(sambungan)
Jika kita melihat para Nabi baik di Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita pun akan melihat bahwa pelayanan mereka seringkali disertai berbagai permasalahan, penuh penderitaan dan berbagai gejolak yang setiap saat mampu melemahkan mereka hingga ke titik terendah. Dari Nuh, Musa hingga Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya, semua mengalami berbagai masalah yang tidak mudah untuk dihadapi. Namun mereka tidak patah semangat, dan tetap tegar melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa. Mereka tetap tekun melayani sepenuh hati. Malah tidak sedikit yang mempertaruhkan nyawa mereka, bahkan kebanyakan malah harus rela menjadi martir. Tapi mereka tetap setia hingga akhir. Mengapa? Karena visi mereka jelas, yaitu menempatkan Tuhan di atas segalanya dalam apapun yang mereka lakukan. Meski ditempatkan pada posisi kehilangan nyawa sekalipun, visi yang benar akan membuat mereka tidak melenceng sedikitpun. Mereka punya sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhan di atas segalanya.Kita bisa meneladani mereka. "Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan." (Yakobus 5:10). Kedatangan Yesus ke dunia pun tidak lepas dari berbagai penderitaan. Tapi karena kasihNya yang luar biasa besar bagi kita, Dia menggenapkan kehendak Bapa hingga tuntas, mati di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. .
Perselisihan dalam pelayanan bisa terjadi kapan saja. Gesekan-gesekan akan selalu ada ketika kita berada dalam sekelompok orang yang sama setiap hari. Itu sangat wajar. Gesekan menimbulkan panas, itu benar. Tetapi yang harus kita perhatikan adalah sikap hati kita dalam menghadapi hal itu. Alangkah ironisnya jika kita menjadi sulit membedakan mana yang menjadi keinginan Tuhan dan mana yang berasal dari ego dalam diri kita.
Lantas bagaimana jika terjadi gesekan atau perselisihan? Yang terbaik adalah berusaha secepatnya untuk berdamai dan saling memaafkan. Seperti apa yang diingatkan oleh Paulus, kita harus selalu berusaha menghindari perpecahan. "Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir." (1 Korintus 1:10). Seperti halnya Tuhan selalu siap membukakan pintu pengampunanNya bagi kita, demikian pula kita harus selalu siap untuk saling memaafkan satu sama lain. Dan itupun ada ayatnya. "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32). Lalu dengarkan pula nasihat Paulus kepada Timotius berikut: "sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran." (2 Timotius 2:24-25).
Jika dalam menghadapi gesekan belum apa-apa kita sudah bereaksi dengan emosional, seperti mengundurkan diri dari pelayanan, menghujat atau yang lebih ekstrim langsung lompat pagar pindah gereja, itu artinya kita belum sampai pada visi yang benar dalam melayani Tuhan, dan itu juga berarti bahwa kita belumlah menjadi pelayan yang taat terhadap tuannya. Ingatlah bahwa di atas segalanya kita melayani karena mengasihi Kristus lebih dari segalanya. Taklukkanlah hal-hal lain yang mungkin merintangi pelayanan kita dengan kasih dan saling memaafkan dan fokuslah kembali pada tujuan dan visi yang sesungguhnya. Jangan biarkan motivasi menjadi kabur lalu membiarkan hal-hal negatif muncul karena adanya pergeseran arah tujuan pelayanan. Pastikan semuanya berjalan benar, dalam koridor dan motivasi yang benar, sehingga nama Tuhan bisa dipermuliakan dalam setiap pelayanan kita.
Sikapi gesekan dengan baik lewat menjaga motivasi melayani yang benar
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Saturday, March 7, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment