(sambungan)
Mengapa seperti itu? Yohanes mengatakan "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi." (1 Yohanes 4:11). Ini merupakan esensi dasar kekristenan. Karena Tuhan adalah kasih itu sendiri, dan kasihNya kepada manusia sangat besar, begitu besar sampai Dia rela mengorbankan Kristus untuk menebus kita, maka sudah sepantasnya kita pun membagi kasih kepada sesama kita. Yesus meminta kita untuk mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri (Matius 22:39), lantas juga memberikan perintah baru kepada kita yaitu "... supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Seperti besarnya kasih Tuhan kepada kita, seperti itu pula kita harus mengasihi orang lain. Itu bukan anjuran tetapi dikatakan perintah, yang artinya harus atau wajib kita laksanakan.
Mengasihi tidaklah harus selalu berbentuk pemberian sedekah lewat materi, tapi juga bisa lewat perhatian, lewat membagikan sebagian waktu kita untuk mendengarkan mereka yang membutuhkan pertolongan, lewat menunjukkan bahwa kita mengasihi atau peduli kepada mereka, bahkan seringkali sebuah senyum tulus bisa berarti besar bagi sebagian orang.
Kita harus bisa menjadi saluran kasih Tuhan untuk menjangkau mereka yang tidak lagi merasakan kasih dari orang lain dalam hidupnya. Sudahkah kita perduli kepada saudara-saudara kita yang tengah menjerit meminta pertolongan, pedulikah kita kepada orang-orang yang merasa kesepian dan tidak punya siapa-siapa lagi untuk menolong mereka? Jika pengabdian seperti Bunda Teresa terasa begitu jauh dan sulit, sudahkah kita memperhatikan orang-orang yang sangat dekat di sekitar kita? Maukah kita menyisihkan sebagian dari apa yang ada pada kita untuk mereka, atau kita malah bersungut-sungut karena merasa terganggu dengan kehadiran mereka? Yesus berkata: "..sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Artinya ini adalah sesuatu yang penting dan wajib untuk kita lakukan.
Ada banyak orang disekitar kita yang sudah sangat terluka dan hidup dengan kesedihan dan kesepian. Ada banyak orang yang tidak lagi bisa merasakan hangatnya kasih Tuhan karena mereka setiap harinya bergumul sendirian tanpa ada yang peduli. Kita seharusnya bisa berperan disana, membantu mereka untuk kembali merasakan kasih Tuhan lewat keberadaan kita di dekat mereka. Bunda Teresa menjalankan panggilannya untuk terjun langsung ke salah satu pusat kemiskinan terparah di dunia, dan ia melihat bahwa yang terparah ternyata bukanlah masalah pemenuhan kebutuhan pokok tetapi justru perasaan terbuang, tertolak, tidak diinginkan, tidak diakui dan tidak ada yang mengasihi. Tidak perlu jauh-jauh ke Kalkuta karena disekitar kita pun sebenarnya ada banyak orang yang tengah mengalami kemiskinan termiskin ini. Saat ini juga, marilah berperan secara langsung dengan menyatakan kasih kepada mereka. Let them know that they are not alone, help them to feel God's love again through us. Jika anda mulai berpikir untuk melakukan ini, kelak anda akan merasakan sebuah rasa bahagia yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya saat anda menyaksikan sebuah pemulihan Ilahi turun atas mereka lewat kasih yang anda curahkan ke dalam hidup mereka.
Sebuah sukacita yang berbeda hadir saat kita melihat orang yang tertolak kembali merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment