Thursday, June 30, 2016

Gideon (1)

Ayat bacaan: Hakim Hakim 7:11
=============================
"..engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu." ("..your hands shall be strengthened to go down against the camp.")

Ada pasukan yang jumlahnya begitu banyak, sebanyak pasir di tepi laut dengan persenjataan lengkap siap menyerang anda. Di posisi anda, setelah dikumpul-kumpul anda bisa membawa 32 ribu prajurit untuk berperang bersama anda. Jumlah itu masih kalah jauh dibanding musuh. Tapi kemudian saat anda hendak maju, jumlah itu dianggap terlalu banyak dan anda diminta mengurangi jumlahnya. Dikurangi, dan terus dikurangi. Dari 32 ribu, menjadi 10 ribu, itupun kata Tuhan masih terlalu banyak. Kurangi lagi hingga akhirnya cuma diijinkan 300 orang. Apa reaksi anda? 300 orang menghadapi pasukan sebanyak pasir di pantai, apa yang bisa diharapkan? Saya kira kalau pakai hitung-hitungan logika, dengan 32 ribu saja pun anda masih harus berpikir panjang untuk maju kecuali terpaksa. Anda mungkin akan memikirkan terlebih dahulu berbagai alternatif atau strategi. Sementara anda diminta maju bukan dengan jumlah itu melainkan jauh lebih kecil. Ketika ini saya tanyakan kepada seorang teman, ia berkata bahwa cuma dua jenis orang yang mau melakukan itu: orang gila atau bosan hidup. Saya tersenyum. Yang ia bilang tidak salah. Tapi bagaimana kalau Tuhan yang minta? Anggaplah ini situasi nyata, apa yang anda pilih? Bergantung pada hitungan logika atau percaya kepada Tuhan?

Kisah dan jumlah prajurit di atas sebenarnya saya ambil dari Alkitab. Ada periode tertentu dalam sejarah bangsa Israel ketika mereka tengah ditindas oleh dua suku sekaligus, suku Midian dan sekutunya Amalek. Orang-orang Midian dan Amalek pada saat itu begitu jahat. Mereka menghancurkan ternak dan tanaman mereka terus menerus sehingga bangsa Israel terpaksa hidup melarat dan hanya mampu bersembunyi di balik gunung-gunung maupun gua-gua. (Hakim Hakim 6:1-6). Tuhan lalu mengutus MalaikatNya untuk menemui seseorang bernama Gideon, menyampaikan kepadanya bahwa Tuhan memilih dirinya untuk mengalahkan orang Midian dan Amalek.(ay 11-12).

Sebelum kita lanjutkan, mari kita lihat terlebih dahulu siapa Gideon itu. Gideon bukanlah seorang panglima perang yang gagah berani. Dia bahkan bukan seorang pemimpin. Gideon justru disebutkan hanyalah seorang yang paling muda di antara kaum keluarganya, dan kaum keluarganya itu justru yang paling kecil diantara suku-suku yang ada. (ay 15). Tapi Tuhan mengatakan bahwa Tuhan sendiri yang akan menyertainya. Dengan serangkaian tanda dari Tuhan, singkat kata kita bisa mengetahui bahwa Gideon akhirnya tidak ragu lagi dan percaya penuh bahwa dirinya memang diutus Tuhan untuk mengalahkan Midian dan Amalek. (ay 17-40).

Namanya harus bersiap-siap berperang, tibalah saatnya untuk mempelajari peta kekuatan lawan. Berapa jumlah lawan yang harus dihadapi? Alkitab mencatat: "Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya." (Hakim Hakim 7:12). Dalam bahasa Inggris jumlah musuh disebutkan "like locusts for multitude", dan jumlah untanya "as the sand on the seashore for multitude". Itu jelas jumlah yang terlalu gila dan mustahil untuk ditaklukkan.

Setelah dihitung-hitung, Gideon berhasil mengumpulkan sebanyak 32.000 orang. Jumlah itu sebenarnya masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasukan Midian dan Amalek. Tapi anehnya, Tuhan malah berseru bahwa itu masih terlalu banyak. Kenapa? Jawabannya: Tuhaningin orang Israel tahu bahwa yang menyelamatkan mereka bukanlah kuat perkasa mereka, bukan tenaga, keahlian berperang, kelengkapan atau jumlah pasukan, melainkan tangan Tuhan. Karena itu mereka tidak membutuhkan jumlah pasukan yang besar. Hal ini disebutkan dalam ayat 2: "Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku." 

Baiklah. Tapi berapa banyak? Jumlah prajurit lalu diperkecil menjadi 10.000, tapi tetap Tuhan bilang masih kebanyakan. (ay 2-4). Dan melalui seleksi unik sesuai perintah Tuhan, jumlah akhir yang disetujui adalah 300 orang saja.(ay 5-7) Gideon dan 300 pasukan, melawan pasukan sebegitu banyak seperti wabah belalang dengan unta sebanyak butiran pasir di tepi laut. Logika kita akan mengatakan bahwa itu mustahil. Tidak masuk akal, no chance. Tapi itu faktanya, dan itulah yang terjadi. Dengan tegas Tuhan meneguhkan Gideon dengan berkata :"..engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu."  (ay 11). Dalam versi Inggrisnya dikatakan: "..your hands shall be strengthened to go down against the camp." Tuhan bilan, tanganmu akan dikuatkan untuk menyerbu perkemahan itu. Mungkin Gideon sebagai manusia bisa saja ragu, tapi imannya membuat ia kemudian memilih untuk taat melakukan tepat seperti kata Tuhan.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...