Monday, June 13, 2016

Belalang Aja Bisa (2)

(sambungan)

Meskipun Perjanjian Baru banyak memberi penekanan kepada pertumbuhan iman kita secara individu, Tuhan tidak pernah menginginkan kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang eksklusif. Gereja dan umat Tuhan tidak akan pernah bisa menjadi terang dan garam jika keimanannya hanya dibatasi oleh dinding-dinding gereja dan tidak pernah berpikir untuk menjangkau lebih banyak jiwa yang berada di luar dinding itu. Itu sama saja dengan garam yang diam di dalam botol tertutup. Tanpa dipakai, garam tidak akan membawa manfaat atau berfungsi apa-apa. Penulis Ibrani menyampaikan: "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24). Marilah kita 'saling'. Itu bukan terpisah-pisah tapi bersama-sama. Prinsip saling yang positif harus terus kita tumbuh kembangkan, karena kita harus menyadari bahwa manusia pada hakekatnya terbatas dan lemah, sama seperti seekor belalang.

Menghadapi hari-hari yang semakin sukar ini, kita harus lebih menekankan kebersamaan, membangun hubungan kekeluargaan dan persaudaraan erat dengan saudara-saudari kita lainnya. Apa yang diiinginkan Tuhan itu jelas. Kita harus berhenti menjadi pribadi yang eksklusif. Tak peduli berapa seringnya kita berdoa dan membaca Alkitab di rumah, beribadah bersama saudara seiman, menghidupi kehidupan persekutuan yang aktif tetaplah menjadi kebutuhan penting bagi kita. "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (ay 25). Ayat ini jelas mengacu kepada pentingnya kita untuk membangun kehidupan berfellowship, saling dukung, saling bantu, saling menguatkan. Ini adalah hal yang penting untuk dilakukan terlebih ketika hari Tuhan semakin mendekat.

Seperti yang sudah kita baca kemarin, Firman Tuhan berkata: "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Lalu  "Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (ay 12).  Jika anda mengambil sebatang lidi, tentu sangat mudah bagi anda untuk mematahkannya. Tapi saat lidi bersatu menjadi sebuah sapu, menjadi mustahil pula bagi kita untuk bisa mematahkannya. Demikian juga dengan belalang.Belalang jika hanya seekor akan mudah ditangkap, tetapi saat bersatu itu akan menjadi sangat-sangat sulit sekali.

Kalau belalang yang tidak punya raja belalang saja bisa kompak dalam persatuan untuk mencapai satu tujuan bersama, kita seharusnya malu. Kita punya bukan sekedar raja tetapi Raja di atas segala raja. Seharusnya kitalah yang menjadi role model tentang persatuan. Persatuan yang seperti apa yang didoakan Yesus : "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 17:20-21). sesungguhnya bentuk persatuan seperti ini bukan saja akan sangat membantu kita untuk melewati hari-hari yang sulit tetapi juga mampu membawa pengenalan akan Kristus pada dunia sehingga mereka bisa percaya. Seringkali kita terjebak untuk mengandalkan kata-kata untuk memenangkan jiwa, tapi yang kita pertontonkan sama sekali jauh dari cerminan Kristus. Karenanya belajarlah dari belalang. Mereka tidak punya raja, kita punya Raja di atas segala raja. Soal bersatu, seharusnya kita ahlinya, bukan malah sebaliknya.

Belalang saja bisa, masa kita tidak?

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...