Ayat bacaan: Amsal 30:27
========================
"The locusts have no king, yet they go forth all of them by bands"
Ada orang yang geli melihat belalang, tapi jarang sekali ada yang takut. Secara umum, berbagai spesies belelang bukanlah hewan yang perlu ditakutkan karena bukan hewan berbisa, menggigit apalagi buas. Belalang malah kerap dijadikan mangsa oleh hewan-hewan lainnya yang lebih besar. Anak-anak kecil saja bisa menangkap belalang dengan relatif mudah. Mereka hanya melompat-lompat di rumput, atau terbang. Kalau satu-dua ekor memang seperti itu. Tapi sekarang, bayangkan kalau yang datang bukan satu-dua melainkan ratusan atau ribuan ekor, bergerombol ramai-ramai menyerang lahan persawahan. Itu bisa sangat merepotkan dan menakutkan. Kalau sudah ini yang terjadi, hasil tani bisa habis musnah dalam sekejap. Masalahnya, mereka ini memang punya nature yang senang bergerombol dan menyerang beramai-ramai. Bandingkanlah satu-due ekor dengan saat mereka jadi hama berjumlah ratusan atau ribuan. Perbedaannya sungguh nyata. Satu belalang tidak berbahaya, tapi kalau banyak bisa sangat merugikan.
Alkitab pun pernah mencatat bagaimana seramnya serbuan pasukan belalang ini. Itu bisa kita lihat dalam Alkitab pada saat Musa hendak membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Meski sudah diingatkan akan konsekuensinya, Firaun tetap mengeraskan hatinya untuk melepaskan Israel dari perbudakan di negaranya Mesir. Kebandelannya mendatangkan serangkaian tulah menimpa bangsanya. Salah satu dari tulah itu, yaitu tulah ke delapan adalah segerombolan belalang dalam jumlah yang begitu besar. "Datanglah belalang meliputi seluruh tanah Mesir dan hinggap di seluruh daerah Mesir, sangat banyak; sebelum itu tidak pernah ada belalang yang demikian banyaknya dan sesudah itupun tidak akan terjadi lagi yang demikian. Belalang menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya; belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah dan segala buah-buahan pada pohon-pohon yang ditinggalkan oleh hujan es itu, sehingga tidak ada tinggal lagi yang hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir." (Keluaran 10:14-15). Gerombolan belalang bisa begitu mengerikan. Mereka menutup semua daerah Mesir sampai-sampai negeri itu menjadi gelap tertutup belalang. Semua tumbuhan dan tanaman musnah. Bukan cuma pertanian tapi juga semua tumbuhan dan buah-buahan ludes tak bersisa. Dari sebuah negeri yang subur, Mesir berubah menjadi gurun gersang dalam seketika.
Satu belalang itu lemah, tapi dalam jumlah banyak belalang bisa mendatangkan masalah besar. Agur bin Yake melihat hal itu dari sisi lain. "belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur." (Amsal 30:27). Dalam versi Bahasa Inggris Amplified ditulis: "The locusts have no king, yet they go forth all of them by bands". Meski belalang tidak memiliki raja, tetapi lihatlah mereka bisa bersatu dengan kuat dalam sebuah kelompok besar untuk mencapai tujuan yang sama. Ini berbanding terbalik dengan bagaimana sikap manusia yang semakin hari semakin sulit untuk bersatu. Manusia saat ini cenderung justru memperbesar jurang perbedaan dan mengabaikan kesamaan yang bisa membuat kita untuk bersatu. Perbedaan ideologi, kepentingan, kepercayaan, semuanya bisa menjadi alasan yang dianggap valid untuk perpecahan.
Lupakan dulu bersatu antara orang yang berbeda kepercayaan, ideologi atau kepentingan. Di kalangan sendiri saja perpecahan masih terus terjadi. Orang saling curiga satu sama lain, terus bertikai, saling mencemooh dan menghina, merasa paling benar dan merasa berhak untuk menghakimi. Perbedaan dikedepankan, kesamaan disisihkan. Bercerai lebih baik dari bersatu. Betapa sulitnya kita yang seiman untuk bersatu. Padahal, bukankah semua sama-sama beriman kepada Kristus? Hanya karena tata cara peribadatan yang berbeda orang merasa berhak menghujat saudara seimannya sendiri bahkan berani mengatakan sesat. Padahal kita memiliki Raja yang sama, Raja diatas segala raja yaitu Yesus Kristus. Jika belalang yang tidak memiliki raja saja bisa bersatu dan membawa dampak untuk tujuan tertentu, betapa memalukannya kita yang memiliki Raja malah tidak bisa melakukannya. Kalau kita saja tidak bisa, lupakan berharap adanya persatuan yang lebih luas untuk mencapai tatanan hidup damai.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment