam Alkitab yang bernama Korah dalam kitab Bilangan bisa kita jadikan pelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Korah pada mulanya merupakan seorang pemimpin yang cukup berpengaruh pada masa dimana bangsa Israel keluar dari Mesir. Seperti halnya orang Lewi lainnya, Korah dipercaya untuk melakukan pekerjaan pada Kemah Suci Tuhan, bertugas sebagai pelayan Tuhan atas umat yang dipercayakan padanya. Dengan status seperti itu ia dengan sendirinya mendapat kepercayaan yang lebih tinggi di banding orang Israel lainnya. Itu adalah sebuah kehormatan yang seharusnya disyukuri dan ditanggungjawabi dengan sungguh-sungguh, dengan sepenuh hati. Sayangnya bukan itu yang ia lakukan. Ia terlena akan kehormatan yang diberikan kepadanya lalu terperosok dalam dosa pemberontakan. Ia menjadi lupa akan hakekat kepercayaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya dan tidak menyikapi kesuksesan dengan benar. Ia menghargai dirinya sendiri secara berlebihan dan kemudian gagal untuk mengenal batasan yang telah ditetapkan Tuhan baginya. Ia lupa kepada apa yang menjadi garis tugasnya dan berubah menjadi orang yang sombong. Korah merencanakan makar, "mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan." (Bilangan 16:1-2). Kenapa ia memberontak? Itu karena ia merasa dirinya lebih hebat dari orang lain, berada diatas angin sehingga tergoda akan jabatan. Ia dan kelompoknya merasa iri kepada Musa. Lantas Musa pun menegur mereka: "Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka, dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?" (ay 9-10). Kesombongan Korah dan pengikut-pengikutnya membuat mereka lupa bahwa sesungguhnya yang mereka lawan bukanlah Musa dan Harun saja melainkan Tuhan yang telah menggariskan langsung seperti apa mereka harus berjalan.

Musa dengan bijaksana lantas mengajak bangsa Israel untuk melihat siapa yang benar. "Sesudah itu berkatalah Musa: "Dari hal inilah kamu akan tahu, bahwa aku diutus TUHAN untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah dari hatiku sendiri: jika orang-orang ini nanti mati seperti matinya setiap manusia, dan mereka mengalami yang dialami setiap manusia, maka aku tidak diutus TUHAN. Tetapi, jika TUHAN akan menjadikan sesuatu yang belum pernah terjadi, dan tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka beserta segala kepunyaan mereka, sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati, maka kamu akan tahu, bahwa orang-orang ini telah menista TUHAN." (ay 28-30). Apa yang terjadi selanjutnya sangat fatal. Murka Tuhan turun atas mereka dan kebinasaan pun menimpa mereka. "Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka. Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu." (ay 31-33). Hal ini kemudian disinggung kembali pada bagian lain. "tetapi bumi membuka mulutnya dan menelan mereka bersama-sama dengan Korah, ketika kumpulan itu mati, ketika kedua ratus lima puluh orang itu dimakan api, sehingga mereka menjadi peringatan." (Bilangan 26:10). Korah dan orang-orangnya akhirnya binasa, turun hidup-hidup ke dunia orang mati. Hukuman Tuhan jatuh atas orang-orang sombong yang melupakan hakekat dirinya lalu berani melawan Tuhan. Betapa ironis dan disayangkan, orang yang sudah mendapat kepercayaan dari Tuhan tapi menyia-nyiakan kesempatan, malah memanfaatkan kehormatan yang mereka terima dari Tuhan untuk mencari nama besar sendiri. Ayat yang menjadi bacaan kita hari ini berkata dengan tegas agar hendaknya kita menjadikannya peringatan, jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama dalam hidup kita seperti yang dibuat Korah.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...