Thursday, February 4, 2016

Hidup dalam Segala Kelimpahan (2)

(sambungan)

Tuhan tahu kebutuhan kita, dan Dia siap untuk mencukupi kita dengan segala kelimpahan berkatNya. Namun ada yang harus kita lakukan terlebih dahulu, seperti yang dikatakan oleh ayat selanjutnya. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (ay 33). Mencari Kerajaan Allah beserta kebenarannya, artinya mengijinkan Tuhan memerintah atas hidup kita dan menjalani hidup sesuai dengan kehendakNya. Itu artinya kita harus mengasihi, menolong, memberkati orang lain dan melakukan kehendak-kehendak Tuhan lainnya dalam menjalani setiap langkah kehidupan kita.

Berbagai bentuk jebakan iblis lainnya bak pencuri yang bukan hanya ingin mencuri tapi juga membunuh dan membinasakan atau menghancurkan juga harus kita waspadai. Benar, tawarannya terkadang sulit untuk ditolak, kenikmatan yang ditawarkan biasanya begitu menggiurkan sehingga berat untuk dilewatkan. Tetapi ingatlah bahwa itu semua bisa mengarahkan kita kepada kehancuran. Padahal di sisi lain, Tuhan sudah menjanjikan hidup yang menyenangkan dalam kelimpahan. Kalau kita paham akan hal ini, masihkah kita mau menggadaikan tawaran Tuhan demi kenikmatan sesaat?

Adalah keliru apabila kita berpikir bahwa uang bisa memberi rasa aman atau bahkan kebahagiaan yang kekal sifatnya. Adalah salah kalau kita berpikir bisa mendapatkan kebahagiaan dari pemuasan keinginan-keinginan daging. Mengapa? Karena kebahagiaan sejati itu sesungguhnya berasal dari Tuhan. Di saat kita tunduk pada keinginan daging itu artinya kita tengah melakukan sebuah perlawanan kepada Allah. "Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah." (Roma 8:7-8). Kata perseteruan dalam bahasa Inggrisnya dikatakan sebagai "hostile", menunjukkan bagaimana buruknya perseteruan yang kita buat kepada Allah ketika kita mementingkan keinginan daging ini.

Daging kita akan berusaha membuat kita berpikir untuk terus mencari kenikmatan dunia, dan dunia pun menawarkan semuanya itu. Tetapi ingatlah bahwa semua itu tidak berkenan kepada Allah, yang dengan sendirinya membuat kita berpotensi untuk kehilangan kesempatan beroleh kehidupan yang kekal, menyia-nyiakan segala pengorbanan yang telah dilakukan Kristus atas dasar kasihNya yang begitu besar kepada kita. Kepada orang-orang yang melakukan kejahatan di mata Tuhan ini, firman Tuhan berkata: "Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka." (Mazmur 49:15). Jangan sampai ini terjadi pada kita hanya karena tergoda pada kenikmatan sesaat seperti yang cenderung dijanjikan oleh dunia. Tuhan sudah mengatakan: "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7). Kalau Tuhan begitu peduli dan sayang pada kita, kenapa kita rela menggadaikanNya demi kesenangan-kesenangan sesaat yang membinasakan?

Kita bisa mendapatkan kelimpahan lewat berkat Tuhan tanpa harus berlaku curang. Kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang melimpah tanpa harus berkompromi ikut arus terhadap jebakan si jahat. Untuk itu kita harus terlebih dahulu mencari KerajaanNya dan kebenarannya, hidup seturut kehendak Allah. Yesus sudah datang untuk memberi sebuah kehidupan yang berkelimpahan, such life which is enjoyable, to the full, until it overflows. Bersyukurlah untuk itu dan bersikaplah bijak akan hal itu. Terus taat berjalan bersama Tuhan akan membuat kasihNya mengalir dalam hidup kita, dan itu akan membuat kita terpanggil untuk mengalirkan berkat Tuhan agar menjangkau orang lain, sehingga akan semakin banyak orang yang memuji dan memuliakanNya. Ketika kita bersukacita dengan sebuah hidup yang menyenangkan Tuhan dan memberkati sesama, disanalah hidup yang berkelimpahan itu nyata dalam hidup kita. Ketika hidup kita kaya dalam kebenaran, disanalah hidup yang berkelimpahan ada dalam diri kita. Serahkan hidup kita dalam pemeliharaan Tuhan sepenuhnya dan berjalanlah sesuai kehendakNya. Dia tahu betul apa yang kita butuhkan, dan Dia siap memberikannya dalam kelimpahan.

Yesus datang untuk memberi hidup, bukan yang biasa tetapi yang menyenangkan dalam kelimpahan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Sukacita Kedua (3)

 (sambungan) Saya menyadari adanya sukacita kedua saat saya baru saja dihubungi oleh sahabat saya yang sudah melayani sebagai pendeta selama...