Ayat bacaan: Efesus 4:29
================
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."
Namanya lagi gaul sama teman, bahasa yang dipakai pun harus gaul. Tidak apa-apa kalau bahasa gaul itu sopan, masalahnya ada banyak bahasa yang dipakai dalam pergaulan itu kasar dan penuh dengan 'kebun binatang'. Kata-kata kotor beterbangan. Bukan dalam konteks memaki memang, cuma tetap saja kata-kata itu tidak elok dipakai apalagi oleh orang-orang berpendidikan. Di sisi lain ada banyak orang tua 'mengatai' anak-anaknya langsung di muka mereka. "Dasar anak bodoh!", "tolol", dan sebagainya. Mereka mungkin emosi sesaat, tetapi dampak yang ditimbulkan apalagi kalau sering bisa merusak mental si anak. Saya bertemu dengan banyak orang yang mengalami masalah dengan kepercayaan atau gambar diri karena masa kecilnya dirusak oleh kata-kata yang merendahkan dan menjatuhkan mental mereka.
Ada banyak orang yang mengira bahwa soal omongan itu tidaklah penting-penting amat. Di lain pihak ada yang kebingungan untuk memberkati, karena mereka mengira bahwa memberkati orang lain hanyalah lewat mengkotbahi, menumpang tangan di atas kepala orang secara formal sedang dia tidak merasa punya panggilan untuk melayani secara langsung di gereja. Itu pun keliru, karena Alkitab mengatakan bahwa memberkati lewat kata-kata positif yang membangun, kasih karunia Allah pun bisa mengalir kepada orang yang mendengar.
Dalam penelitian, air yang kepadanya diberikan kata-kata atau respon positif ternyata bisa menghasilkan molekul kristal dengan bentuk heksagonal yang indah. Ajaib, kita bilang. Tetapi bagi saya itu menunjukkan kuasa dari perkataan, kekuatan pujian yang terbukti bukan saja memberi pengaruh positif bagi manusia dan mahluk hidup, tapi bahkan air pun bisa mengalami perubahan molekul menjadi indah.
Jika kita mengacu kepada firman Tuhan, mulut punya kuasa, perkataan yang keluar pun punya kuasa. Itulah sebabnya kita diingatkan untuk tidak mengeluarkan kata-kata kutuk dan selalu mengisi segala yang keluar dari mulut kita berupa kata-kata berkat, yang membangun, yang positif dan yang bisa memberi kebaikan bagi orang lain. Seperti apa yang dikatakan Yakobus: "dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi." (Yakobus 3:10).
Selanjutnya mari simak apa yang dipesankan Paulus. "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29). Bukan kata-kata kotor, tapi perkataan baik sudah sepantasnya berada dalam mulut orang percaya, yang kalau diucapkan punya kuasa untuk memberkati orang lain dan mampu membuat yang menerima/mendengarnya beroleh kasih karunia. Jangan sampai kita mengaku anak Tuhan tetapi kita terus memakai mulut hanya untuk mengeluh, bersungut-sungut dan sebagainya. Atau yang lebih parah malah terbiasa memaki, mengutuk ke kiri dan ke kanan, mengeluarkan kata-kata kotor, tidak sopan, tidak pantas dan lain-lain. Kita tidak boleh lupa bahwa firman Tuhan berkata "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Tentu saja ini termasuk kata-kata yang keluar dari mulut kita. Pemazmur berkata "Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu" (Mazmur 34:14), bahkan dalam Amsal ada sebuah ayat yang saya pakai kemarin sebagai ayat bacaan, peringatannya lebih keras: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Ada kuasa hidup dan mati di balik lidah yang harus kita pertanggungjawabkan. Karenanya kita harus berhati-hati dalam memilih kata yang keluar dari mulut kita.
Sadarilah bahwa kata-kata dari mulut kita sesungguhnya bisa menjadi ujung pena Tuhan untuk memberkati orang lain. Orang bisa merasakan kasih karunia Tuhan lewat apa yang kita katakan. Sebaliknya orang bisa menjadi hancur berantakan lewat kata-kata negatif kita pula. Semua itu hendaknya kita ingat agar jangan sampai kita keliru mempergunakan mulut dalam berkata-kata. Apakah kita mengeluarkan kata berkat atau kutuk, semua tergantung dari diri kita. Kita harus benar-benar menjaga jangan sampai kata-kata kita menyakiti orang-orang yang kita sayangi lewat perkataan yang keluar dari mulut kita, termasuk yang mungkin tidak kita sengaja sekalipun. Bayangkan betapa indahnya jika kita bisa membuat hidup orang lebih baik, menghidupkan mereka, membekati mereka dan membuat mereka merasakan kasih karunia lewat diri kita, termasuk perkataan yang kita ucapkan kepada mereka.
Jika molekul air saja bisa terpengaruh lewat perkataan baik yang keluar dari mulut kita, apalagi bagi manusia. Mari kita sama-sama menjaga lidah kita agar tidak mengeluarkan kata-kata yang negatif, kotor dan berisi kutukan. Selalu jaga dengan baik agar setiap perkataan berisi kata-kata membangun yang mampu memberkati orang lain dan memastikan bahwa lewat kata-kata kita, orang lain bisa merasakan kasih karunia Allah.
Be careful with your words. Once they are said, they can only be forgiven not forgotten
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kreasi (1)
Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment