Ayat bacaan: 2 Korintus 3:3
======================
"Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia."
Dalam menjalankan profesi, saya setiap harinya berhubungan dengan banyak orang lewat surat elektronik alias email. Sebuah email bisa menghubungkan kita dengan siapapun di berbagai belahan dunia dengan cepat dan mudah. Klik send atau kirim, maka seketika itu juga surat itu sampai ke yang dituju. Bandingkan dengan surat via pos yang bisa makan waktu berhari-hari untuk bisa diterima oleh orang yang kita tuju. Saya masih sempat merasakan lamanya menanti balasan dengan surat via pos, dan sekarang menikmati betul adanya fasilitas email. Selain kedua bentuk surat ini menghubungkan kita dengan orang lain yang tinggal di tempat berbeda, satu hal yang sama dari keduanya menurut pengamatan saya adalah bahwa keduanya bisa menggambarkan sifat dari penulisnya. Orang yang ramah akan terlihat dari balasannya, orang yang terbiasa formil akan sangat formil dalam membalas. Orang yang suka bercerita emailnya bisa panjang, sebaliknya orang yang efektif emailnya singkat, padat dan jelas. Orang yang cermat biasanya membalas dengan meng-quote email kita sebelum membalas agar tidak ada yang terlewat, orang yang intim akan bercerita lebih jauh dari yang kita tanyakan. Orang yang emosian akan terasa dari caranya membalas surat atau email, orang yang sabar tentu berbeda gayanya. Ada banyak orang yang saya mulai kenal bukan secara langsung melainkan lewat korespondensi email, dan pada saat bertemu saya serasa sudah mengenal mereka dan tahu harus berkomunikasi seperti apa.
Sebuah surat bisa menunjukkan atau menggambarkan pribadi penulisnya. Dalam hal menjadi pengikut Kristus, sudahkah kita sadar bahwa kita pun sesungguhnya merupakan tulisan atau surat tersendiri akan Kristus? Bukan tulisan di atas kertas atau lewat mengetik di keyboard komputer/laptop/netbook/tablet dan gadget atau smart phone yang kita miliki melainkan dari cerminan kehidupan kita, menjadi surat Kristus bagi orang-orang di sekitar kita. Mereka seharusnya bisa mengenal Tuhan yang kita sembah lewat cara hidup kita ditengah masyarakat. Kalau cara hidup kita benar, maka kebenaran Tuhan akan terpancar disana. Tapi sebaliknya jika kita mengaku orang percaya tapi kehidupan kita buruk, maka orang pun akan mencemooh dan mendapat pengenalan yang keliru dari Kristus. Kita seharusnya sadar bahwa kita merupakan surat yang bukan sembarang surat tetapi menjadi surat Kristus yang bisa dibaca orang lain. Dengan kata lain, kita seharusnya bisa menjadi sebuah kesaksian tersendiri mencerminkan figur Kristus yang bisa dilihat oleh orang lain yang bertemu kita dengan jelas.We are an open letter of Christ to the world.
Mari kita lihat ayatnya, yang ditulis oleh Paulus dalam surat yang ditujukan kepada jemaat Korintus. "Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (2 Korintus 3:3). Dikatakan bahwa kita ditulis bukan dengan tinta yang biasa dipakai orang untuk menulis melainkan langsung dengan Roh Allah. Bukan pada loh batu atau kertas tetapi langsung ke dalam hati kita. Jika kita jelek, maka jeleklah yang dibaca orang. Sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus yang benar, maka orang pun akan mampu melihat atau membaca siapa sebenarnya Kristus lewat apa yang tampil dari kita.
Kita perlu merenungkan dan memeriksa apa yang tertulis dalam hati kita hari ini. Seperti apa pribadi Kristus yang dibaca orang lewat diri kita? Agar suratnya tidak keliru, kita harus menjaga hati kita agar yang tercermin tidak bertentangan dengan pribadi Kristus yang telah ditulis oleh Roh Kudus secara langsung.
Menjaga hati menjadi sesuatu yang mutlak bagi kita. Firman Tuhan berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Ayat ini dengan tegas dan nyata menggambarkan bahwa apapun kehidupan yang terpancar dari diri kita hari ini, semua itu berasal dari hati. Dan apa yang tertulis dalam hati kita akan sangat menentukan apa yang dibaca orang lewat diri kita. Sebagai anak Tuhan kita telah dianugerahkan Roh Kudus, dan dalam hati kitalah Dia berdiam. "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (Galatia 4:6).
Sebagai surat Kristus, surat seperti apa yang kita tunjukkan lewat kehidupan kita saat ini? Apakah kita sudah mencerminkan pengenalan yang benar akan Kristus, atau kita bersikap munafik, mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi terus menerus menunjukkan perilaku yang jelek? Apakah kita sudah memperkenalkan bagaimana Yesus yang sebenarnya atau malah kita membuat Yesus menjadi bahan ejekan dan tertawaan orang? Apakah orang menjadi tertarik untuk mengenal Kristus lebih jauh atau malah tambah anti pati? Kita harus menyadari bahwa orang bisa mengenal Yesus lewat diri pengikutNya. Ini adalah hal yang sangat penting untuk kita renungkan, karena orang akan terus mengamati siapa diri kita, dan seperti apa sebenarnya pribadi Yesus yang tertulis lewat kita.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment