Ayat bacaan: Lukas 6:47-48
==========================
"Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya..ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun."
Sebuah rumah bisa tampak indah dari penampilan luarnya, tetapi belum tentu baik kondisinya. Itu pelajaran yang saya dapat beberapa tahun lalu saat saya memutuskan untuk berhenti mengontrak dan mencari rumah. Saya dan istri berkeliling dari satu tempat ke tempat lain mencari yang cocok dengan budget. Mulai dari rumah-rumah baru di perumahan sampai rumah yang hendak dijual pemiliknya kami datangi satu persatu. Beberapa kali saya bertemu dengan rumah yang dari tampak luarnya terlihat baik tapi ketika dindingnya diketuk ternyata rapuh, ada juga yang kalau dilihat baik-baik ternyata miring, meragukan dari segi kekuatan konstruksi penahannya. Kalau tidak hati-hati, saya bisa tertipu dari tampilan luar yang kelihatan indah. Belakangan saya justru lebih memperhatikan konstruksi penahan alias tampilan luarnya. Toh itu nanti bisa direnovasi sesuai keinginan, tetapi kalau pondasinya buruk maka saya harus meruntuhkan dulu dan membangun ulang, sehingga jelas butuh biaya yang jauh lebih besar lagi.
Pondasi merupakan bagian konstruksi yang terpenting pada sebuah bangunan, karena disanalah terletak tumpuan seluruh beban yang ada di atasnya, juga kekuatan menahan berbagai gaya dari luar. Sebuah pondasi akan tergantung dari berat bangunan (berapa tingkat dan bahan yang digunakan), juga kontur tanah dimana bangunan tersebut didirikan. Ada tanah yang miring, ada tanah yang tidak padat alias bekas rawa, ada tanah hasil timbunan, sehingga kondisinya benar-benar harus diketahui terlebih dahulu agar pondasinya kuat untuk menahan beban rumah yang ada diatasnya. Tidak jauh dari tempat saya tinggal ada sebuah perumahan yang ternyata lalai dalam memastikan konstruksi pondasi. Akibatnya beberapa rumah disana ambruk sebagian, konstruksinya patah sehingga tidak lagi layak huni. Beruntung tidak sampai ada korban jiwa, tapi tetap saja sang pengembang harus menghadapi kemarahan pemilik rumah yang rusak tersebut.
Jika pondasi rumah saja sangat penting, apalagi pondasi kehidupan kita. Kehidupan ini tidaklah mudah untuk dijalani. Selalu ada badai masalah, tekanan, problema dan berbagai rintangan yang akan terus muncul pada waktu-waktu tertentu. Bagaimana kita bisa bertahan dan tetap tegar ditengah badai kalau pondasi kita lemah? Bisa-bisa terkena masalah kecil yang jika dibandingkan dengan badai hanya berupa angin sepoi saja sudah mampu membuat kita ambruk, hancur berantakan. Karenanya jelas, kalau rumah saja butuh pondasi yang mumpuni agar bangunan yang ada diatasnya bisa kuat berdiri, hidup kita pun butuh pondasi kuat agar tidak gampang hancur dalam menghadapi segala kesulitan dalam hidup.
Yesus sudah mengingatkan pentingnya membangun pondasi yang kokoh sebagai dasar atau landasan untuk hidup. "Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun." (Lukas 6:47-48). Rumah yang dibangun dengan membuat pondasi jauh menembus permukaan akan kuat, tidak gampang goyah ketika air bah, banjir, atau badai dan gempa melanda rumah itu. Betapa besar peran pondasi yang kokoh dalam menjaga rumah agar tetap tegak berdiri di tengah badai. Seperti itu pula yang akan terjadi dengan kita jika kita peduli untuk meletakkan dasar yang kuat bagi kerohanian kita. Masalah yang silih berganti niscaya tidak akan mudah meruntuhkan kita. Bagaimana sebaliknya? Dalam ayat selanjutnya Yesus berkata: "Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." (ay 49). Orang yang tidak peduli dengan dasar yang kuat akan menjadi seperti rumah yang dibangun di atas tanah tanpa pondasi. Sedikit saja digoyang maka hidupnya pun akan segera ambruk, porak poranda dan hancur berantakan.
Lihatlah bahwa bangunan boleh saja tampak sama indah dari luar. Namun kualitas sesungguhnya baru akan terlihat apabila ada goncangan menerpanya. Bangunan yang punya pondasi kuat tidak akan gampang rusak meski dilanda berbagai bencana, tapi sebaliknya bangunan yang dibangun ala kadarnya akan porak poranda, hancur berkeping-keping ketika badai, banjir atau air bah datang menghantamnya. Seperti halnya bangunan, demikian pula kerohanian kita. Agar kuat, kita perlu memperhatikan atau bahkan menitikberatkan pertumbuhannya dalam sebuah dasar yang kuat.
Bagaimana agar kita bisa memiliki pondasi kokoh kehidupan itu? Perhatikan kembali ayat 47 di atas. "Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya". Itulah kunci untuk membuat sebuah pondasi kokoh kerohanian yang berpengaruh pada kekuatan hidup. Datang kepadaNya, mendengarkan perkataanNya dan melakukan firmanNya. Berhenti pada percaya kepadaNya dan mengetahui firmanNya saja tidaklah cukup untuk membangun pondasi kuat. Kita harus pula melanjutkan dengan melakukan apa yang Dia ajarkan. Intinya, kita harus melandaskan hidup kita sepenuhnya pada batu karang yang tidak lain adalah Kristus sendiri. (1 Korintus 10:4). Namanya melandaskan hidup tentu bukan berarti boleh berhenti hanya sekedar tahu saja, tetapi harus pula menjalani kehidupan yang berpusat kepadaNya dan mendasari segala yang kita perbuat sesuai firmanNya. Tidaklah cukup hanya mendengar, tetapi harus pula dilanjutkan dengan melakukan. Itulah yang akan membuat kita memiliki pondasi kuat sehingga tidak mudah goyah ketika tertimpa badai persoalan.
Kekristenan tidak mengajarkan kita untuk sekedar rajin berseru kepada Tuhan saja. Itu tidak akan pernah cukup. Yang akan mendapat tempat ke dalam Kerajaan Allah hanyalah orang yang tidak berhenti hanya sampai disana, tapi melanjutkan pula kepada melakukan firman. Yesus berkata "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21) Tuhan tidak berkenan kepada orang yang cuma pandai berseru tanpa disertai aplikasi secara nyata dalam kehidupannya. "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46). Karenanya janganlah berpuas diri hanya ketika kita sudah rajin berdoa, atau ketika kita sudah rajin membaca firman Tuhan. Itu tentu baik, tetapi tanpa disertai perbuatan nyata sesuai kehendak Tuhan, semua itu tidak akan membawa hasil maksimal.
Orang saleh bukanlah orang yang hanya rajin berdoa dan tampak suci di mata masyarakat, tapi sebenarnya adalah orang yang melanjutkan langkahnya dengan melakukan segala sesuatu dalam ketaatan penuh secara nyata sesuai firman Tuhan. Bagi orang-orang yang saleh Tuhan menjanjikan begitu banyak kebahagiaan seperti yang tertulis dalam Mazmur 16:1-11. "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mazmur 16:11). Semua janji Tuhan ini akan diberikan kepada orang-orang yang peduli untuk membangun kehidupannya di atas dasar rohani yang kuat. Oleh karena itu, hendaklah kita tidak berhenti hanya kepada percaya dan membaca saja, namun melanjutkan itu pula dengan menjadi para pelaku firman yang mampu menjadi terang dan garam di manapun kita berada. Perhatikan baik-baik kehidupan kita apakah sudah dibangun dengan pondasi kuat atau belum. Jika belum, benahilah segera sebelum hidup kita keburu rontok diterjang badai.
Tingkatkan kepada melakukan firman agar kita memiliki pondasi yang kuat
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Merenungkan Makna Natal (8)
(sambungan) Seorang hamba Kristus seharusnya rela melepas atribut dan hak dalam melakukan segala yang dikehendaki Tuhan dalam hidupnya. Jan...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
2 comments:
Terimakasih atas "Pondasi Hidup yang Kokoh" yang anda buat ini sedemikian rupa.
Semoga bermanfaat buat saya dan untuk orang lain, sekali lagi terimkasih banyak.
Berhenti terima iklan
Post a Comment