Ayat bacaan: Ulangan 32:30
======================
"Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka!"
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Itu kata pepatah. Itu menggambarkan bahwa manusia sebenarnya sangatlah menyadari pentingnya bersatu untuk membangun sebuah kekuatan, yang tentu saja akan lebih baik ketimbang sendirian. Sayangnya meski tahu itu, semakin lama manusia semakin lebih tertarik untuk terpecah atau bercerai ketimbang bersatu. Selalu saja ada alasan yang dikemukakan sebagai dasar pembenaran. Dan saya bukan cuma berbicara mengenai hubungan dalam sel terkecil yaitu suami dan istri atau antar anggota keluarga, tetapi lebih luas lagi menyangkut hubungan pertemanan, antar sesama warganegara, atau juga antar bangsa dan negara.
Yang lebih menyedihkan lagi, di kalangan orang percaya pun banyak yang terjangkit wabah yang sama. Bahkan ini terjadi di kalangan para pemukanya. Lihatlah gereja yang terus terpecah dan berjalan sendiri-sendiri. Saat setiap orang Kristen yang akan memasuki pernikahan terus diingatkan bahwa bercerai itu tidak boleh, kenapa mereka yang punya otoritas malah dengan seenaknya menunjukkan seolah perceraian itu boleh atas alasan-alasan tertentu yang menurut mereka pantas dijadikan dasar untuk melakukannya? Yang lebih aneh lagi, ada diantara mereka yang bahkan berani berkata bahwa perceraian itu memang atas perintah Tuhan yang ditanam di hati mereka. Itu pernah saya dengar dari seorang petinggi. Wah, bukan main beraninya menjadikan Tuhan sebagai bemper untuk melakukan sesuatu yang justru tidak disukai Tuhan.
Ada sebuah contoh sederhana yang sudah saya ketahui sejak saya masih duduk di sekolah dasar. Sebuah lidi tentu mudah untuk dipatahkan, tetapi menjadi sangat sulit untuk mematahkan sapu lidi yang berisi puluhan sampai ratusan lidi yang diikat menjadi satu. Kita juga tentu tahu betul bagaimana politik Devide et Impera yang dijalankan Belanda dulu mampu membuat bangsa kita menjadi bangsa yang terjajah selama 3.5 abad. Devide et Impera, alias Divide and Rule, pecah belah lalu kuasai, menjadi sebuah strategi yang berhasil bagi penjajah dahulu kala. Meski Belanda sudah hengkang 70 tahun lalu dari bumi pertiwi, masih banyak orang yang mengadopsi strategi ini untuk keuntungan mereka. Tidak memikirkan kelangsungan bangsa, negara atau orang-orang lain yang hidup didalamnya yang semakin lama semakin terpuruk sebagai korban para penguasa.
Ada sebuah ayat menarik yang saya peroleh hari ini. "Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka!" (Ulangan 32:30). Kalau kita teliti secara matematis, seandainya satu orang bisa mengalahkan seribu orang, maka seharusnya dua orang bisa mengalahkan dua ribu orang. Tapi ayat bacaan hari ini mengatakan hal yang berbeda. Ketika satu orang bisa mengatasi seribu orang, dua orang akan mampu mengatasi sepuluh kali lipat dari kekuatan satu orang, alias sepuluh ribu! Ayat bacaan kita mengatakan bahwa itu tidak akan mungkin kalau bukan atas campur tangan Tuhan. Lantas Yosua mengatakan bahwa kemampuan itu bukanlah karena kehebatan kita, tapi karena hadirnya Tuhan. (Yosua 23:10).
Dari sini kita bisa melihat bagaimana kuasa Tuhan hadir berlipat ganda lewat kebersatuan. Kita melihat bahwa ada pelipatgandaan kuasa, pelipatgandaan berkat, dan pelipatgandaan pertolongan dari Tuhan ketika ada lebih dari satu orang yang bersepakat. Pengkotbah pun sebenarnya sudah mengingatkan hal ini. "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka....Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (Pengkotbah 4:9,12).
Saat Tuhan Yesus hadir dan mengajarkan isi hati Bapa, Dia suatu kali berkata: "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:19-20). Ya, permintaan dari dua atau tiga orang, atau lebih, yang berkumpul dalam nama Yesus, bersepakat bersama-sama meminta dalam doa, maka Yesus akan hadir ditengah-tengah mereka dan permintaannya akan dikabulkan oleh Bapa. Bukankah ini luar biasa? Kesepakatan antara dua orang atau lebih akan membawa hadirnya Tuhan dan disana ada pelipatgandaan.
Hari ini kita memperingati hari kemerdekaan kita yang ke 70. Bangsa ini masih terpecah-pecah, masih banyak ketidakadilan dan bentuk-bentuk tirani mayoritas kepada kaum minoritas. Akan sulit sekali untuk berharap masa depan bangsa yang lebih baik kalau diantara umat Tuhan sendiri saja perpecahan atau perceraian masih terus terjadi. Bagaimana kita bisa menjadi berkat dan membawa angin perubahan kalau kita sendiri saja masih tidak beres? Kalau untuk bersatu dalam pekerjaan, pelayanan atau kehidupan dalam skala kemasyarakatan yang menyangkut banyak orang masih terasa sulit, bagaimana dengan sel terkecil yaitu keluarga? Apakah kita sudah rajin berdoa bersama-sama dengan keluarga? Bagi yang sudah berumah tangga, sudahkah ada kesepakatan di antara suami dan istri? Saling support, saling dukung, saling bantu, saling menguatkan, berjalan beriringan dalam menjalani kehidupan berumah-tangga, bersama-sama bersatu dalam doa, apakah itu sudah kita lakukan atau kita masih berjalan sendiri-sendiri atau jangan-jangan tengah memikirkan perceraian dengan seribu satu macam alasan? Kebersatuan dan kesepakatan di rumah tangga saja akan mampu memberikan pelipatgandaan.
Kalau kita terus membiarkan roh perpecahan menguasai kita, kekuatan kita pun akan lemah sehingga iblis akan dengan mudah memporakporandakan kita. Dan titik serang iblis yang paling potensial saat ini berada pada titik persatuan yang harmonis. Kalau kita tahu itu, maukah kita berkomitmen untuk tetap bersatu, baik bersama keluarga, antara suami-istri-anak, dengan saudara, teman, rekan sepelayanan dan sebagainya? Kekuatan yang timbul dari kesepakatan dan kesatuan di antara dua orang atau lebih, itu akan mampu menghasilkan pelipatgandaan. Saya percaya ketika kita mau mengambil langkah untuk bersepakat, seiring sejalan dalam doa, apapun yang kita minta akan dikabulkan oleh Bapa Surgawi dengan berlipat kali ganda. Tentu sepanjang permintaan itu bukan demi pemuasan kedagingan duniawi, namun karena sesuatu yang benar kita butuhkan.
Kita harus terus melatih diri untuk tidak terbiasa bercerai atau terpecah. Kita harus terus belajar untuk mengalahkan ego dan melihat kepentingan yang lebih besar, terutama hal-hal esensial yang menjadi kebenaran dari Kerajaan Allah. Jadilah bagian tubuh Kristus yang saling melekat, tersambung dan melengkapi satu sama lain, dengan Kristus sebagai kepala. Sebab bayangkan, apabila ada manusia yang bagian tubuhnya terpisah-pisah tidak saling melekat satu sama lain, bukankah itu mengerikan? Maka tetap junjung tinggi persatuan dan hindari perpecahan. Itu dulu, baru kita bisa berharap banyak pada kelangsungan bangsa yang kita cintai ini di masa mendatang. Bukan cuma ngomong karena itu tidak akan efektif, tapi kita harus bisa menjadi teladan yang menunjukkan terang di dalam bangsa yang gelap, bukan sebaliknya malah ikut-ikutan jadi bagian dari gelap. Semoga kita bisa menjadi umat Allah yang terus lebih baik dalam melakukan kebenaran dan semoga bangsa ini semakin jaya.
Hidup harmonis bersatu dan bersepakat dalam nama Yesus menghasilkan pelipatgandaan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment