Ayat bacaan: Kejadian 1:26
========================
"Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Dalam pekerjaan anda, anda tentu memiliki job description atau gugus tugas yang menjadi tanggung jawab anda. Itu adalah bagian-bagian yang harus kerjakan dengan hasil terbaik agar hasil kerja anda bisa dikategorikan berhasil. Sebuah amanat merupakan hak yang diberikan kepada kita harus juga dipertanggungjawabkan kepada yang memberi, apakah kepada sesama manusia atau kepada Tuhan. Amanat wajib tidak boleh dilanggar dan sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga dengan baik.
Sudahkah kita sadar bahwa kita sebenarnya sudah diberikan amanat atau otoritas untuk mengelola ciptaan Tuhan lainnya? Hari ini saya masih ingin mengacu pada Kejadian pasal 1. Saat Tuhan menciptakan manusia buat kali pertama. Di sana "job description" buat kita sudah jelas disebutkan oleh Tuhan sendiri. "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26). Tugas ini semakin dipertegas dalam ayat selanjutnya: "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (ay 28). Tuhan memberi amanat dengan hak untuk berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, atas ternak, atas binatang melata yang merayap di darat, atas seluruh bumi beserta isinya. Bukan cuma berkuasa, tapi juga dikatakan taklukkan. Otoritas itu diamanatkan buat kita. Layaknya amanat, otoritas ini tentu sangat penting, sayangnya apa yang kita lakukan justru bertolak belakang dari apa yang menjadi panggilan bagi kita sesungguhnya dari Tuhan.
Hari ini bumi yang kita huni punya begitu banyak masalah. Bencana alam, global warming, kerusakan lingkungan akibat penebangan liar dan pembakaran hutan hanyalah sedikit dari setumpuk masalah besar yang akan menimbulkan malapetaka bagi generasi selanjutnya jika tidak segera diatasi. Jangankan nanti, saat ini saja sudah banyak dampak yang timbul akibat global warming ini. Bumi semakin panas, perubahan cuaca sangat ekstrim dan sebagainya. Itulah nasib bumi dan segala habitat yang hidup didalamnya. Mengacu kepada amanat yang diberikan Tuhan kepada manusia di atas, bukankah manusia juga yang salah karena tidak mau memelihara bumi dengan baik sejak awal? Banyak yang hanya memikirkan kepentingan sesaat dan tidak sadar betapa besar dampaknya bagi kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Atas dasar keinginan untuk memperoleh keuntungan, mereka berani melanggar amanat yang sudah dipercayakan Tuhan. Pencemaran lingkungan lewat banyak cara terus terjadi. Kecenderungan manusia mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan kerusakan lingkungan berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya. Manusia terus bersifat destruktif.
Mari kita fokus kepada kata "menguasai dan menaklukkan". Banyak orang yang menyalah artikan kedua kata ini. Mereka mengira bahwa menguasai berarti mempergunakan segala sesuatu untuk kepentingan diri sendiri seenak hati saja tanpa mempedulikan dampak yang ditimbulkan. Kata berkuasa dan menaklukkan diartikan sebagai menghabiskan tanpa tanggung jawab. Padahal seharusnya bukan seperti itu yang dimaksud. Kata menguasai dan menaklukkan ini terkaiterat dengan tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan kelangsungan dari apa yang telah dititipkan Tuhan kepada kita. Kejadian pasal 1 menunjukkan bagaimana Tuhan berulang kali memastikan sampai puas hingga melihat apa yang Dia ciptakan baik adanya, bahkan sungguh amat baik. Kalau Dia menciptakan semua itu dengan tujuan baik dan dengan sangat sempurna, mengapa kita justru berani merusaknya dengan gegabah? Semua yang ada di muka bumi ini adalah milik Tuhan, dan itu bisa kita baca dalam Mazmur 24:1 yang berbunyi: "Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya." Kepada kita diberi otoritas untuk menguasainya seperti yang kita baca dalam Kejadian 1 ayat 26 dan 28 tadi. Artinya Tuhan memberi otoritas kepada kita untuk menentukan bagaimana masa depan bumi ini kelak. Apakah menjadi semakin hancur, atau tetap indah seperti apa yang diinginkan Tuhan ketika Dia menciptakan sejak awal, semua itu tergantung bagaimana umat manusia menyikapinya.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment