Tuesday, July 14, 2015

Hati Bapa (3)

(sambungan)

Bentuk hati seperti itulah yang dimiliki Tuhan terhadap setiap orang yang terhilang. Itulah bentuk hatinya selagi kita masih bergelimang kesesatan dalam dunia ini. Dia tidak pernah ingin kita terus tersesat. Dia tetap mengasihi kita semua bahkan ketika kita masih terus berlumuran dosa. Satu bukti nyata betapa besarnya kasih Allah terhadap kita orang berdosa ini adalah dengan hadirnya Yesus agar kita semua tidak binasa melainkan layak untuk beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16). Satu hal yang perlu kita ketahui adalah benar bahwa Tuhan membenci dosa, tapi Dia tidak membenci orang berdosa. Dia terus berharap agar setiap orang yang tersesat bisa kembali ke jalanNya. Dia rindu melihat kita semua berbalik dari jalan-jalan yang salah untuk kembali kepangkuanNya.Dia rindu untuk menyambut 'kepulangan' kita.

Dalam Mazmur Daud pun hal ini dengan jelas dinyatakan. "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13). Hati Bapa yang penuh kasih dan penuh pengampunan seperti inilah yang mewarnai sikap Tuhan kepada kita semua. Bukankah ini luar biasa? Tuhan mengatakan bahwa Dia siap untuk membuang dosa kita sejauh timur dari barat (ay 12), melemparkannya jauh ke dalam tubir laut (Mikha 7:9), tidak lagi mengingat-ingat dosa kita (Yesaya 43:25) bahkan dikatakan siap untuk dibenarkan oleh Allah melalui Kristus. (2 Korintus 5:21). Bukan sekedar dipulihkan, diampuni, tapi malah dibenarkan. Hati Bapa adalah hati yang penuh belas kasih. Dia merindukan kita yang terlanjur hilang, dan berharap kita akan kembali kepadaNya. Itulah yang akan menyukacitakan hatiNya lebih dari apapun.

Apabila ada keraguan akan besar pengampunan Tuhan, berhati-hatilah karena dalam pola pemikiran seperti itu iblis akan berpesta pora membuat kita semakin parah sebagai tertuduh atau terdakwa. Itu adalah salah satu kesukaan iblis dalam menjatuhkan kita sekaligus menjauhkan kita dari Tuhan. Ada banyak orang yang menganggap Tuhan sebagai Sosok yang kejam, yang tidak akan segan-segan menghukum kita habis-habisan. Dalam hal tertentu Tuhan memang akan menghukum manusia yang tidak juga bertobat hingga kesempatannya habis. Tapi apakah Tuhan senang dengan itu? Apakah Dia tertawa puas melihat kita disiksa di dalam api neraka?

Sama sekali tidak. Tuhan bukanlah figur beringas, kejam dan penuh kebencian. Dia adalah Bapa yang penuh kasih. Tuhan akan sangat sedih jika sampai kita berakhir di sana. HatiNya akan menangis perih. Dia sudah merelakan Yesus untuk turun ke dunia menyelamatkan kita, dan jika kita masih saja berakhir di ujung yang seburuk itu, maka semua pengorbanan Tuhan akan menjadi sia-sia. Hati Bapa adalah hati yang lembut yang mengasihi kita dengan begitu luar biasa besar.

Tidak ada kata terlambat untuk bertobat selagi kesempatan untuk itu masih ada. Hati Bapa adalah hati yang penuh belas kasih dan akan segera merangkul menyambut kita. sebuah pertobatan pribadi yang sungguh-sungguh akan disambut Allah dengan penuh sukacita bersama seisi surga. Disamping itu, ingat pula bahwa ada banyak orang yang sangat membutuhkan bentuk kasih seperti ini dalam masa-masa sulit mereka. Jangan sampai kita mengabaikan mereka. Alangkah bahagianya jika lebih banyak lagi orang yang akhirnya menemukan jalan menuju Bapa, disambut dengan berlari dan rangkulan penuh sukacita olehNya sendiri, dimana malaikat dan seisi Surga pun akan turut menyambut dengan bersorak sorai. Dan kita bisa berperan di dalamnya untuk mengantarkan mereka pulang menuju sambutan meriah dari Surga.

Jangan pernah berpikir bahwa anda sudah terlambat untuk bertobat, dan jangan abaikan mereka yang masih hilang. Ketahuilah seperti apa isi hati Bapa dan rasakan bersama-sama kehangatan sambutanNya dan pintu kemaafan dariNya yang begitu lembut dan penuh kasih.

Tuhan berlari menyambut kepulangan anak-anakNya dengan rangkulan, ciuman dan pesta besar

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...